Evolusi
pertumbuhan dan perkembangan manusia
Evolusi
secara umum adalah serentetan perubahan kecil secara pelan-pelan, kumulatif,
terjadi dengan sendirinya, dan memerlukan waktu lama. Sedangkan evolusi dalam
masyarakat adalah serentetan perubahan yang terjadi karena usaha-usaha
masyarakat tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan
kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Perspektif
evolusioner adalah perspektif teoretis paling awal dalam sosiologi. Perspektif
evolusioner pada umumnya berdasarkan pada karya August Comte (1798-1857) dan
Herbert Spencer (1820-1903).
Spencer
memandang evolusi sosial sebagai serangkaian tingkatan yang harus dilalui oleh
semua masyarakat yang bergerak dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang
lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen. Semua teori
evolusioner menilai bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui
oleh semua masyarakat. Perubahan sosial ditentukan dari dalam (endogen).
Evolusi terjadi pada tingkat organis, anorganis, dan superorganis.
Evolusi
pada sosiologi mempunyai arti optimis yaitu tumbuh menuju keadaan yang
sempurna, kemajuan, perbaikan, kemudahan untuk perbaikan hidupnya.
Pandangan-pandangan sosiologi Spencer sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan
ilmu biologi, terutama beberapa ahli biologi berikut ini dan pandangannya:
1.
Pelajaran tentang sifat keturunan (descension) Lamarck (1909).
2.
Teori seleksi dari Darwin (1859).
3.
Teori tentang penemuan sel.
Sedangkan teori tentang
evolusi dapat dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu:
1.
Unilinear theories of evolution.
2.
Universal theory of evolution..
3. Multilined
theories of evolution
Ada dua macam evolusi yaitu: mikroevolusi dan makroevolusi. Perubahan di dalam
populasi, yang hanya berupa perubahan frekuensi , disebut mikroevolusi.
Perubahan yang lebih besar, misalnya yang menyebabkan terbentuknya spesies
baru, disebut makroevolusi. Sebagian evolusionis berpendapat bahwa makroevolusi
hanyalah kumpulan mikroevolusi. Sebagian lagi berpendapat bahwa mekanisme
makroevolusi berbeda dari perubahan mikroevolusi.
Dalam hal ini Comte membedakan tiga
tahap evolusi dalam caranya manusia berpikir, demikian pula dengan Spencer yang
membedakan empat tahap dalam proses penggabungan materi. Antara lain :
1. Tahap
Penggandaan atau Pertambahan
Maksudnya adalah baik tiap-tiap makhluk individual maupun
tiap-tiap orde sosialdalam keseluruhannya selalu bertumbuh atau bertambah.
Contohnya, anak yang berbadan kecil menjadi besar, kelompok kecil menjadi
organisasi besar, desa menjadi kota, suku bangsa menjadi bangsa, dan
seterusnya.
2. Tahap
Kompleksifikasi
Merupakan salah satu akibat proses
pertambahan adalah makin rumitnya struktur organisme yang bersangkutan.
Contohnya, kita dapat membandingkan struktur protoplasma yang masih sangat
sederhana dengan struktur otak manusia yang paling rumit, contoh lainnya adalah
badan-badan sosial juga memperlihatkan keadaan yang sama dimana memiliki
struktur keorganisasian mereka yang makin lama makin komplek(misal, susah bagi
orang biasa mengenal struktur negara modern).
3. Tahap
Pembagian atau Diferensiasi
Maksudnya adalah baik evolusi badan
maupun evolusi sosial menonjolkan pembagian tugas atau fungsi yang semakin
berbeda-beda. Contohnya, perbedaan antara kesatuan-kesatuan semakin lama
semakin mencolok., sel-sel yang membentuk kulit bersifat keras, sedangkan
sel-sel yang membentuk organ-organ di dalam tubuh bersifat halus. Ini juga
terjadi dalam masyarakat misalnya saja dalam pembagian kerja menghasilkan
pelapisan social atau stratifikasi. Masyarakat menjadi terbagi ke dalam
kelas-kelas social.
4 . Tahap Pengintegrasian
Mengingat bahwa proses diferensiasi
dapat mengakibatkan bahaya perpecahan, maka kecenderungan negative ini perlu
dibendung dan diimbangi oleh proses yang mempersatukan. Pengintegrasian ini
juga merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat alami dan spontan
otomatis.
Selain konsep-konsep dari Comte dan
Spencer, Darwin dan konsep-konsepnya juga berpengaruh
atas Darwinisme Sosial, antara lain :
1. Ia membuktikan bahwa pada permulaan
bumi segala makhluk organis tidak
dengan serentak dijadikan menurut jenis mereka masing-masing. Terjadinya macam-macam jenis
yang tak terbilang banyaknya telah berlangsung
dalam peredaran waktu yang ratusan juta tahun lamanya ini adalah dari hasil proses-proses adaptasi, perubahan, dan
evolusi.
2. Perubahan
dan evolusi ini tidak terjadi dengan mengarah kepada suatu tujuan yang telah dirancangkan dan ditetapkan sejak
permulaan. Kondisi- kondisi
lingkungan dan faktor-faktor kebetulan material telah menetukan arah evolusidan hasil yang
dicapainya.
3. Ada empat cara atau konsep
yang dipakai untuk menggambarkan proses evolusi, antara lain :
a. Struggle
for life
b. The
survival of the fittest
c. Natural
selection
d. Progress
No comments:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.