Friday, March 22, 2013

Biografi Quraish Shihab


Biografi Quraish Shihab
            Lahir pada tanggal 16 April 1944 di Rappang Sulawesi Selatan. Beliau menyelesaikan sekolah dasarnya di kota Ujung Pandang, kemudian melanjutkan sekolah menengahnya di kota Malang sambil belajar Agama di pesantren Daar Al-Hadis Al-Fiqhiyah. Pada tahun 1958, ketika berusia 14 tahun ia berangkat ke Kairo, Mesir untuk melanjutkan studinya dan diterima kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. M. Quraish Shihab mengambil jurusan Tafsir dan Hadis, Fakultas Ushuluddin hingga menyelesaikan Lc, pada tahun 1967 kemudian melanjutkan studinya di jurusan dan Universitas yang sama pada tahun 1969 dengan gelar M.A
Pada tahun 1980 M.Quraish Shihab kembali ke Mesir untuk meneruskan studinya di program Pasca Sarjana Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis, Universitas Al-Azhar, hanya dalam waktu dua tahun (1982) ia menyelesaikannya dengan gelar DR.
Pengabdiannya di bidang pendidikan mengantarkannya menjadi rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1992-1998. kiprahnya tak terbatas di lapangana akademis, beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) pusat, 1985-1998, dan anggota MPR-RI 1982-1987 dan 1987-2002 dan pada tahun 1998 dipercaya menjadi Menteri Agama RI, beliau juga dikenal sebagai penulis yang sangat produktif dengan munculnya berbagai buku karangan beliau.

Karya-Karya Quraish Shihab
            Beberapa judul buku yang merupakan karangan Prof. DR. H. M. Quraish Shihab sebagai berikut 
-          Lentera Hati
-          Mukjizat Al-Qur’an
-          Membumikan Al-Qur’an
-          Secercah Cahaya Hati
-          Wawasan Al-Qur’an
-          Anda Bertanya Quraish Shihab menjawab
-          Fatwa Quraish Shihab
-          Sahur Bers ama M. Quraish Shihab
-          Haji bersama M. Quraish Shihab
-          Tafsir Al- Manar
-          Mahkota Tuntutan Ilahi
-          Tafsir Al- Misbah
Masih banyak lagi tulisan-tulisan dari hasil karya pemikiran Quraish Shihab yang tidak penulis sebutkan secara keseluruhan karena mempunyai judul yang sama dan pembahasan yang sama hanya berbeda tahun terbit dan sedikit perubahan redaksi dan isi. Karena penulis menganggap bahwa itu adalah merupakan tugas dari pembedah buku.

Pendidikan Agama Islam Menurut Quraish Shihab
            Pendidikan Agama Islam adalah upaya transformasi ilmu, nilai, keterampilan, kultur, adab kebiasaan yang berlandaskan Al-Qur’an dari pendidik kepada terdidik untuk membawanya ke tingkat kesempurnaan (insan kamil). Pada usaha pentransferan itu sendirilah letaknya hakikat pendidikan.
Al-Qur’an meletakkan manusia  sebagai makhluk mulia dan memiliki keistimewaan dari makhluk lain. Kedudukan yang mulia itu dapat dilihat pada berbagai ayat Al-Qur’an. Salah satu di antaranya adalah penegasan sebagai khalifah Allah di bumi dalam surat Al-Baqarah (2) : 30


