Konsepsi Budaya Dasar Dalam Seni Rupa
1. HAKEKAT SENI
RUPA.
Keutuhan
manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan dan
meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai
salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan pranata
budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif,
maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
Dalam
kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa
seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai
karya seni yang nampak rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata.
Maka itu kadang-kadang seni rupa itu disamakan dengan seni visual, yakni seni
yang aktifitasnya erat sangkut pautnya dengan visi indrawi (mata) Tetapi
sebenarnya seni rupa itu lebih dari yang hanya bersifat lahiriah semata, yakni
lebih dalam lagi dan meliputi pula visi bathiniah.
Seni rupa
sebagai karya yang kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah
pembabaran idea yang bersifat bathiniah Dalam mengadakan pendekatan terhadap
seni rupa seluruh pancaindra kita, khususnya penglihatan, perabaan dan
perimbangan kita terlibat dengan asyiknya terhadap bentuk seni rupa itu yang
terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya yang bersifat
lahiriah itu untuk seterusnya menguak alam kesadaran jiwa kita untuk lebih jauh
menghayati isi yang terbabar dalam karya seni rupa itu serta idea yang melatar
belakangi kehadirannya.
Maka itu
dalam mengadakan pendekatan terhadap karya seni rupa kita tidak cukup hanya
bersimpati terhadap karya seni rupa itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara
empati (empathy). Empati berasal dari kata Yunani yang berarti Terasa di dalam,
sedangkan simpati yang juga berasal dari kata Yunani berarti merasa dengan.
Jadi dalam menghayati suatu karya seni secara empati berarti kita menempatkan
diri kita ke dalam karya seni itu.
“Seorang
pribadi yang berempati orang ini mencoba melihat dunia dari makhluk manusia
lain, melalui mata dari orang lain. Empati memerlukan keterlibatan, imajinasi,
pengertian, identifikasi dan interaksi. Dengan faktor-faktor tersebut maka
kualitas empati lebih meningkat”
Dengan
kesediaan kita mempelajari suatu karya seni secara empati, yaitu mencoba
memahami apa yang sebenarnya terbabar dalam karya seni itu, baik terhadap karya
seni yang berasal dari jaman lampau maupun dari masa kini dari daerah yang sama
atau berjauhan,berarti kita telah terbuka untuk memahaminya.
Memang,
pada dasarnya manusia bersifat sukar memahami manusia lainnya, termasuk
bersifat sukar menerima karya seni bentuk-bentuk asing. Pemahaman terhadap
karya seni bentuk-bentuk asing seperti karya seni rupa prmitif atau karya seni
rupa kuno, bahkan juga terhadap karya seni rupa modern tidaklah mudah, Satu
syarat yang masih dituntut oleh seni modern yang bahkan merupakan ciri khasnya,
ialah kreativitas. Dari sebuah perkataan ini tercantumlah beberapa sifat yang
merupakan gejala-gejalanya. Oleh karena itu untuk menghindarkan istilah modern
yang bermuka banyak itu tadi, ada yang menamai seni modern itu dengan “seni
kreatif”. Contoh, karya-karya seni rupa modern adalah karya-karya seniman :
a. Paul Cezane,
b. Paul Gauguin,
c. Vincent van Gogh,
d. Pablo Picasso,
e. Naum Gabo,
f. Antoine Pevsner,
g. Ozcenfant,
h. Marinelti,
i. Mari Utrillo,
j. Max Chagal,
k. Henry Moor,
l. Kandinsky dan sebagainya.
Di Indonesia kita mengenal
seniman pelukis dan pemahat modern antara lain:
- Affandi,
- Popo Iskandar,
- Zaini,
- G. Sidharta,
- Klul,
- Cokot,
- Ida Bagus Nyana dan sedcretan scniman muda
lainnya
Karya-karya
mereka (sebagian) dipajang di becrapa lempat scperti :Balai Scni Rupa Pusat di
Jakarta, Museum Affcndi di Yogyakarta, Museum bali di Dcnpasar, Museum Ralna
Warta di Ubud (Bali), Pusat Kcsenian Bali di Dcnpasar, Museum Sctcja Neka di
Ubud (Bali ) dan di bebcrapa tempat kolcktor
lainnya.
