Peran Media Membangun Karakter Bangsa
Media komunikasi selalu dituntut untuk dapat berperan terhadap apa yang ingin kita harapkan atau wujudkan, termasuk dalam upaya menstransformasikan nilai-nilai kebangsaan dalam upaya membangun karakter bangsa. Hal itu karena keberadaan media massa memang punya pengaruh besar dalam mendorong perubahan. Media massa disebut sebagai faktor dominan dalam terbangunnya opini, pencitraan. Berbagai perubahan, dinamika yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, disebut-sebut banyak dipengaruhi oleh peran media komunikasi.
Bila kita melihat perjalanan sejarah bangsa, mulai sejak masa perintisan kemerdekaan, masa perjuangan merebut kemerdekaan, awal kemerdekaan, masa Orde Lama, Orde Baru, dan kini era reformasi, peran media massa memang selalu menonjol. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan/pernyataan/informasi. Selain pembentuk opini, media dapat membangun atau meruntuhkan semangat. Media disebut sebagai cermin atau mencerminkan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Pertanyaan yang mengemuka dalam era kebebasan saat ini, apakah media massa kita ikut memainkan peran utama dalam menstransformasikan nilai-nilai kebangsaan yang diharapkan? Jawabannya, tentu ada yang bilang berperan, dan ada pula yang bilang tidak berperan. Ketika banyak orang risau nilai-nilai kebangsaan mulai pupus dalam kehidupan kita, peran media lantas dikritisi. Media massa justru dituding lebih mengedepankan nilai-nilai yang tidak relevan dengan nilai-nilai kebangsaan.
Mencuatnya semangat kehidupan global, nilai-nilai budaya barat mendominasi kehidupan kita, maka semua ini dituding karena pengaruh media massa. Belum lagi bila disebut kehidupan pers bebas telah mendorong media massa lebih berorientasi bisnis, maka peran media ikut membangun nilai-nilai kebangsaan menjadi menipis, apalagi bila dikaitkan dengan upaya mensosialisasikan Pancasila sebagai karakter keindonesiaan kita, sungguh suatu harapan kosong bila mengharapkan peran media massa. Bukannya media massa tidak mau berperan tetapi apakah memang Pancasila serius untuk dijadikan karakter keindonesiaan kita?
Melihat kenyataan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa saat ini, karakter keindonesiaan yang harus disosialisasikan media massa memang tidak banyak untuk dapat dilakukan. Sebagaimana dikatakan diatas, nilai-nilai kebangsaan Indonesia dalam realitasnya barulah sebatas wacana, harapan yang belum dapat dilihat dari tindakan, perbuatan, sikap dan prilaku masyarakat, terutama dari para elit, para pemimpin. Andai tindakan atau perbuatan saja ada, belum tentu semua dapat dicuatkan media. Tidak selalu realitas yang ada dalam masyarakat dimunculkan oleh media, apalagi bila trend pemberitaan dinilai tidak punya nilai berita.
Menurut Dennis Mc.Quail (1987), ”media massa merupakan filter yang menyaring sebagian pengalaman dan menyoroti pengalaman lainnya dan sekaligus kendala yang menghalangi kebenaran.” Artinya, media massa belum tentu mampu mengungkap segala apa yang ada dalam kehidupan masyarakat. Suatu yang faktual, kebenaran yang diharapkan muncul, boleh jadi tidak merupakan kebenaran yang kita harapkan. Misalnya, ketika kasus video porno yang melibatkan Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari dihebohkan media massa, kita berharap masyarakat menjauhi pornografi tapi kenyataannya justru banyak orang makin mendekati pornografi.
Lantas bagaimana media massa dapat menstransformasikan nilai-nilai kebangsan yang membangun karakter bangsa, bilamana fakta yang muncul adalah berbagai tindakan atau prilaku yang jauh menyimpang dari karakter bangsa? Korupsi tetap merajalela, para elit, pejabat banyak lebih memperkaya diri daripada peduli terhadap rakyat miskin. Anggota DPR kita suka membolos dan banyak menuntut fasilitas, menaikkan gaji sendiri. Penegakan hukum lebih banyak sekadar wacana, himbauan tetapi jauh dari tindakan nyata. Berbagai fakta yang jauh dari karakter itulah yang terekam dan tersiarkan oleh media massa.
Tentu saja agenda media tidaklah larut dengan kenyataan yang banyak menggerogoti nilai-nilai kebangsaan itu. Sesungguhnya, media massa kita juga berjuang ingin keluar dari realitas yang dapat menghancurkan keindonesiaan kita. Media massa justru dengan mengungkapkan berbagai kebobrokan yang ada, terkandung maksud ingin mendorong terciptanya kehidupan sebagaimana terbangunnya nilai-nilai kebangsaan sesuai dambaan pendiri bangsa dan negara ini.
Peran media sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Pers No. 40 tahun 1999, Pasal 6, adalah “memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, memperjuangkan keadilan dan kebenaran.”
Berbagai peran tersebut sebenarnya sudah banyak dilakukan meski tentu saja banyak hal yang patut dikritisi terhadap media massa kita. Hanya lagi-lagi, persoalan utamanya banyak terletak pada elit, para pemimpin, mereka yang menjadi sumber pemberitan media massa. Harus diakui, pihak media massa kini cukup kesulitan untuk menemukan nara sumber yang layak menjadi tokoh, ikon yang dapat menonjolkan nilai-nilai kebangsaan yang dapat benar-benar membangun karakter bangsa. Sederhananya, media massa tidak atau belum punya tokoh, nara sumber yang layak menjadi panutan, teladan dalam membangun karakter bangsa.
Penutup
- Transformasi nilai-nilai kebangsaan dalam membangun karakter bangsa perlu dilakukan oleh segenap komponen bangsa karena sangat menentukan bagi masa depan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, terutama untuk “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Pembukaan UUD 1945).
- Pemahaman terhadap karakter dan karakter bangsa perlu benar-benar didalami agar dapat dihayati dan terbangun dalam setiap pribadi, anggota keluarga dan warga bangsa. Karakter bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan dimiliki lewat proses pemikiran, sesuatu yang terus diwacanakan, kemudian diwujudkan dalam tindakan, dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan dalam kehidupan kita.
- Bentuk dan nilai-nilai kebangsaan yang patut ditransformasikan dalam membangun karakter bangsa, secara umum adalah nilai-nilai Pancasila. Masalahnya kini, Pancasila yang layak menjadi karakter keindonesiaan kita, cenderung dilupakan, tidak lagi tersosialisasikan. Peran media massa dalam mentransformasikan nilai-nilai kebangsaan merupakan suatu yang sudah seharusnya dan media kita sesungguhnya sudah dan terus melakukannya. Persoalan yang ada, media cukup kesulitan mengangkat nilai-nilai kebangsaan dalam bentuk nyata karena tidak atau belum menemukan nara sumber, tokoh atau fakta-fakta yang dapat atau benar-benar layak menjadi ikon, panutan dalam mentransformasikan nilai-nilai kebangsaan yang relevan dengan kondisi kehidupan saat ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.