Friday, March 22, 2013

DIAGNOSIS DAN PATOFISIOLOGI ADENOMIOSIS


DIAGNOSIS DAN PATOFISIOLOGI ADENOMIOSIS
Adenomiosis diperkirakan berhubungan dengan adanya endometrium yang lebih invasif. Sel-sel stroma dari adenomiosis menunjukkan adanya kemampuan invasi yang lebih besar dibandingkan dengan sel-sel stromal yang normal ketika ditumbuhkan dalam matriks kolagen atau pada kultur ganda dengan miosit dari rahim normal atau rahim yang telah terkena adenomiosis.

PENGARUH MIOMETRIUM
Terdapat perbedaan ultrastruktural antara sel otot polos dari adenomiosis dan miometrium yang normal. Pada adenomiosit menunjukkan adanya hipertrofi selular dan perbedaan organel pada sitoplasma, struktur-struktur inti sel dan penghubung antar sel.
Retikulum endoplasma kasar dan badan aparatus adenomiosis lebih menonjol, menandakan sintesis protein yang aktif, konsisten dengan hipertrofi selular. Miosit dari adenomiosis meningkatkan invasi sel stromal dan keberadaan dari peak cluster yang sama untuk protein yang disekresikan ketika sel stromal adenomiosis dan sel otot yang dikultur, dibandingkan dengan sel stromal dan sel otot normal34, menunjukkan bahwa sel stromal dan sel otot mempunyai peran clan menggambarkan adanya abnormalitas panuterin34. WNTSA adalah homolog dari Wingless, sebuah regulator kunci dari pembentukan pola dan segmentasi embrionik Drosophilamelanogaster. Family gen WNT merupakan regulator yang sangat penting bagi polaritas, motilitas, diferensiasi, apopotosis, dan karsinogenesis sel. Studi pada pengerat adalah indikasi bahwa adanya peran pada neurotrofin seperti nerve growth factor (NGF). Oleh karena itu, neurotrofin dapat mempengaruhi diferensiasi miogenik melalui mekanisme parakrin. Pola dari neutrofin (NGF, BDNF) dan ekspresi reseptor neurotrofin (trkB, trkC dan p75NTR) pada miometrium manusia juga mungkin menunjukkan peran yang sama.
Videosonografi dan data eksperimenta135 mengindikasikan perubahan konraktilitas miometrium dalam endometriosis; sebagai tambahan dari hiperperistaIsis dan disperistalsis rahim dapat dihubungkan dengan patogenesis dari endometriosis36, mekanisme parakrin yang dimediasi estrogen diperkirakan dapat melanjutkan siklus autotraumatisasi uterus yang menyebabkan pembentukan adenomiosis37.

ABNORMALITAS HORMONAL TERHADAP KEJADIAN ADENOMIOSIS
Beberapa literatur dapat dipertimbangkan mengenai distribusi reseptor estrogen dan progesteron, serta isoform pada endometrium. Beberapa studi menyatakan bahwa distribusi reseptor berada pada bagian dalam, bukan pada OM38'39. Perubahan siklik pada JZ seperti terlihat pada MRI, bersamaan dengan gelombang peristaltik pada videosonografi, menunjukan bahwa lapisan ini dipengaruhi oleh steroid40,41. Kadar E2 yang lebih tinggi pada fase menstruasi, tetapi tidak pada perifer wanita dengan adenomiosis4z. Terdapat bukti mengenai perubahan 17-beta­hidroksisteroid dehydrogenase tipe 2 pada endometrium wanita dengan adenomiosis yang menyebabkan konversi E2 menjadi estron pada saat fase sekretori dari siklus.43
Pada kelenjar dan stroma fungsionalis, terdapat penurunan yang signifikan pada ekspresi ER-a ketika fase midsekretori dari siklus menstruasi, tetapi ekspresi ER-a di IM dan OM tidak berbeda secara signifikan berdasarkan statistik44 Ekspresi ER-0 yang lebih tinggi dan kekurangan ekspresi PR terkait dengan perkembangan dan/atau perjalanan adenomiosis dan mungkin dapat menjelaskan respons adenomiosis yang buruk terhadap agen-agen progestasional.
Studi menggunakan model tikus neonatal29 dan model tikus adenomiosis yang diinduksi PRL45 menyatakan bahwa gangguan dan/atau penyesuaian IM bisa memainkan peran dalam pembentukan adenomiosis26 Namun, kelainan IM tidak bisa menjelaskan pembentukan adenomiosis dengan sendiri46
Sel-sel miometrium dan stroma pada adenomiosis memiliki profil proteomik yang berbeda dibandingkan dengan kontrol. Sebagian dari perbedaan fitur sel adenomiosis, menunjukkan bahwa adenomiosis dapat dicirikan oleh profil protein larut yang disekresikan.
Sel-sel otot polos miometrium berasal dari sel-sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi46.47 membentuk miofibroblas pada fase proliferatif clan sel-sel otot polos imatur pada fase sekretori dan awal kehamilan. Ini menunjukkan beberapa plastisitas antar fase endometrium-miometrium.