Artinya :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Agar manusia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah secara maksimal sudah semestinya manusia memiliki potensi-potensi yang menopang untuk terujudnya jabatan khalifah tersebut. Potensi tersebut meliputi potensi jasmani dan rohani.
            Potensi jasmani adalah meliputi organ jasmaniah manusia yang berujud nyata. Sedangkan potensi rohaniah terdiri dari fitrah, ruh, kemauan bebas dan akal.
            Sedangkan As-Syaibanimenyatakan bahwa manusia itu memiliki potensi yang meliputi badan, akal dan ruh. Ketiganya persis seperti segi tiga yang sama panjang sisinya. Selain dari Al-Qur’an menjelaskan juga tentang potensi rohaniah lainnya, yakni qolbu, fuad, nafs.
            Pendidikan Agama Islam menurut Quraish Shihab merupakan pendidikan akal dan jiwa dimana akal menghasilkan ilmu dan pembinaan jiwanya yang merupakan kesucian dan etika. Pendidikan Agama Islam terutama bagi penganut agama itu sendiri merupakan hal terpenting dalam membangun karakter dan sumber daya manusia yang handal menuju insan Qurani.
            Hal ini yang sering kita temukan dalam ceramah Quraish Shihab, di samping itu beliau juga sering mengutarakan bahwa Pendidikan agama sangat berpengaruh terhadap kualitas pembangunan nasional yang membawa keadilan bagi masyarakat.
            Lebih lanjut Quraish Shihab berpendapat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia. Keberhasilan pembangunan nasional di segala bidang ini sangat ditentukan oleh manusianya yaitu manusia yang bertaqwa, berkpribadian, jujur, ikhlas, berdedikasi tinggi serta mempunyai kesadaran, bertanggung jawab terhadap masa depan.
            Konsep pendidikan menurut Quraish Shihab berdasarkan perpektif Al-Qur’an tidak sama dengan konsep pendidikan di timur dan di barat. Konsep yang digunakan oleh Al-Qur’an lebih komprehensif dan universal di mana ajaran-ajarannya tidak deskriminatif, akan tetapi lebih kepada penyesuain zaman dan waktu dan tempat dimana masyarakat berada dengan tidak mengenyampingkan esensial dari ajaran Al-Qur’an itu sendiri.
            Al-Qur’an juga menggunakan metode pembiasaan dalam menanamkan ajarannya kepada umat manusia, di mana dengan pembiasaan tersebut yang pada akhirnya melahirkan kebiasaan dalam rangka memantapkan pelaksanaan materi-materi ajarannya, pembiasaan tersebut menyangkut pembiasaan dari segi pasif hanyalah dalam hal-hal yang berhubungan dengan akidah dan etika. Sedangkan hal yang bersifat aktif atau menuntut pelaksanaan ditemui pembiasaan tersebut secara mernyeluruh.
Sejak awal kemunculan Islam telah menunjukkan betapa ajaran Islam itu membawa kepada peradaban. Hakikatnya dapat dilihat dari kesatuan yang utuh antara hubungan manusia dengan Khaliqnya (Allah), sesama manusia dan alam. Keseimbangan terhadap ketiga hubungan tersebut berimplikasi kepada terwujudnya masyarakat madani.
            Inti dari masyarakat madani yang dibangun oleh Rasulullah terletak pada keseimbangan hubungan manusia dengan ketiga aspek tersebut. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Allah melahirkan kesadaran religius yang tinggi serta menginsapi secara mendalam tentang hakikat hidup serta tujuan akhir dari hidup manusia yang semua akan berdampak terhadap prilakunya di permukaan bumi ini.
            Hubungan manusia dengan sesama manusia akan meletakkan manusia pada posisi yang sebenarnya dan melahirkan sikap egalitarian, demokratis, adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
            Hubungannya dengan alam semesta menempatkannya sebagai khalifah Allah di bumi, di mana seluruh alam raya ini diamanahkan kepada dirinya untuk diolah, diambil manfaatnya, dipelihara, dan dilestasrikan dengan tujuan untuk kemaslahatan dan kemakmuran umat manusia. Untuk memerankan fungsi manusia sebagai khalifah, maka diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Berkenaan dengan itu maka peran pendidikan sangat dominan untuk meujudkan masyarakat madani, sebab masyarakat madani tersebut sarat dengan nilai-nilai baik dan nilai transcendental, etis maupun rasional. Semua nilai itu ditransferkan dari pendidik kepada terdidik. Pembentukan masyarakat madani akan terancam apabila terdapat dua hal yaitu : pertama, mandeknya pendidikan dan kedua, materi pendidikan yang ditransferkan tidak sesuai dengan hakikat Pendidikan Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an.
            Sumber Daya manusia semakin santer di perbincangkan. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi suatu bangsa di mana semakin dibutuhkantenaga-tenaga yang berkualitas baik pada tingkat konsepsional maupun operasional.
            Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan menempati posisi sentral dalam pembangunan. Manusia sebagai subjek pembangunan dituntut untuk memiliki kualitas prima dalam segala hal baik kondisi fisik maupun non fisik. Untuk tercapainya manusia yang berkualitas prima tersebut, maka perlu dirancang upaya-upaya ke arah dimaksud.
            Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengantisipasi persoalan sumber daya manusia adalah dengan menyiapkan seperangkat peraturan mengenai pendidikan.
            Di pandang dari sudut sosio  kultural bangsa Indonesia yang religius perlu kiranya diperbincangkan peran agama dalam pembangunan sumber daya manusia. Hampir seluruh sektor pembangunan di tanah air kita ini tidak bisa dipisahkan dari agama. Telah banyak upaya pembangunan yang berhasil dilakukan lewat bahasa agama. Berkaitan dengan itu ada baiknya dilihat pula bagaimana konsep agama dalam pembangunan sumber daya manusia.
            Hakikat pembangunan sumber daya manusia adalah bertujuan umtuk meningkatkan kualitas manusia dalam segala hal. Dengan meningkatkan kualitas manusia maka pencepatan pembangunan akan terwujud. Sejarah membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas memiliki keunggulan dalam pembangunan, walaupun mereka memiliki kekuranga dalam sumber daya alam.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com