Pada perhitungan Alat Penukar Kalor ini akan dapt dilihat apakah Alat Penukar Kalor ini layaj dipergunakan dengan membandingkan dari uap faktor pengotoran antara yang dibolehkan/izinkan dengan yang didapat dari perhitungan, maka untuk itu dapat kita lihat dari data-data berikut sebelum melanjutkan perhitungan.
Disini kita menggunakan 2 macam fluida yaitu Cerosine dan Crude Oil, dimana Cerosine disini sebagai fluida yang didinginkan dan Crude Oil sebagai fluida yang mendinginkan, untuk data lebih lengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
v  Berat fluida Cerosine                          : 43.800 lb/h, 420
API
v  Berat fluida Crude Oil                          :
149.000lb/h, 34 API
v  Temperatur masuk Cerosine                : 390 0F
v  Temperatur keluar Cerosine                : 210 0F
v  Temperatur masuk Crude Oil              : 110 0F
v  Temperatur keluar Crude Oil              : 190 0F
v  Diameter dalam Shell (ID)                  : 21,25”
v  Jumlah Tube (Nt)                                : 158
v  Diameter dalam Tube                          : 1”
v  Tebal Tube                                          :
13 BWG
v  
  
  | 
 
v  Susunan Tube                                      : Bujur sangkar dengan 
  jarak antara 1,25”
v  Jumlah Pass tube (n)                           : 4
v  Jarak antara sekat (B)                          : 5”
v  Penurunan tekanan yang diizinkan     : 10 Psi
v  Faktor pengotoran                               : 0,003
Dari data-data diatas maka dapat dihitung :
3.1       Neraca panas
a.       Temperatur rata-rata untuk Cerosine :
  
390 + 210
                                                         
2
Maka diperoleh dari grafik
panas jenis cairan Hydrokarbon dengan Cerosine = 42 0F
b.      Temperatur rata-rata untuk Crude Oil :
  
110 + 190
                                                          2
Dengan Crude Oil = 34 0F
Maka  : C = Panas jenis = 0,5 Btu/lb 0F

Diangram Panas jenis dari cairan Hydrokarbon
 1)      Fluida panas, Cerosine :
     =
43.800 lb/h 
 0,6 Btu / lb0F 
 (390 – 2100F)
     =
4.730.400 Btu / h
2)      Fluida yang dingin, Crude Oil :
     =
149.000 lb / h 
 0,5 Btu / lb0F 
 (190– 1100 F)
     =
4.730.400 Btu / h
3.2       Temperatur
logaritmik rata-rata (LMTD) dan selisih temperature      logaritmik rata-rata yang sebenarnya
T1 = 3900F     
    T2 = 2100 F
t2  = 1900F    
     t1 = 1100 F


Dan untuk menentukan
t sebenarnya, dicari besarnya R dan S sehingga faktor koreksi
temperature Ft diketahui, dengan menggunakan gambar diagram 3.2 akan didapat
harga faktor koreksi temperature Ft.
                                         = 2,25

Diagram R dan S1 Shell
Pass 2 or More Tube Passes
Maka dari grafik diatas didapat Ft = 0,875
Maka :
                             = 126,240F
3.3       Menghitung Tc dan tc
            Dengan
menghitung 
 tc / 
 th maka diperoleh
besarnya dan selanjutnya nilai Fc dengan menggunakan grafik pada gambar diagram
3.3

 Diagram Faktor Fc Temperatur
Kalori
Dari gambar diperoleh, Kc = 0,17 dan Fc = 0,425
Maka :
                        Tc
= Tc + Fc (T1 – T2)
                             = 210 + 0,425 (390 – 210)
                             = 144 0F
Berarti fluida dingin mengalir disebelah Tube
(Crude Oil) yang menjadi panas.
No comments:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.