Motif merupakan pengertian yang mencakup penggerak keinginan,
rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan, dan dorongan dalam diri manusia
yang menyebabkan ia melakukan sesuatu. Motif atau motive (bahasa Inggris)
berasal dari kata “motion” yang
berarti gerakan atau atau sesuatu yang bergerak yang dihubungkan dengan sesuatu
yang dilakukan manusia seperti perbuatan dan perilaku. Dalam Sunaryo (2004),
ada beberapa pakar yang mengemukakan defenisi motivasi antara lain :
Gerungan (1996),
motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak,
alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
melakukan sesuatu. Abu Ahmadi (1999), motif adalah sesuatuyang ada dalam diri
individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu melakukan
sesuatu. Sarwono (2000), motif berarti ransangan, dorongan, atau pembangkit tenaga
bagi terjadinya sesuatu. Sehingga disimpulkan bahwa, motif adalah sesuatu
kekuatan dasar yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme
itu bertindak atau berbuat untuk memenuhi kebutuhan agar tercapai keseimbangan.
Motivasi berasal
dari kata “motiv“ yang memiliki makna
daya penggerak yang akan menjadi aktif jika disertai dengan kebutuhan yang akan
dipenuhi. Menurut Mc.Donald dalam Setiawati dan Dermawan (2008), motivasi
merupakan perubahan energi dalam diri seseorang berupa tindakan dalam
pencapaian tujuan.
Menurut
Notoatmodjo (2007), motif atau motivasi berasal dari kata latin “Moreve” berarti dorongan dari dalam
diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak dapat
dipisahkan dari kata kebutuhan (need atau
want) yang merupakan suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi
atau direspon.
Karena kata
motivasi tidak dapat terlepas dari kata kebutuhan, Morgan dalam Setiawati dan
Dermawan ( 2008) menggambarkan bahwa manusia melangsungkan kehidupannya didasari
atas kebutuhan diantaranya seperti : Kebutuhan untuk melakukan sesuatu untuk
suatu aktivitas; Kebutuhan yang bersifat menyenangkan; Kebutuhan untuk mencapai
hasil; Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
2.1.1. Pendekatan Dalam Mempelajari Motivasi
Notoatmodjo (2010),
mengatakan bahwa ada berbagai pendekatan dalam mempelajari motivasi manusia.
Ini karena motivasi bukan sesuatu yang dapat secara langsung kita pelajari,
untuk itu para ahli mempelajari motivasi dengan menelaah kebutuhan manusia.
Pendekatannya antara lain :
1.
Pendekatan Instink : instink
adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis
diturunkan. Instink yang mendasari yaitu instink untuk menyelamatkan diri dan
instink untuk hidup.
2.
Pendekatan Pemuasan
Kebutuhan (Drive-Reduction) :
pendekatan ini menekankan pada apa yang menarik individu untuk berperilaku (Drive-Teory). Manusia terdorong untuk
berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan sehingga tercapailah keseimbangan.
3.
Pendekatan Insentif :
Insentif merupakan stimulus yang menarik individuuntuk melakukan sesuatu karena
dengan melakukan perilaku tersebut, maka individu akan mendapatkan imbalan yang
menyenangkan.
4.
Pendekatan Arousal :
pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan dari perilaku
ini yaitu untuk memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan.
5.
Pendekatan Kognitif :
pendekatan ini menjalaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran,
harapan, dan tujuan sesesorang. Fielman (2003), pendekatan ini dibedakan antara
lain motif instrinsik (berasal dari dalam diri) dan motif ekstrinsik (barasal
dari luar diri).
2.1.2. Teori-Teori Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2007), teori motivasi antara lain :
1.
Teory McCleland yang dikutip
dan diterjemahkan oleh Sahlan Asnawi (2002), bahwa dalam diri manusia ada dua
motivasi yaitu motif primer (motif
yang tidak dipelajari), motif ini muncul pada individu secara biologis misalnya
makan, minum dan seks. Sedangkan motif
skunder timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.
2.
Teory McGregor yang
menyimpulkan teori motivasi dalam teori “X
dan Y”, yang didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X), dan pandangan baru atau modern
(teori Y)
3.
Teory Herzberg dan menurut
teori ini ada dua faktor yaitu faktor penyebab kepuasan dan faktor penyebab
ketidakpuasan yang mempengaruhi individu dalam tugas atau pekerjaannya.
4.
Teory Maslow mendasarkan
pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis (kebutuhan
materil) dan kebutuhan psikologis (kebutuhan non-materil).
Ada dua aliran
teori motivasi, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari
kebutuhan-kebutuhan (Content Theory)
yang dirincikan oleh Maslow dalam beberapa tingkatan antara lain kebutuhan
fisiologis (makan, minum, tidur dan seks); Kebutuhan akan rasa aman; Kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai; Kebutuhan untuk dihargai; Kebutuhan aktualitas
diri; Dan ada yang mengkaji dengan mempelajari prosesnya (process theory) berusaha memahami proses berpikir yang ada dan
dapat mendorong individu untuk berperilaku tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Suparyanto
(2010), teori motivasi terdiri dari :
1. Teori hedonisme
Hedone dalam bahasa Yunani berarti kesukaan, kekuatan atau kenikmatan, menurut
pandangan hedonisme yang diterapkan
dari teori ini yaitu adanya anggapan bahwa orang akan cenderung menghindari
hal-hal yang sulit dan menyusahkan (mengandung resiko berat) dan lebih suka
melakukan suatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
2. Teori naluri
Pada
dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu (naluri) pokok yang dalam hal ini
disebut juga dorongan naluri mempertahankan diri, dorongan naluri mengembangkan
diri, naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis.
3. Teori reaksi yang dipelajari
Teori
berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri
tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di
tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau
pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik
hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang
dipimpinnya.
4. Teori pendorong
Teori
ini merupakan panduan antar “teori naluri” dengan "teori reaksi yang
dipelajari", daya dorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut
teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak buahnya,
ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga reaksi yang
dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.
5. Teori kebutuhan
Teori
ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya adalah
kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila
seseorang ingin memotivasi orang lain, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa
kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.