Wednesday, March 13, 2013

Keunggulan dan Kelemahan SPBM

Keunggulan dan Kelemahan SPBM
1.      Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan diantaranya :
  1. Pemecahan masalah ( problem solving ) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
  2. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat menantang kemampuan siswa untuk memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  3. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  4. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  5. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakuakan.
  6. Melalui pemecahan masalah ( problem solving ) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku – buku saja.
  7. Pemecahan masalah ( problem solving ) di anggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  8. Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
2.      Kelemahan
Disamping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantarannya :
  1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajarui sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui prblem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan 
  3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Peranan Guru dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam implikasinya SPBM membutuhkan kesiapan guru dan siswa untuk bisa berkolaborasi dalam memecahkan masalah yang diangkat. Guru harus siap sebagai tutor bagi para siswa yang dapat memberikan motivasi, semangat, dan membantu dalam menguasai keterampilan pemecahan masalah.
Sebagaimana halnya dengan pendekatan lain, pendekatan Pembelajaran  Berbasis Masalah mempunyai pedoman pelaksanaannya. Menurut Hamzah (dalam Rusman 2010), guru berperan mengantarkan siswa memahami konsep dan menyiapkan situasi dengan pokok bahasan yang diajarkan.
Selanjutnya, beliau mengemukakan tugas dalam PBM, yaitu: (a) guru hendaknya menyediakan lingkungan belajar yang self regulated dalam belajar pada diri siswa berkrmbang; (b) guru hendaknya selalu mengarahkan siswa mengajukan masalah, atau pertanyaan atau memperluas masalah; (c) guru hendaknya menyediakan beberapa situasi masalah yang berbeda – beda, berupa informasi tertulis, gambar atau yang lainnya; (d) guru dapat memberikan masalah yang berbentuk open – ended; (e) guru dapat memberikan contoh cara merumuskan dan mengajukan masalah dengan beberapa tingkat kesukaran, baik tingkat kesulitan pemecahan masalah; dan (f) guru menyelenggarakan recriprocal teaching, yaitu pelajaran yang berbentuk dialog antara siswa mengenai materi pelajaran dengan cara menggilir siswa berperan sebagai guru ( peer teaching ).

Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Ibrahim dan Nur ( 2000: 13 ) dan Ismail ( 2002 : 1) mengemukakan bahwa langkah – langkah Pembelajaran Berbasi Masalah adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase
Indikator
Tingkah Laku Guru
1.
Orientasi siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2.
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang behubungan dengan masalah tersebut
3.
Membimbing pengalaman individu/kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
5.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka untuk dan proses yang mereka gunakan

2.1.11.Pembelajarann IPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat, tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial.     Sapriya dkk, (2006 : 3).
Berdasarkan kutipan tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa warga negara yang mampu mengamalkan ilmunya dalam bentuk amalan nyata, dapat bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Pada hakekatnya manusia itu selain sebagai mahluk individu yang harus mengenal dirinya juga sebagai mahluk sosial yaitu harus mampu hidup berinteraksi dengan manusia lainnya yakni dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kurikulum 2006 dikemukakan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokrasi dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Pada prinsipnya ilmu sosial sangat komplek dengan masalah kehidupan yang dihadapinya. Penyajian IPS pada program pengajaran di tingkat sekolahan khususnya sekolah dasar memerlukan konsep dari berbagai pilihan cabang ilmu. Tujuan pembelajaran IPS SD adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. Guru sebagai pemimpin (managerial), harus dapat mengarahkan, membimbing, mempengaruhi, memotivasi, mengawasi pikiran perasaan atau tindakan, dan tingkah laku siswa.
Dari pengertian itu, berarti seorang guru harus melakukan usaha menggerakkan, memberikan motivasi, serta menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa dengan guru-guru agar mengarah pada tujuan yang terdapat di dalam program kelas. Maka kemampuan profesional yang dituntut dari seorang guru dalam melaksanakan fungsi dan peranannya di kelas dalam motivasi belajar adalah bagaimana  guru memadukan semua upayanya, sehingga terwujud keserasian dalam seluruh kegiatan belajar mengajar IPS di kelas dan mempermudah proses pencapaian tujuan pengajaran IPS.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com