Wednesday, March 13, 2013

Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Imajinasi


 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Imajinasi
 1.        Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan pada siswa bahwa mata pelajaran ini menuntut kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat membantu upaya mereka.
2.         Perintahkan siswa untuk menutup mata. Perkenalkan latihan relaksasi yang akan membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dari benak siswa.
3.          Lakukan latihan pemanasan untuk membuka pikiran mereka. Perintahkan siswa, menutup mata mereka, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat dan apa yang terdengar, Ketika siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan) berikanlah sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-saranya meliputi:
v  Pengalaman masa depan
v  Suasana yang asing
v  Persoalan untuk dipecahkan
v  Sebuah pekerjaan yang menanti untuk dikerjakan
4.        Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara reguler agar siswa dapat membangun imaji visual mereka sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera.
5.               Akhiri pengarahan imaji dan intruksikan siswa untuk mengingat imaji mereka. Akhiri pelatihan itu dengan perlahan.
6.              Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman imaji mereka. Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk menuliskan apa yang mereka imajinasikan.

Kelebihan Strategi Pembelajaran Imajinasi
Silberman (2009:13-14) mengungkapkan beberapa kelebihan strategi imajinasi yang akan dijelaskan dalam pemaparan berikut:
1.      Menjadikan Siswa Aktif Sejak Awal
a.       Membantu tim: Membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerja dan saling ketergantungan.
b.      Membantu proses belajar secara langsung sehingga menimbulkan minat awal terhadap pelajaran.
2.      Membantu Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap secara aktif
a.       Proses belajar satu kelas penuh: Pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulus semua siswa.
b.      Diskusi kelas : Dialog dan debat tentang persoalan–persoalan utama.
3.      Menjadikan Belajar Tak Terlupakan
a.       Dapat meningkatkan dan mengikhtisarkan  apa yang dipelajari dapat mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan keterampilan atau sikap.
b.      Dapat menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah belajar terakhir.
c.       Dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang dihadapi siswa.

Kelemahan Strategi Pembelajaran Imajinasi
            Selain memiliki kelebihan, strategi pembelajaran imajinasi juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1.      Strategi imajinasi hanya menjadi kumpulan kegembiraan dan permainan semata atau hanya sekedar bersenang-senang.
2.      Strategi imajinasi hanya berfokus pada aktivitas itu sendiri sampai-sampai siswa tidak memahami apa yang mereka pelajari.
3.      Banyaknya waktu yang dihabiskan dalam strategi pembelajaran imajinasi

2.1.1.      Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori
Adapun strategi pembelajaran ekspositori adalah kegiatan pembelajaran, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh siswa dari apa yang diajarkan guru dan siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru.
Strategi ekspositori dalam Strategi Belajar Mengajar oleh Sudjana dikatakan bahwa :
Pendekatan ini bertolak dari pendekatan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran dikontrol dan ditemukan guru atau pengajar. Hakikat mengajar menurut Sudjana pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru.
            Menurut pandangan ekspositori, guru yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penutup secara lisan yang dikenal dengan istilah kuliah/ceramah. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang diberikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang terjadi dalam pengajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori adalah komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Maksud guru berperan sebagai penerima aksi. Guru yang aktif dan siswa yang pasif. Situasi ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.
            Jenis komunikasi yang digunakan pada waktu mengajar turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Situasi komunikasi satu arah, menetapkan guru dalam kedudukan serba menentukan sehingga bisa menimbulkan sikap otoriter, sebaliknya siswa cendrung menjadi objek belajar bukan subjek belajar, siswa pasif dan tidak kreatif.

No comments:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.