Friday, March 22, 2013

Hakikat Pendidikan Agama Islam Menurut Quraish Shihab


Hakikat Pendidikan Agama Islam Menurut Quraish Shihab
            Memahami Pendidikan Agama Islam berarti harus menganalisis secara pedagosis suatu aspek utama dari misi agama yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad, SAW, 14 abad yang lalu. Al-Qur’an sebagai petunjuk Ilahi mengarahkan manusia menjadi seorang mukmin, muslim, muhsin dan muttaqin melalui proses tahap demi tahap.
            Pendidikan Agama Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta. Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat dalam bathin manusia, yakni akal, qalbu, nafsu, ruh.
            Semua potensi ini ada pada bathin manusia sejak manusia itu lahir dan menyatu dalam  diri pribadi manusia. Atas dasar demikianlah apabila dikaitkan hakikat pendidikan yang berperan untuk mengembangkan potensi manusia maka sudah pada tempatnya seluruh potensi manusia itu dikembangkan semaksimal mungkin.
            Melihat dari potensi manusia tersebut maka paling tidak ada beberapa aspek pendidikan yang perlu dididikkan kepada manusia yaitu aspek pendidikan ke-Tuhanan dan akhlak, pendidikan, akal dan ilmu pengetahuan, pendidikan kejasmaniahan, kemasyarakatan, kejiwaan, keindahan dan keterampilan. Kesemuanya diaplikasikan secara seimbang.
            Keseimbangan itu dipandang sebagai perujudan dari fungsi manusia di bumi sebagai khalifah Allah dan sebagai ‘abd. Keseimbangan antara kehidupan dunia dan ukhrawi, kehidupan jasmani dan rohani, dan kehidupan individu dan sosial. Fungsi kekhalifahan sebagai perujudan dari peran manusia di bumi ini untuk mengolah dan memanfaatkan alam semesta untuk kemaslahatan mereka. Sedangkan fungsi ‘abd adalah penghambaan dan kepatuhan serta penyerahan diri kepada Allah SWT.
            Islam sebagai ajaran yang mengandung sistem nilai dimana proses pendidikan Agama Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan pilosofis dari pemikir-pemikir pedagosis muslim, maka sistem nilai itu kemudian dijadikan dasar pembangunan (struktur) Pendidikan Agama Islam yang memiliki daya fleksibilitas normatif menurut kebutuhan dan kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu.
            Keadaan demikian dapat kita saksikan di negara-negara dimana Islam dikembangkan melalui berbagai kelembagaan formal dan non formal kecendrungan itu sesuai dengan sifat yang dinyatakan dalam suatu ungkapan “Islam adalah agama yang sesuai dengan waktu dan tempat”.
            Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhannya dan perkembangannya.
            Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “mencari makan” (Opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam, maka harus berproses melalui sistem kependidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.
            Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada keimanan atau keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak, (moralitas) dan pegalamannya. Dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional Pendidikan Agama Islam.
            Dalam strategi Pendidikan Agama Islam keempat potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan yaitu manusia dewasa yang mukmin atau muslim, muhsin dan mukhlisin muttaqin.
            Sebahagian ulama ada yang merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam yang didasarkan atas cita-cita hidup umat Islam yang menginginkan kehidupan duniawi dan ukhrawi yang bahagia secara harmonis, maka tujuan Pendidikan Agama Islam secara teoritis dibagikan menjadi dua :

1. Tujuan Keagamaan (Al-Ghardud Diny)
            Setiap orang Islam pada hakikatnya adalah insan  agama yang bercita-cita, berpikir, beramal untuk hidup akhiratnya, berdasarkan atas petunjuk dari wahyu Allah melalui Rasulullah, kecendrungan hidup keagamaan ini merupakan ruh agama yang benar berkembangnya dipimpin oleh ajaran Islam yang murni, bersumber pada kitab suci yang menjelaskan serta menerangkan tentang perkara benar (haq), tentang tugas kewajiban manusia untuk mengikuti yang benar.
            Menjauhi yang bathil dan sesat atau mungkar yang semuanya telah diwujudkan dalam syariat agama yang berdasarkan nilai-nilai mutlaq dan norma-normanya telah ditetapkan oleh Allah yang tidak berubah-ubah menurut selera nafsu manusia.
            Tujuan Pendidikan Agama Islam penuh dengan nilai rohaniah Islam dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup di akhirat. Tujuan ini dipokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam melalui proses pendidikan spiritual manuju makrifat kepada Allah SWT.