2. BEBERAPA GAYA,
CORAK, ATAU ISME SENI RUPA.
Di muka
telah di singgung, bahwa kclahiran karya-karya seni rupa yang berbeda-beda pada
liap-liap jaman dikarcnakan masing-masing jaman itu mcmiliki aliran-aliran
pikiran yang berbeda-beda. Masing-masing jaman mclahirkan karya-karya scni rupa
dengan ciri-cirinya masing-masing. Ada
kalanya pada satu jaman lahir aliran-aliran pikiran yang berbeda-beda, schingga
melahirkan pula corak karya seni rupa yang berbeda.
Jadi yang
dimaksud dengan gaya
dalam seni rupa adalah corak atau isme yang dikarenakan aliran-aliran pikiran
yang mendorong alau mclatar belakangi kelahiran karya scni rupa itu.
Karena
adanya perbedaan-perbedaan konsepsi pikiran dari masing-masing jaman, maka
masing-masing jaman mclahirkan kcsenian yang mem-punyai ciri-ciri yang khusus.
Adanya bermacam gaya ,
corak atau isme.itu mempunyai pesona-pesona sendiri yang khusus dan khas. Di
samping itu, tiap-tiap aliran corak, gaya
atau ismc itu mempunyai tujuan tcrtcntu atau fungsi sendiri-sendiri. Atau
tiap-tiap aliran itu mempunyai cita-cita seni sendiri, sesuai dengan pikiran
jamannya.
Karena
cila-cita seni itu berbeda-beda, yang satu ke arah kemanusiaan, yang satunya kc
arah ke Tuhanan dan sebagainya, maka karya-karya seni itu memperlihatkan wujud
yang berbeda-beda. Namun demikian kesenian mempunyai aspek-aspek persamaan.
2. Kesenian
Primitif
Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa mutu suatu ciptaan terutama pada sifatnya yang
khas, yang tak ada pada ciptaan lain untuk mencari karya yang khas, unik dan
tidak ada duanya itu, maka orang menoleh ke masa seni primitif.
Kesenian
primitif kesederhanaannya menimbulkan kesan yang mengagumkan. Kesenian primitif
tidak di buat atas dasar sadar artistik tctapi dibuat atas dasar sadar magis.
Benda yang dibuat tidak ditujukan sama sekali untuk benda seni yang menarik
(artistik), tapi sebagai benda sakti. Contoh : patung-patung suku Asmat dari
Irian sungguh menarik pesona seni orang-orang modern, meskipun karya-karya itu
tidak memiliki keindahan menurut pesona seni klasik.
Kita
sering keliru menilai suatu karya seni dan menilai tidak dari karya scni itu sendiri
pada jamannya, melainkan dengan kriteria dari luar jaman karya scni itu.
Biasanya kita menggunakan ukuran masa kini atau masa klasik untuk menilai karya
seni primitif. Gaya
klasik semula dimaksudkan ialah kesenian Yunani kuno.
Di Indonesia
kesenian dan kesusastraan Hindhu dianggap klasik. Kadang-kadang kesusastraan
melayu juga di scbut klasik. Ciri-ciri seni klasik adalah tenang, harmonis,
symetris atau seimbang. Contoh: wayang kulit, patung dari jaman Hindhu dan
sebagainya.
Lawan
dari klasik ialah seni romantik, yang dengan sadar mengingkari keseimbangan
klasik, bentuk teratur dan tradisional. Sedangkan romantik menyampingkan
realitas dan mengikuti emosi, terutama cmosi yang dramatis dan tragis yang amat
menarik. Para scniman romantik mengubah ralitas
dengan berdasarkan fantasinya dan selanjutnya seolah-olah hidup di dalam
impian.
Dengan
demikian wajarlah para seniman romantik mencari obyek yang biasa merangsang
fantasi-fantasinya dan bisa memberi jalan untuk melahirkan rasa romantisnya.
Pelukis romantis Indonesia
yang terkenal adalah Basuki Abdullah dengan buah karyanya yang menawan
penggemarnya.
