BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan populasi penduduk, perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, arus globalisasi informasi dan perdagangan, serta urbanisasi dan perubahan gaya hidup merupakan pemacu peningkatan terhadap produk peternakan terutama daging sapi.
Protein yang terkandung di dalam sapi, seperti halnya susu dan telur, sangat tinggi mutunya, pada daging sapi terdapat pula beberapa jenis mineral, vitamin dan kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lain, protein daging sapi lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati. Protein sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.
Daging sapi merupakan alternatif pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan protein hewani. Menurut statistika Direktorat Jenderal Peternakan, konsumsi daging dari tahun ketahun, mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri. Meningkatnya permintaan pasar terhadap daging sapi, maka akan memberikandampak yang positif yaitu terbukanya peluang pasar.
Kebutuhan daging sapi di Indonesia saat ini dipenuhi dari tiga sumber yaitu ternak sapi lokal, hasil penggemukan sapi ekspor – impor, dan impor daging dari luar negeri. Impor sapi hidup dan daging beku merupakan salah satu upaya agar tidak terjadi kesenjangan antara produksi dan tingkat konsumsi daging sapi di dalam negeri.
1.2. Perumusan Masalah
Bakalan sapi yang cocok adalah sapi Brahman. Varietas sapi ini akan didatangkan yaitu impor dari Australia. Sapi Brahman dipilih karena mampu beradaptasi dengan lingkungan Indonesia. Selain itu sapi Brahman juga memiliki beberapa keistimewaan lainnya yaitu tahan terhadap gigitan caplak, mampu beradaptasi dengan pakan berkualitas rendah, dan memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi.
Rencana ini membutuhkan biaya yang cukup besar karena nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang fluktuatif. Hal ini memiliki alternatif pilihan dalam menggunakan modal yaitu modal pinjaman dari Bank. Berdasarkan kemungkinan penggunaan modal tersebut, perlu dirumuskan modal yang memberikan keuntungan maksimum bagi perusahaan dengan skenario pada modal. Perubahan – perubahan yang terjadi terhadap produksi dan harga input perlu diperhatikan terhadap manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh. Perubahan –perubahan yang terjadi seperti penurunan produksi dan peningkatan biaya variabel.
Mengingat besarnya biaya investasi yang akan dikeluarkan maka diperlukan suatu analisis kelayakan usaha. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
- Bagaimana kelayakan usaha penggemukan sapi potong (fattening) dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan ?
- Bagaimana kelayakan aspek finansial usaha penggemukan sapi potong (fattening)?
- Bagaimana sensitivitas kelayakan usaha penggemukan sapi potong (fattening) jika terjadi penurunan produksi dan peningkatan biaya variabel ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek – aspek yang secara bersama – sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Menurut Gittinger (1986) aspek – aspek tersebut terdiri dari aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial, aspek pasar, aspek finansial dan aspek ekonomi.
Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa aspek – aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, dan aspek ekonomi Negara. Dilain pihak, Kadariah (2001) menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasi dari aspek teknis, aspek manajerial administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial serta aspek ekonomi.
2.2. Penelitian Terdahulu
Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya – biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap – tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian, pelaksanaan dan evaluasi (Gitingger 1986). Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek.
Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan & Muhammad 2000). Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda – beda. Pihak swasta lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pemerintah dan lembaga non profit dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang berupa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa.
Hal – hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dirasakan baik secara ekonomi maupun sosial semakin luas. Oleh karena itu studi kelayakan dilengkapi dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis). Menurut Husnan dan Muhammad (2000) suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek yaitu :
- Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat finansial. Artinya apakah proyek tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko proyek.
- Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi Negara tempat proyek tersebut dilaksanakan, yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara.
- Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat disekitar proyek. Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang.
Maka dari itu tujuan dari dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan (gagal) diantaranya yaitu : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan sehingga biaya pembangunan proyek menjadi membengkak serta penyelesaian proyek menjadi tertunda.
Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya seharusnya adalah memaksimumkan net present value dari semua social cost and benefit.
BAB III
METODE PENULISAN MAKALAH
3.1. Lokasi Penulisan
Penelitian ini dilakukan penulis di Sumatra Utara, dimana penulis melakukan penelitian mencakub keseluruhan untuk indonesia, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datasekunder. Data sekunder yang diperoleh dari catatan intern perusahaan, Dinas Peternakan, literatur yang diperoleh dari perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, dan internet. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013, penyelesaian karya tulis ini diselesaikan di jalan Air Bersih, Gang Satu, Medan.
3.2. Metode Analisis
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek – aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha fattening sapi potong yang dijelaskan secara deskriptif. Aspek – aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Analisis kuatitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha penggemukan sapi potong (fattening) berdasarkan kriteria kelayakan investasi. Data kuantitatif dikumpulkan, diolah dengan menggunakan komputer software microsoft excel yang akan ditampilkan dalam bentuk tabulasi kemudiandijelaskan secara deskriptif.
3.2.1. Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dikaji secara deskriptif untuk mengetahui berapa besar potensi pasar (market potential) untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan ini perlu diketahui tingkat permintaan pada masa lalu, sekarang dan pada masa yang akan datang. Dan berapa bagian (market share) dari keseluruhan potensi pasar yang dapat diserap oleh perusahaan serta strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai market share yang telah ditetapkan.
3.2.2. Analisis Aspek Teknis
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek penyediaan dan produksi berupa barang – barang nyata dan jasa – jasa. Aspek teknis berpengaruh besar terhadap kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi. Analisis ini dikaji secara kualitatif untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi usaha penggemukan sapi potong (fattening), besarnya skala operasi atau luas produksi, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksiyang dilakukan dalam usaha penggemukan sapi potong.
3.2.3. Analisis Aspek Manajemen
Aspek manajemen dikaji secara deskriptif untuk mengetahui sumber daya
manusia dalam menjalankan jenis – jenis pekerjaan pada usaha penggemukan sapi potong (fattening). Hal – hal yang akan diperhatikan dalam aspek ini diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan, struktur organisasi yang berguna dalam menentukan garis kerja untuk mengatur pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pihak manajemen.
3.2.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji secara deskriptif untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha penggemukan sapi potong (fattening) terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di sekitar perusahaan maupun manfaat – manfaat yang ditimbulkan secara menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan juga berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bau tidak sedap yang muncul dari usaha ini.
3.2.5. Analisis Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial dikaji secara kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi net present value (NPV), internal rate return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C), payback pariod (PP), dan analisis switching value. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek dijalankan. Hasil analisis biaya dan manfaat kemudian diolah sehingga menghasilkan analisis laba rugi.
Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimal suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas switching value perlu dilakukan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.