2. Tujuan Keduniaan (Ghardud Duniawi)
            Tujuan ini lebih mengutamakan kepada upaya untuk mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya. Tujuan pendidikan jenis ini dapat dibedakan menjadi bermacam-mcam tujuan, misalnya tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme, hanya menitik beratkan pada suatu kemanfaatan hidup manusia di dunia dan dimana ukurannya sangat relatif, bergantung kepada kebudayaan atau peradaban manusia, nilai-nilai kehidupan didasarkan atas kecendrungan hidup sosial budaya yang berbeda-beda menurut tempat dan waktu.
            Tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme ini selalu berubah-ubah menurut tuntutan waktu dan tempat di mana manusia berpacu mecapai kepuasan hidupnya.
            Tujuan pendidikan menurut tuntutan hidup ilmu dan teknologi modern seperti masa kini dan akan datang meletakkan nilai-nilainya pada kemampuan menciptakan kemajuan hidup manusia berdasarkan ilmu dan teknologi, tanpa memperhatikan nilai-nilai rohaniah dan keagamaan yang berada di balik kemajuan ilmu dan teknologi.
            Tujuan pendidikan semacam ini adalah gersang dari nilai-nilai kemanusiaan dan agama, sehingga terjadilah suatu bentuk kemajuan hidup manusia yang lebih mementingkan hidup materialistis dan atheistis, karena faktor manusia merupakan hasil dari proses pendidikan ini.
            Tujuan Pendidikan Agama Islam jika diarahkan kepada uapaya menjadikan umat manusia dengan ilmu dan teknologi modern, tidaklah sama dengan tujuan pendidikan pragmatis dan teknologis di atas, melainkan lebih megutamakan pada upaya meningkatkan kemampuan berilmu pengetahuan dan berteknologi manusia dengan iman dan taqwa kepada Allah sebagai pengendalinya.
            Nilai iman dan taqwa tidak lepas dari manusia yang beriptek, sehingga menjadi manusia muslim. Dari hasil proses Pendidikan Agama Islam agar berwujud sosok manusia. Sedangkan keberhasilan pelaksanaannya didasarkan atas petunjuk Allah dan melalui ikhtiar yang sungguh-sungguh. Tujuan tersebut harus mengandung ciri khas Islam. Yaitu merealisasikan keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat. Kedua ilmu duniawi dan ukhrawi menjadi sasarannya.
            Menurut pandangan Islam pada hakikatnya kehidupan duniawi mengandung nilai ukhrawi karena dengan mengamalkan ilmu dan teknoogi manusia mampu berbuat lebih banyak atas amal-amal kebajikan di dunia dibanding dengan orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan dan teknologi. Amal baik itulah yang kemudian menjadi faktor penentu bagi hidup di akhirat.
            Merumuskan tujuan Pendidikan Agama Islam secara filosofis yang ideal seharusnya menetapkan rumusan konsepsional yang bersifat komprehensif dan logis dalam bentuk yang padat dan meliputi seluruh Aspek kehidupan manusia yang diciptakan oleh Islam.
            Dengan membedakan rumusan tujuan keagamaan dan kerduniaan di atas tampak antara cita-cita kehidupan duniawi dan ukhrawi merupakan suatu kesatuaan yang tak dapat dipisahkan.
            Salah satu krisis yang sedang melanda bangsa kita adalah krisis akhlak. Krisis itu telah melanda hampir seluruh lapisan masyarakat. Penanganan yang serius terhadap krisis ini nmpaknya belum ada yang sungguh-sungguh. Di satu sisi akhlak itu disanjung-sanjung dan ditempatkan pada tempat yang ideal. Misalnya dicantumkan dalam tujuan pendidikan nasional untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. Tetapi dalam prakteknya akhlak terabaikan. Ada sikap mendua terhadap pendidikan Agama Islam.
            Hal ini membuat pendidikan agama itu tidak berdaya dan tidak begitu kompetitif dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul. Ada beberapa persoalan mendasar yang menyebabkan pendidikan agama itu kurang berdaya.
            Pertama, kurang terkoordinirnya pelaksanaan pendidikan di sekolah antara orang tua, guru dan pimpinan sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Pendidikan agama di sekolah itu seolah-olah hanya bulat-bulat diserahkan kepada guru agama.
            Kedua, masih adanya anggapan bahwa pendidikan agama itu kurang penting bila dibandingkan dengan pendidikan lainnya. Anggapan ini berimplikasi banyak terhadap pelaksanaan pendidikan agama di sekolah. Keadaan yang seperti inilah yang penulis maksudkan di atas adanya sikap mendua tersebut. Di satu sisi  (dalam konsep dan teori) pendidikan agama dan akhlak mulia sangat dipentingkan, tetapi ketika pelaksanaannya di lapangan kelihatan betul seolah-olah kurang mendapat perhatian serius.
            Ketiga, permasalahan pokok yang ada di sekitar faktor pendidikan yang bersifat inter yang berada pada peserta didik, pendidikan, kurikulum sarana dan fasilitas, metode dan evaluasi.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com