Tuesday, October 29, 2013

TIPOLOGI KEPRIBADIAN

TIPOLOGI KEPRIBADIAN : Kepribadian merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh dan kompleks. Setiap orang memiliki kepribadian tersendiri. Walaupun demikian para ahli tetap berusaha untuk menyederhanakannya dengan cara melihat atau beberapa faktor dominan, atau ciri utama, atau melihat beberapa kesamaan. Atas dasar itu, maka sejak lama para ahli mengadakan pengelompokan kepribadian atau tipologi kepribadian. 

Tipologi kepribadian yang tertua adalah yang bersifat jasmaniah, yaitu berdasarkan cairan badan. Hippocrates (400 sm), yang kemudian diperkuat oleh Galenus (150 SM), mengembangkan suatu teori tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang menentukan temperamen seseorang, yaitu; empedu hitam, empedu kuning, lendir, dan darah. Berdasarkan dominansi/kekuatan sesuatu cairan pada seseorang, maka ada empat tipe kepribadian, yaitu: 
  1. Choleric (choler adalah empedu kuning). Yang dominan pada orang tersebut adalah empedu kuning. Seorang choleric memiliki temperamen cepat marah, mudah tersinggung, tidak sabar dsb. 
  2. Melancholic (melas dan choler adalah empedu hitam).Yang dominan pada orang melancholic adalah empedu hitam, dia memiliki temperamen pemurung, penduka, mudah sedih, pesimis dan putus asa. 
  3. Phelegmatic (phelegma adalah lendir). Seorang phelegmatic yang didominasi oleh lendir dalam tubuhnya, memiliki temperamen yang serba lamban, pasif, malas, dan apatis. 
  4. Sanguinic (sanguine adalah darah). Yang dominan pada orang ini darah, ia memiliki sifat-sifat periang, aktif, dinamis, cekatan. 
Tipologi ini didasarkan atas teori yang lahir dari pemikiran filosofis, dan bukan penelitian empiris. Meskipun bersifat biokimiawi, tetapi cairan-cairan tersebut sukar untuk dibuktikan secara kimiawi; apalagi pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Adanya orang-orang yang bertemperamen demikian dapat kita temukan dalam kenyataan. 

Tipologi lain yang masih bersifat jasmaniah adalah dari Kretchmer. Berdasarkan hasil penelitian empiris dengan sejumlah pasien yang mengalami gangguan psikis, Kretchmer pada tahun 1925 menyimpulkan adanya empat tipe kepribadian individu yang digolongkan berdasarkan bentuk tubuh. 
  1. Asthenicus atau Leptosome, yaitu orang-orang yang berperawakan tinggi kurus. Orang berperawakan tinggi kurus, dada sempit, legan kecil panjang, otot-otot kecil, dagu sempit, perut kempis, muka cekung, kekurangan darah, memiliki sifat kritis, memiliki kemampuan berpikir abstrak, suka melamun, sensitif. 
  2. Pyknicus, seorang yang berperawakan pendek gemuk, tubuh bulat, muka bulat, lengan lembut bulat, dada kembung, perut gendut. Mereka memiliki sifat periang, suka humor, populer, hubungan sosial luas, banyak kawan, suka makan. 
  3. Athleticus, seorang yang bertubuh tinggi besar, berbadan kukuh, otot-otot besar, dada bidang, dagu tebal. Seorang Athlelicus senang pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik, mereka adalah pemberani, agresif, mudah menysuaikan diri, berpendirian teguh. 

Menurut Kretchmer ketiga tipe tersebut adalah tipe yang ekstrim. Di samping itu ada orang-orang yang perkembangannya diantaranya. Mereka disebut tipe campuran atau tipe Dysplastic. Telah disebutkan di muka bahwa studi Kretchmer dilakukan pada para pasien yang mengalami gangguan psikis. Banyak ahli yang berpendapat bahwa tipologi tersebut hanya berlaku bagi mereka yang mengalami gangguan psikis, tetepi menurut Kretchmer tipologinya berlaku juga pada orang sehat. Gangguan psikis yang diderita seorang Asthenicus adalah schizothrenia, sedang pycknicus adalah manic depressive. Seorang Asthnicus normal memiliki kepribadian schizothyme, sedang pycknicus berkepribadian cyclothyme. 

