Wednesday, March 20, 2013

Pengertian Perilaku


Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan sikap. Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa sikap berkaitan dengan tujuan memahatni kecenderungan-kecenderungan perilaku.
Menurut Gunarsa (1999:38) menvatakan bahwa : “Perilaku adalah segala sesuatu atau tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai tata/cara yang ada dalam suatu kelompok”. Berdasarkan pengertian di atat perilaku itu adalah tindakan-tindakan yang diiakukan oleh siswa sesuai dengan nilai­-nilai norma ataupun nilai yang ada dalam masyarakat yang sudah ada sebelumnya dalam suatu kelompok sosial masyarakat.
Seorang anak harus belajar konsep belajar moral yang harus diperhatikan dalam perilakunya terus-menerus setiap kali ia menemui situasi yang sama. Nlelalui orang lain maka ia dapat belajar bagairnana tingkah laku yang baik. Orang lain dalam hat ini adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan yang akan memberikan apa yang diajarkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
 
Menurut Kartono (1997:6) menyatakan bahwa : “Perilaku adalah segala aktivitas perbuatan, penampilan diri yang dilakukan manusia dalam kehidupannya”.
Anak merupakan salah satu lapisan masyarakat yang merupakan bagian dari generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan bersumber daya manusia yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat yang khusus, serta memerlukan pembinaan dan perlindungan dari orang tua maupun guru daiam rangka menjamin perhambuhan dan perkembangan fisik, mental dan, sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka.
Sejak lahir seorang anak sudah mempunyai sifat, seorang anak dapat berbuat sesuatu adalah dari Iuar dirinya, keluarga dan lingkungan dapat menjadi penentu baik buruknya tingkah laku seorang anak. Apabila seorang anak mendapt kasih sayang cukup dari orang tuanya, lingkungan serta mempunyai pendidikan ia akan dapat berbuat dan berperilaku yang baik.
Sebagai siswa yang telah menerima dan memperhatikan didikan dari orang tua maupun guru di sekolah akan dapat berpikir secara dewasa dan berkembang dengan baik terutama bagi siswa yang telah dibimbing, dibina dan diarahkan oleh gurunya di sekolah diharapkan dapat perilaku baik sesuai dengan keperibadian siswa.
Bentuk-bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis yaitu :
a.      Perilaku dalam bentuk pengetahuan, seperti mengetahui situasi atau rangsangan dari luar
b.      Perilaku adalah sikap, seperti batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar dari subjek.
c.       Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkret yang berupa tindakan terhadap situasi atau rangsangan dari luar.
Dari pendapat di atas ciapatlah dikatakan bahwa perilaku terjadi karena adanya proses antara pemikiran dan sikap untuk melakukan tindakan yang diuiginkan. Menurut Muh. Fawzin (2004:54) perilaku adalah gerak­gerik yang berhubungan dengan aktivitas dalam kehidupan sehari hari seperti bekerja, beriman, berpikir dan sebagainya dengan perilaku ini kita akan mengenal seseorang, perilaku terbentuk melalui proses tertentu.
Dari pendapat di atas ternyata bahwa pembentukan perilaku itu senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungan pembentukan dipengaruhi oleh beberapa takor seperti kecerdasan, dorongan atau minat dan objek serta hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang terbentuk, yang dapat diterima oleh individu itu sendiri dan lingkungannya.

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut  Gunarsa (1993:4t1-44) faktor yang akan mempengaruhi perilaku anak adalah :
1.   Lingkungan Rumah
Orang harus dapat menciptakan suatu keadaan dimana si anak berkernbang dalam suasana ramah, Was, jujur dan kerjasama yang diperlihatkan masing-masing anggota keluarga dalam ludup mereka setiap hari sebaliknya sulit untuk menumbuhkan sikap-sikap yang baik pada anak dikemudian hari, bilamana si anak tumbuh dan berkembang dalam suasana dunana si anak hidup dalam pertikaian, pertengkaran antara sesama angota keluarga.
2.    Lingkungan Sekolah
Hubungan antara murid dengan guru dan murid dengan murid banyak mempengaruhi aspek kepribadian termasuk perilaku si anak yang memang masih memahami peraturan-peraturan
            3.    Lingkungan Teman Sebaya
Anak yang bertindak langsung sebagai pemimpin dengan sikap­sikap menguasai anak-anak yang lain akan besar pengaruh terhadap pola-pola sikap atau kepribadian. Maka lingkungan teman sebaya juga menentukan dalam pembentukan dalam pembentukan perilaku pada diri anak (siswa).
            4.    Segi Keamanan
Perilaku yang diperlihatkan oleh sianak tidak ditentukan oleh pandainya atau oleh pengertian atau pengetahuan yang dimiliki anak, melainkan bergantung sepenuhnya kepada penghayatan nilai-nilai keagamaan dan perilaku dan hubungannya dengan anak yang lain.

b. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Perilaku
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:894) mengatakan bahwa pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, sikap, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, sikap kepercayaan atau perbuatan seseorang. I'ertumbuhan fisik dapat mempengaruhi perilaku individu, pertumbuhan dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut mernbentuk perbuatan seseorang. Dalam hal moral hubungan perilaku dari bidang studi PPKn berbeda-beda, perbedaan yang terdapat dalam perilaku seorang siswa terhadap bidang studi PPKn ini memiliki ciri khas yang sangat berpengaruh dalam pola prestasi belajar siswa atau moral. Melalui perilaku yang didasarkan pada bidang studi PPKn siswa memiliki respon untuk memaharni dan mengamalkan rulai-nilai moral untuk mencapai suatu prestitsi be3ajar siswa.

