I.
Pembahasan
Dari uraian teori tentang dokumentasi keperawatan
berbasis computer dapat dipahami bahwa sangat mendukung bagi peningkatan mutu
asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan proses logis untuk membantu
pasien dalam meningkatkan status kesehatannya. Dalam melaksanakan asuhan kepreawatan,
tidak hanya dituntut mampu melaksanakan berbagai tindakan keperawatan baik
mandiri maupun kolaborasi. Selain itu dibutuhkan sebuah pencatatan atas
tindakan yang telah dilakukan oleh seorang perawat.
Dokumen keperawatan sangat diperlukan untuk menjalin
komunikasi antar perawat dan profesi lainnya, meningkatkan kontinyuitas asuhan
keperawatan sehingga terjamin mutu asuhan keperawatan yang baik. Selain sebagai
alat komunikasi, dokumentasi juga dapat dijadikan alat perlindungan hukum bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dokumen tersebut dapat dijadikan
bukti di pengadilan bila ada tuntutan dari masyarakat atas tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
Sistem komputerisasi sangat mendukung dan mampu
meningkatkan kualitas catatan keperawatan. Catatan keperawatan yang baik akan
berdampak pada mutu asuhan yang diberikan. Telah dijelaskan pada bagian teori
bahwa sistem komputerisasi dalam dokumentasi keperawatan sangat efektif dan
efisien.
Penulis berpendapat bahwa keterandalan dalam dokumentasi
mencerminkan klualitas asuhan keperawatan. Artinya dengan menggunakan media
elektronik, perawat dengan mudah meng-akses informasi penting tentang klien,
mengambil keputusan atas informasi tersebut dengan cepat sehingga dapat
membantu klien dalam meningkatkan status kesehatannya. Sistem komputerisasi
dapat menjawab respon waktu yang diberikan oleh perawat. Selama ini terkesan
bahwa perawat lambat dalam merespon keluhan klien dan keluarganya. Contoh kecil
yang dapat penulis berikan yaitu pertanyaan singkat dari klien tentang bagaimana
kondisi penyakit saya dan bagaimana program penyembuhannya. Menanggapi
pertanyaan klien di atas tentunya perawat langsung dapat meresponnya dengan
paparan yang benar. Namun sistem pencatatan dengan kertas, perawat tidak dapat
langsung merespon pertanyaan tersebut. Sehingga jawaban perawat menjadi nanti
tanyakan saja kepada dokter atau nanti saya baca dulu status pasiennya.
Tanggapan tersebut akan berbeda bila menggunakan sistem computer. Setiap
perawat akan dengan mudah meng-akses informasi tentang pasiennya dan dapat
menjelaskan kondisi kesehatan dan program terapi yang harus dijalani oleh
pasien tersebut.
Hal yang menjadi
poin terpenting bagi penulis dalam system komputerisasi dokumentasi keperawatan
adalah membiasakan perawat untuk selalu memasukan data terkini pasien setiap
hari. Kontinyuitas pemasukan data menjadi sangat penting dalam memberikan data
atau informasi yang terkini. Analisis data terkini menjadi mudah dan cepat, apa
lagi system computer telah dilengkapi dengan diagnosa keperawatan, NIC dan NOC.
Sistem ini memadukan teknik analisis data dan langsung memberikan alternative
criteria hasil dan tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien
bersangkutan. Permasalahan yang mungkin timbul yaitu berkaitan dengan alat dan
tenaga perawat sendiri. Pada alat, membutuhkan biaya tinggi untuk membangun
jejaring system komputerisasi yang dapat mencakup semua aspek pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Permasalahan
tenaga yaitu kemampuan tenaga keperawatan yang ada. Dibutuhkan
keterampilan khusus untuk memasukan data kedalam aplikasi computer sehingga
dapat menghasilkan kualitas dokumen keperawatan yang baik. Bila data yang
dimasukan salah maka yang keluar hanya keputusan yang salah dan ini akan
mempengaruhi asuhan keperawatan pasien. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan
bagi tenaga perawat sehingga dapat melakukan pemasukan data dengan tepat dan
menganalisis hasil keluaran komputer berkaitan dengan status pasien.
Penulis berpendapat bahwa aplikasi komputerisasi dalam
dokumentasi kerpawatan dapat memunculkan isu baru bagi perawat itu sendiri. Isu
tersebut diantaranya :
1.
Sikap
Aplikasi komputerisasi dalam dokumentasi keperawatan
tentunya akan memunculkan berbagai sikap dari perawat sebagai pelaku
dokumentasi. Sikap tersebut akan mewarnai keberhasilan aplikasi tersebut. Sikap
perawat demikian mungkin muncul akibat perubahan yang memerlukan perhatian dan keterampilan
khusus untuk mengoperasikan komputer.
2.
Tekanan waktu
Tekanan waktu disini dimaksudkan bahwa perawat akan
mengalami tekanan waktu selama bekerja di ruangan. Tekanan tersebut muncul
sebagai efek dari sikap perawat yang negatif dari aplikasi komputerisasi
tersebut. Ada beberapa perawat yang merasa hal tersebut sungguh berat dan
merasa tertekan menghadapi pekerjaan dokumentasi keperawatan.
3.
Kepercayaan diri
Perasaan percaya diri perawat akan meningkat saat
perawat tersebut berhasil melakukan aplikasi komputerisasi dalam dokumentasi
keperawatan. Perawat akan merasa memiliki kemampuan lebih dari yang lain,
karena penguasaan teknologi dikaitkan dengan tingginya kemampuan sumber daya
manusia.
4.
Pelatihan
Perubahan dalam dokumentasi ke sistem komputerisasi
memelukan keterampilan khusus sehingga diperlukan sebuah pelatihan untuk dapat
mengoperasikannya. Sikap negatif, tekanan waktu dan kurang percaya diri akan
dapat dikurangi dengan melakukan pelatihan secara berkala dan berkesinambungan
tentang informasi teknologi. Pelatihan ini tentunya harus dibentuk menjadi
pelatihan orang dewasa sehingga tidak memunculkan masalah baru bagi perawat.
No comments:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.