KEMUNGKINAN INVASI LIMFATIK PADA ADENOMIOSIS
Jaringan endometrium yang sesekali ditemukan dalam limfatik intramiometrium48 menunjukkan bahwa stroma baru bisa berfungsi sebagai "lahan baru" untuk kelenjar endometrium berproliferasi.
Ekspansi dan pertumbuhan ini mungkin merupakan satu tipe stromatosis atau sarkoma stroma endometrium (miosis stroma limfatik endol), yang ditandai dengan stroma tanpa keterlibatan kelenjar-kelenjar.


PENGARUH NEOANGIOGENESIS PADA KEJADIAN ADENOMIOSIS
Peningkatan vaskularisasi endometrium pada adenomiosis dalam fase proliferasi49, meskipun densitas pembuluh mikro dalam jaringan adenomiotik meningkat berbanding andometrium dari pasien yang sama. Studi molekular terbaru menemukan peningkatan ekspresi MMP-2 dan MMP­9 dalam endometrium ektopik dan eutopik disertai korelasi yang baik dengan densitas pembuluh mikro.

HUBUNGAN ADENOMIOSIS DENGAN ENDOMETRIOSIS
Patogenesis adenomiosis dan endometriosis telah dihipotesiskan52'53 dan diperdebatkan, sehingga me­mudahkan invaginasi endometrium atau invasi dari miometrium yang melemah ketika periode regenerasi, penyembuhan dan reepitelisasi51 Kerusakan mekanik-55 dan/atau gangguan fisik atas hubungan endometrium­miometrium mungkin disebabkan hiperperistalsis rahim disfungsional dan/atau disfungsi kontraksi miometrium subendometrial. Dislokasi endometrium basal juga dapat mengakibatkan endometriosis melalui menstruasi retrograde36' S3
Penelitian patofisiologi dari adenomiosis dilakukan pada wanita yang lebih tua dengan gejala pendarahan uterus abnormal dan atau dismenore berat dan pada wanita yang lebih muda pada masa reproduksi. Risiko obstetrik setelah endometriosis dan atau adenomiosis terkait peran defektif dari JZ pada pembentukan plasenta yang dalam56,57 Laparoskopi dan pencitraan merupakan teknik penunjang yang memberikan peluang penelitian clan penatalaksanaan klinis terkait fungsi uterus yang menurun.sa

SIMPULAN
Beberapa hipotesis telah diajukan mengenai patogenesis dari penyakit :
1.      Salah satu kemungkinan: endometrium basalis yang melakukan invaginasi ke dalam miometrium dengan manifestasi hipoestrogen lokal dan kekuatan mekanis sebagai hiper atau disperistaltik yang menfasilitasi proses tersebut. Properti turunan dari endometrium mungkin menjadi salah satu faktor.
2.      Terdapat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kemungkinan invaginasi endometrium dapat terjadi di sepanjang limfatik intramiometrial. Gambaran khusus dari endometrium eutopik pada adenomiosis adalah peningkatan densitas mikrovask,,ular sebanyak sepuluh kali. Harus diperhatikan bahwa antagonis steroid clan PRL dapat memicu adenomiosis pada model hewan.
3.      Kondisi klinis yang telah ada pada endometriosis dan adenomiosis mendukung adanya kemungkinan etiologi yang berasal dari uterus, dapat digunakan untuk mendukung laparoskopi diagnostik dan pencitraan uterus yang dilakukan pada kasus yang dicurigai.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com