c. Pengaruh Pengembangan Perilaku Bermoral
Tambunan (2002:97) menyatakan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan perilaku bermoral anak adalah                         sebagai berikut :
1.  Memperkenalkan   nilai   moral   yang   berlaku  dalam  masyarakat
Sebagai sumber nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat adalah agama, pandangan hidup bangsa dan adat istiadat
2.    Memperkuat perilaku alturistis
Perilaku alturistik dapat dikatakan sebagai perilaku yang suka menolong, membagikan milik sendiri pada orang lain, serta mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan sendiri.
3.    Membangkitkan perasaan bersalah
Para ahli psikoiogi menyatakan bahwa perasaan moral harus dibina, yaitu perasaan puas dan senang kalau melakukan perilaku yang buruk atau melanggar aturan, perasaan bersalah menyebabkan anak merasa bertanggung jawab dalam rnengekang dorongan-dorongan yang tidak baik
            4.    Memperkuat kata hati
Kata hati merupakan seperangkat nilai moral yang telah menjadi milik anak yang dijadikan anak untuk memahami baik dan buruk, saiah dan benar.
5.    Memberi model
Orang tua dan guru merupakan sosok model atau contoh panutan yang sangat penting dalam pengembangan moral anak. Anak akan mencontoh atau meniru perilaku orang dewasa khususnya orang tua dan gurunya, melalui perilaku yang ditunjukkan oleh guru PPKn siswa memiliki repon untuk rnemahami nilai-nilai moral yang terdapat dalam Pancasila.
            6.    Membenamkan dan menerapkan disiplin
Beberapa teknik disiplin yang dapat dilakukan adalah dengan  cara :
-          Mencari penyebab kesaiahan berperilaku, guru cenderung untuk memberitahukan cara-cara berperilaku yang benar dari pada menghukum dalam memperbaiki perilaku.
-          Teknik disiplin dengan cara induksi, yaitu dengan memberi penjelasan mengapa abjad dilarang atau diboiehkan melakukan tindakan tertentu.
-          Teknik disiplin dengan cara membangkitkan perasaan sayang (afeksi) terhadap orang yang menegakkan disiplin.
-          Teknik disiplin dengan penerkan cinta, misalnya guru berkata "Saya tidak menyayangimu dengan perilakumu yang seperti itu".
7.    Orang tua dan guru senantiasa rnenunjukkan sikap yang penuh kasih, membina situasi emosional yang bermoral, meningkatkan pandangan moral anak d.alam membina disiplin.

Dalam kamus Ibesar bahasa Indonesia (2002:754) terdapat keterangan bahwa moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai sikap, perbuatwn kewajiban, akhlak budi pekerti serta susila.
Dari keterangan di atas yang menjadi tujuan pendidikan moral itu pada umumnya adalah :
1.      Pengembangan kepribadian anak daaa.m aspek mental, emosi dan spritual.
2.      Menanamkan  sikap      agar menjadi warga negara           yang baik bertanggung jawab dan kooperatif.
3.      Mengembangkan sikap untuk menghargai martabat manusia
4.      Menanamkan semangat patriotisme dan persatuan bangsa.
5.      Mengembangkan cara berpikir dan sikap hidup yang demokratis.
6.      Mengembangkan sikap toleransi dan pengertian terhadap agama kepercayaan yang berbeda-beda.
Dari penjelasan di atas bahwa pengaruh pengembangan perilaku moral siswa sangatlah penting. Moral siswa adalah suatu sikap yang sangat diperlukan agar dapat berinteraksi dengan baik antara siswa dengan guru­guru yang ada di sekolah, siswa dengan orang tua dan siswa dengan masy.irakat. Siswa-siswa yang memiliki moral yang baik pastilah akan
menjadi orang yang bisa diandalkan dan dapat mernberikan suatu contoh yang baik pada saat sekarang ini moral siswa atau sudah banyak rusak disebabkan ketidak adanya perilaku (sikap) yang bermoral maka ini dapat menyebabk:an siswa sering melakukan tindakan tindakan yang melanggar norma-nonna di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dengan ketidak adanya moral ini jelas kita lihat bagaimana besarnya pengaruh perilaku siswa terhadap prestasi belajar siswa.

d. Manfaat pemahamaan perilaku bagi profesi bimbingan dan konseling
Menurut Susanto A. (1999:7) mengatakan :
1.      Kemudahan untuk rnengenal sifat-sifat dari individu atau anak didik yang diberi bimbingan aan konseling sehirigga pada akhirnya pelayanan profesi dapat dengan mudah diberikan.
2.      Pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap perilaku masing-­masing anak didik yang dibimbing sehingga pada akhirnya guru atau petugas bimbingan dan konseling di sekolah dapat memberikan pembinaan yang lain jauh dan mendalam terhadap bakat atau hobi dengan kegemaran anak didik.
3.      Pengenalan sifat anak didik yang dibimbing secara mendalam sehingga pada akhirnya guru pembimbing dapat mencegah kemungkinan timbulnya prustasi bagi anak dan pada akhirnya pembelajaran yang berlangsung di sekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar.
4.      Diperoleh pemahaman yang utuh terhadap pribadi anak sehingga guru pembimbing dapat dengan tepat memperlakukan dan menolong anak didik untuk mencapai kedewasaan dan tanggung jawabnya sendiri dengan baik.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com