Hampir sejalan dengan tipologi kretchmer adalah tipologi dari sheldon (1940). Berdasarkan penelitian empiris terhadap unsur-unsur jaringan tubuh dari embrio, sheldon menyimpulkan ada tiga tipe khas manusia berdasarkan bentuk tubuh, yaitu 
  1. Endomorphic, berbadan pendek gemuk dengan ciri-ciri kepribadian yang disebutnya sebagai viscerotonia, yaitu: senang makan, hidup mudah, tak banyak yang dipikirkan, rasa kasih sayang, senang bergaul, toleran, rileks. 
  2. Mesomorphic, berbadan tinggi besar dengan ciri kepribadian somatonia, yaitu senang akan kekuatan jasmaniah, aktif, agresif, energik. 
  3. Ectomorphic, berbadan tinggi kurus dengan ciri kepribadian cerebrotonia yaitu suka berpikir, melamun, senang menyendiri, pesimis, mudah terharu. 

Tipologi Shaldon mirip dengan tipologi dari Kretchmer, kelebihannya Sheldon menambahkan ciri kepribadian utama dari masing-masing tipe, dengan sifat-sifat yang juga tidak banyak berbeda dari Kretchmer. Sesungguhnya setiap orang memiliki ketiga ciri kepribadian yang dikemukakanoleh Sheldon, hanya pada orang tertentu suatu ciri lebih menonjol dibandingkan dengan yang lainnya. 

Tipologi lain diberikan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikiatris dari Swiss. Kalau ketiga tipolgi yang telah diuraikan dimuka merupakan tipologi berdasarkan ciri-ciri jasmaniah, maka topologi Jung berdasarkan ciri-ciri psikis. 

Berdasarkan kecenderungan hubungan sosialnya, maka jung membedakan dua tipe manusia, yaitu tipe Ekstrvert dan intovert. Seorang yang bertipe Eksravert, mempunyai ciri-ciri keputusan dan reaksi-reaksinya ditentukan oleh hubungan obyektif, bukan oleh hubungan subyektif. Perhatiannya lebih banyak tertuju ke luar, yaitu kepada lingkungan, lebih mendahulukan kepentingan lingkungannya daripada kepentingan dirinya, pribadinya terbuka, bersikap obyektif dan nyata. Seorang Intovert perhatiannya lebih tertuju kedalam dirinya, lebih banyak dikuasai oleh nilai-nilai subjektif. Apa yang dilakukannya banyak didasari oleh cita-cita dan pemikirannya sendiri bersifat absolut dan disesuaikan dengan nilai-nilai dirinya. 

Selanjutnya Jung juga menambahkan bahwa ada empat fungsi dasar pada individu, yaitu fungsi: berpikir berperasaan, pengindraan dan intuisi. Kalau dikombinasikan dengan kedua tipe diatas, maka ada Ekstavert pemikir, perasaan pengindra, intuisi; juga Introvert pemikir, perasa, pengindra, intuisi. Orang yang benar-benar Ekstavert atau Introvert jumlahnya tidak banyak, kebanyakan sifat diantaranya, yaitu Ambivert. 

Tipologi lain dikembangkan oleh Spranger, seorang filsuf Jerman. Spranger mengelompokan individu atas dasar kecendrungannya akan nilai-nilai dalam kehidupan. Menurut Spranger ada empat tipe kepribadian atas dasar kecendrungan akan nilai 

1) Theoretic atau manusia toeritis, mereka yang mendasarkan tindakan-tindakannya atas dasar nilai-nilai teoritis atau ilmu pengetahuan. Tipe ini memiliki dorongan yang besar untuk meneliti,mencari kebenaran,rasa ingin tahu,pandangan yang objektif tentang dirinya dan dunia luar. 

