Disini akan coba dijelaskan tentang Fungsi Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian, semoga bermanfaat.
Berdasarkan pembelajaran di depan, dapat diketahui betapa pentingnya interaksi dan sosialisasi bagi seorang individu. Dengan sosialisasi, individu dapat menjalin hubungan sosial secara harmonis. Selain itu, sosialisasi sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
Berdasarkan pembelajaran di depan, dapat diketahui betapa pentingnya interaksi dan sosialisasi bagi seorang individu. Dengan sosialisasi, individu dapat menjalin hubungan sosial secara harmonis. Selain itu, sosialisasi sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
a. Faktor Pembentuk Kepribadian
Antara individu satu dengan individu lain memiliki kepribadian yang berbeda dan khas. Perbedaan ini dapat kamu lihat pada tiap-tiap individu di sekitarmu. Walaupun ada beberapa kepribadian yang tampak sama, tetapi secara keseluruhan mereka berbeda. Perbedaan kepribadian terjadi karena pengaruh beberapa faktor sebagai berikut.
1) Warisan Biologis
Warisan biologis biasanya berupa bawaan dari ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini tampak pada inteligensi dan kematangan fisik, seperti ciri-ciri fisik, tingkat IQ, bakat seseorang, dan sifat-sifat khas yang diturunkan oleh orang tua. Akan tetapi, warisan biologis mempunyai potensi untuk berkembang apabila dipengaruhi oleh pengalaman sosialnya.
2) Lingkungan Alam
Perbedaan kepribadian dapat pula disebabkan faktor lingkungan alam. Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Oleh karena itu, kepribadian orang yang hidup di daerah kutub berbeda dengan kepribadian orang yang tinggal di daerah tropis atau kepribadian penduduk yang tinggal di daerah pantai tentu berbeda dengan kepribadian penduduk yang tinggal di daerah pegunungan. Kepribadian orang Indonesia tentu berbeda dengan kepribadian orang Amerika.
3) Lingkungan Sosial
Kelompok tempat ia bergabung pun dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat luas. Hal ini karena setiap kelompok mempunyai nilai dan norma yang disosialisasikan oleh anggotanya. Oleh karena itu, sebagian besar kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Misalnya kepribadian seorang tukang becak tentu berbeda dengan kepribadian seorang guru atau kepribadian anak rumahan berbeda dengan kepribadian anak jalanan.
b. Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian terus berlangsung dalam diri seseorang, lahir sampai dewasa. Perkembangan kepribadian seseorang dapat berlangsung melalui beberapa tahap atau fase.
1) Tahap Pertama
Pada tahap ini anak belajar bersikap yang akan menjadi sikap permanen di kemudian hari, seperti belajar memanggil ibu kepada ibunya dan ayah kepada ayahnya atau menggunakan tangan kanan dalam melakukan sesuatu, dan berkata-kata baik. Pada tahap ini lingkungan keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian.
2) Tahap Kedua
Tahap kedua terjadi pada anak yang beranjak dewasa. Setelah anak dewasa, lingkungan pergaulannya pun bertambah luas. Anak akan memasuki lingkungan sosial yang baru. Melalui lingkungan ini anak mulai mengenal tetangga, teman sekelas, bapak/ibu guru, dan teman-teman sebaya. Lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Pada tahap ini anak mulai merasakan dorongan-dorongan, naluri, getaran hati, perangai, bakat, dan inteligensi.
3) Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga seseorang sudah mempunyai kedewasaan dalam bersikap. Pada fase ini perilaku-perilaku seseorang sudah semakin stabil. Hal ini dapat kita lihat pada diri ayah, ibu, nenek, kakek, paman, dan bibi.
Proses perkembangan kepribadian seseorang berlangsung terusmenerus. Proses ini terjadi seiring dengan berlangsungnya sosialisasi dalam diri orang tersebut. Hal ini karena nilai dan norma yang diterima melalui proses sosialisasi mendorong individu untuk menyesuaikan diri dan mematuhinya sehingga membentuk kepribadian seseorang.
c. Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang dapat dilihat melalui lingkungan sosialisasinya. Misalnya seorang anak yang bertempat tinggal dekat dengan pangkalan ojek. Setiap hari ia selalu bertemu dan bersosialisasi dengan tukang ojek. Setiap kali dia lewat, ia melihat para tukang ojek berkumpul dan berjudi. Lambat laun ia pun akan melakukannya. Menurutnya, berjudi merupakan hal yang biasa. Berbeda dengan anak yang selalu bergaul dengan buku-buku bacaan. Anak tersebut cenderung menjadi anak yang tertutup dan kurang bergaul. Hal ini karena kurangnya interaksi dengan orang lain.
Berdasarkan kasus-kasus di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi mampu membentuk kepribadian seseorang. Melalui proses sosialisasi, individu memperoleh nilai dan norma yang akan menjadi pedoman untuk bertingkah laku sehingga terbentuklah kepribadian seseorang. Dengan kata lain, proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses sosialisasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan teman sepermainan, lingkungan sosial, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat luas.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut.
Bagan Pembentukan Kepribadian Melalui Sosialisasi
Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari warisan biologis yang dipengaruhi oleh lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat luas, dan media massa) melalui proses sosialisasi.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.