Thursday, March 21, 2013

INFUS



Infus
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 900C selama 15 menit.
Cara pembuatan :
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terthitung mulai suhu mencapai 900C sambil sekali-sekali di aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus :
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya ekstrak air
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain
    - untuk menambah kelarutan
    - untuk menambah kestabilan
    - untuk menghilangkan zat-zat yang menyebabkan efek lain (Depkes RI, 1979).

Demam
Demam adalah naiknya suhu tubuh di atas batas normal. Batas normal untuk temperatur tubuh bervariasi sesuai dengan usia anak, metode pengukuran dan waktu pengukuran dilakukan.Temperatur rektal lebih tinggi dari pada 37,8 0C (100 0F) pada bayi baru lahir atau 37,8 0C (100,4 0F) pada bayi lebih besar menunjukkan demam seperti temperatur oral 37,8 0C pada anak-anak yang lebih besar. Karena temperatur rektal paling konsisten menunjukkan temperatur inti tubuh, maka temperatur rektal adalah temperatur yang dimaksud. Penyebab lazim dan signifikan dari demam pada anak terdapat dibawah ini :
-          Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), infeksi virus.
-          Infeksi saluran pernafasan bawah
-          Bakteremia.
-          Infeksi saluran kemih ( Mark, 2001).
Demam terjadi karena perubahan pusat pengatur panas hipotalamus mengalami gangguan. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan jika terjadi perubahan suhu lingkungan, karena adanya keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan khususnya otot dan hati dengan panas yang hilang. Peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologi diawali pengelepasan suatu zat pirogen endogen atau sitoksin seperti interleukin-1 (iL-1) yang memacu pengelepasan prostaglandin yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus (Ganiswara,1995).
  
Antipiretik
Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Pada keadaan normal obat ini tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap efek ini. Antipiretika bekerja mempengaruhi pusat pengatur panas sehingga pembentukan panas yang tinggi akan dihambat dengan cara memperbesar pengeluaran panas yaitu dengan menambah aliran darah perifer dan memperbanyak pengeluaran keringat. Antipiretik biasanya digolongkan ke dalam obat analgetik-antipiretika. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok heterogen bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia namun mamiliki persamaan efek terapi dan efek samping yaitu berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (Ganiswara,1995).
Obat-obat analgetika-antipiretika dapat dikelompokkan atas :

1.        Analgetik Narkotik (Golongan Opiod)
Menurut sumbernya analgetik opiod dibedakan atas :
a.       Golongan morfin dan alkaloid alami, misalnya ; morfin, kodein, tebain dan papaverin.
b.      Golongan semisintetik, misalnya ; heroin, dihidromorfin dan metil dihidromorfin.
c.        Golongan sintetik, golongan ini terbagi dua :
i.                    Turunan fenilheptil amin, misalnya : metadon dan propoksifen.    
ii.                  Turunan fenilpiperidin, misalnya : meferidin, pentanil dan
      difenoksilat.
d.      Golongan antagonis, misalnya : naloksan dan nalorfin.

2.      Analgetik Non Narkotik (Golongan Non Opiod)
Terbagi atas beberapa golongan yaitu :
a.       Turunan asam salisilat misalnya : aspirin, salisilamid, dan diflunisal.
b.      Turunan para-aminofenol, misalnya : parasetamol.
c.       Turunan indol asam asetat, misalnya : indometasin, sulindak dan etodolak.
d.      Turunan asam heteroanyl asetat, misalnya : tolmetin, diklofenak dan ketorolak.
e.       Turunan asam arylpropionat, misalnya : ibuprofen, naproxen, flubioprofen, ketoprofen.
f.       Turunan asam antranilat, misalnya : asam mefenamat, asam meklofenamat.
g.      Turunan asam enolat, misalnya : oksikam-oksikam ( pirosikam dan retoksikam).
h.      Alkanon, misalnya : nabumeton ( Goodman dan Gilman, 2007).

No comments:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.