2) Ekonomi, mendasarkan aktifitasnya atas dasar nilai-nilai ekonomi, yaitu prinsip untung rugi. Perilakunya selalu diwarnai oleh dorongan-dorongan ekonomi, melihat manfaat sesuatu benda bagi kehidupan, segala sesuatu dilihat dari manfaat atau kegunaannya terutama untuk dirinya. 

3) Aesthetic yaitu mereka yang menjadikan nilai-nilai keindahan (estetika) sebagai dasar dari pola hidupnya. Sifat-sifat individu dari tipe ini adalah, senang akan keindahan, bentuk-bentuk simetris, harmonis, segala sesuatu dipandang dari sudut keindahan. 

4) Sociatic mereka yang lebih mengutamakan nilai-nilai sosial atau hubungan dengan orang lain sebagai pola kehidupannya. Beberapa sifat tipe ini, menyenangi orang lain, simpatik, baik, meninjau persoalan dari hubungan antar manusia. 

5) Politic, yaitu mereka yang menjadikan nilai-nilai politik sebagai pola hidupnya. Ia memiliki dorongan untuk menguasai orang lain, menjadi manusia terpenting dalam kelompoknya. 

6) Relegious, mengutamakan nilai-nilai spritual hubungan dengan Tuhan. Perilakunya didasari oleh nilai-nilai keagamaan, keimanan yang teguh, penyerahan diri kepada Tuhan. 

Erich Fromm membagi manusia atas dua tipe berdasarkan orientasi dirinya, yaitu yang Berorientasi produktif atau productive Orientation dan yang berorientasi tidak produktif atau Unproductive Orientation. Individu yang memiliki orientasi produktif, adalah yang memiliki pandangan realistis, mampu melihat segala sesuatu secara obyektif, dengan kelebihan dan kekurangannya. Ia beranggapan bahwa dirinya mempunyai kekuatan, kemampuan, tetapi juga kekurangan-kekurangan, demikian juga halnya orang lain ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi dalam hidupnya diperlukan suatu kerjasama. Setiap individu wajib mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya, serta wajib berusaha untuk mencapai apa yang dicita-citakan. 

Individu yang memiliki orientasi tidak produktif, ada beberapa bentuk. 

1) Receptive atau penerima. Tipe ini mempunyai asumsi bahwa sumber kekuatan ada di luar dirinya, dia tidak bisa apa-apa, yang bisa dia lakukan adalah menerima apa yang dibuat dan dihasilkan oleh orang lain. 

2) Eksploitative atau pemeras. Tipe ini hampir sama dengan tipe pertama, bahwa sumber kekuatan ada diluar dirinya, tetapi cara menguasainya bukan dengan cara menerima tetapi harus merebutnya. Semboyan dari tipe orang ini adalah “mangga curian lebih enak dari yang ditanam sendiri”. 

3) Hoarding atau Tertutup. Individu yang bertipe ini punya anggapan bahwa sumber kekuatan ada pada dirinya. Karena dia merasa kuat dan mampu sendiri, maka ia tidak membutuhkan sarana, pendapat ataupun kerjasama dengan orang lain, dirinya tertutup untuk dunia luar. 

4) Marketing Personality atau Pribadi Pasar. Tipe ini bertolak dari anggapan yang sama dengan tipe ketiga, bahwa sumber kekuatan ada dalam dirinya, tetapi caranya adalah menjual atau memasarkan apa yang ia miliki. Pribadi Pasar ini, seperti halnya pedagang ia berusaha menjual apa yang laku di pasaran dengan harga tinggi. Jadi pribadinya berubah-ubah sesuai dengan pasaran, atau situasi kondisi yang memintanya. 

Apa yang yang dikemukakan oleh Fromm bukan sekadar tipe-tipe kepribadian, tetapi juga pemisahan mana pribadi yang sehat dan mana yang tidak sehat. Orientasi diri yang produktif menunjukkan pribadi sehat, sedang Orientasi yang tidak produktif menunjukkan pribadi yang tidak sehat. 

Dengan demikian, perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan aspek – aspek kepribadian terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari luar, dengan dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang dan berubah.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com