Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Imajinasi
1. Perkenalkan
topik yang akan dibahas. Jelaskan pada siswa bahwa mata pelajaran ini menuntut
kreativitas dan penggunaan imaji visual yang dapat membantu upaya mereka.
2. Perintahkan
siswa untuk menutup mata. Perkenalkan latihan relaksasi yang akan membersihkan
pikiran-pikiran yang ada sekarang dari benak siswa.
3. Lakukan
latihan pemanasan untuk membuka pikiran mereka. Perintahkan siswa, menutup mata
mereka, untuk berupaya menggambarkan apa yang terlihat dan apa yang terdengar, Ketika
siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan pemanasan) berikanlah
sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-saranya meliputi:
v Pengalaman masa
depan
v Suasana yang
asing
v Persoalan untuk
dipecahkan
v Sebuah pekerjaan
yang menanti untuk dikerjakan
4. Sewaktu
menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara reguler agar siswa
dapat membangun imaji visual mereka
sendiri. Buatlah pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera.
5. Akhiri
pengarahan imaji dan intruksikan siswa untuk mengingat imaji mereka. Akhiri
pelatihan itu dengan perlahan.
6. Perintahkan
siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan berbagi pengalaman imaji
mereka. Perintahkan mereka untuk menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan
menggunakan sebanyak mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk
menuliskan apa yang mereka imajinasikan.
Kelebihan Strategi Pembelajaran Imajinasi
Silberman
(2009:13-14) mengungkapkan beberapa kelebihan strategi imajinasi yang akan
dijelaskan dalam pemaparan berikut:
1.
Menjadikan
Siswa Aktif Sejak Awal
a.
Membantu
tim: Membantu siswa lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat
kerja dan saling ketergantungan.
b.
Membantu
proses belajar secara langsung sehingga menimbulkan minat awal terhadap
pelajaran.
2.
Membantu
Siswa Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap secara aktif
a.
Proses
belajar satu kelas penuh: Pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulus
semua siswa.
b.
Diskusi
kelas : Dialog dan debat tentang persoalan–persoalan utama.
3.
Menjadikan
Belajar Tak Terlupakan
a.
Dapat
meningkatkan dan mengikhtisarkan apa
yang dipelajari dapat mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan keterampilan
atau sikap.
b.
Dapat
menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah belajar
terakhir.
c.
Dapat
menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang dihadapi siswa.
Kelemahan Strategi Pembelajaran Imajinasi
Selain memiliki kelebihan, strategi
pembelajaran imajinasi juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1.
Strategi
imajinasi hanya menjadi kumpulan kegembiraan dan permainan semata atau hanya
sekedar bersenang-senang.
2.
Strategi
imajinasi hanya berfokus pada aktivitas itu sendiri sampai-sampai siswa tidak
memahami apa yang mereka pelajari.
3.
Banyaknya
waktu yang dihabiskan dalam strategi pembelajaran imajinasi
2.1.1. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori
Adapun
strategi pembelajaran ekspositori adalah kegiatan pembelajaran, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperoleh siswa dari apa yang diajarkan guru dan siswa
dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru.
Strategi
ekspositori dalam Strategi Belajar Mengajar oleh Sudjana dikatakan bahwa :
Pendekatan ini
bertolak dari pendekatan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran dikontrol dan
ditemukan guru atau pengajar. Hakikat mengajar menurut Sudjana pandangan ini
adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai
objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru.
Menurut pandangan ekspositori, guru
yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penutup secara
lisan yang dikenal dengan istilah kuliah/ceramah. Dalam pendekatan ini siswa
diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang diberikan pada saat
diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang terjadi dalam pengajaran yang
menggunakan pendekatan ekspositori adalah komunikasi sebagai aksi atau
komunikasi satu arah. Maksud guru berperan sebagai penerima aksi. Guru yang
aktif dan siswa yang pasif. Situasi ini kurang banyak menghidupkan kegiatan
siswa belajar.
Jenis komunikasi yang digunakan pada
waktu mengajar turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Situasi komunikasi satu
arah, menetapkan guru dalam kedudukan serba menentukan sehingga bisa
menimbulkan sikap otoriter, sebaliknya siswa cendrung menjadi objek belajar
bukan subjek belajar, siswa pasif dan tidak kreatif.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.