Di Barat
romantik berkembang pada bagian akhir abad ke 18 atau pada permulaan abad ke
19, bersamaan dengan aliran neo-klasik.
Neo-klasik
adalah aliran yang berorientasi pada kcbcnaran dan kcindahan Recoco yang
berkembang di Perancis pada pertcngahan abad ke 18 (*).
Apabila gaya rococo mcncerminkan kehalusan dan pcrmainan cinta
serta keingingan menghias tanpa tujuan tertentu, maka gaya neo-klasik ialah suatu jawaban terhadap
kerinduan pada masa silam dari kcscnian negara tua. Ciri-cirinya:
1).
mengagung-agungkan bentuk,
2).
komposisi seimbang,
3). gerak
tidak berlebih-lebihan,
4).
warnanya dingin dan
5). obyek
tentang sejarah dan mitologi
Contoh karya neo-klasik
adalah karya-karya Jacques Louis David yang menunjukkan adanya kemahiran dalam
anatomi dan kctclitian dalam membuat lipatan-lipatan kain serta penyusunan
figur-figur secara scimbang.
Perbedaannya
dengan corak Barok nampak jelas. Gaya Barok litik berat di scgala jurusan,
tidak ada kescimbangan synctris. Warna dan sinar kontras dan scrba bcrgcrak.
Ukuran tafril scrba besar. Sedangkan seni klasik, titik bcrat pada
tengah-tengah lukisan, scimbang dan symetris. Karya korcvoor dan Hcsscling
adalah salah satu contoh gaya
Barok yang mempcrlihatkan bcrmacam-macam efck yang bcrgerak dengan kontras yang
kuat sckali.
Sesudah gaya romantik,
berturut-turut limbul realisme, impresionisme dan ekspresionesme. Realisme
dibedakan dengan naturalisme. Realisme tidak seperti halnya romantik yang
hanyut pada emosi individual, melainkan tingkah laku di dunia pada umumnya.
Jadi terletak pada arah kebenaran umum dalam hal ini kehidupan sosial. Di Barat
karya Daumier adalah contoh yang baik unluk gaya realisme. Dan di Indonesia kita dapat
menunjuk karya-karya Henk Ngantung yang menggambarkan kchidupan para petani
buruh dan nelayan dari tingkat kelompok sosial bawah.
Hanya
dipakai dalam interior rumah (pintu, mebel, barang-barang kerajinan dan
sebagainya) yang ditaati oleh pemakai ornamen yang berlebih-lebihan seperti
motif sulur-sluran daun,
Apa yang
telah di paparkan di atas sebagai gaya realis
yang berbeda dengan gaya
naturalis. Gaya
naturalis selalu mewujudkan seperti terlihat dalam alam. Dalam lukisan
naturalis seniman menghubungkan hal-hal kecil scbanyak mungkin, membangun
lukisan secara teliti dan tcrperinci dengan selalu mengulang supaya mirip
dengan benda scsungguhnya secara foto grafis dengan mempcrhatikan bentuk maupun
tekstur, refleksi warna dari satu benda terhadap yang lain dan sebagainya.
Contoh karya naturalis yang banyak adalah karya-karya Abdullah Suryo Subroto
yang senang melukis obyek-obyek pemandangan di sekitar gunung Merapi dan alam
pegunungan yang indah.
Apabila
aliran naluralis sangal leliti dalam melukis obyeknya, tidak demikian halnya
dengan aliran imprcsionismc. Naturalisme mcnimbulkan kesan efck yang pcrmanen
dan abadi, scdang imprcsionisme mcrupakan hasil dari pcrtumbuhan keadaan
scpintas lalu serta pcrcobaan scketika. Imprcsionismc menunjukkan kesan-kesan
scketika atau scsaat dan tidak pcrmanen. Pclukis imprcsionismc tidak Iagi
mcncliti dengan ccrmat bentuk-bentuk obyeknya.
3. ALIRAN SENI LUKIS
a. Surrealisme
Aliran untuk melukiskan suatu aktivitas jiwa manusia
yakni aktivitas jiwa yang masih dalani kcadaan bebas, yang belum terkekang oleh
kaidah-kaidah logika, etika, estetika dan scbagainya. Lukisan dengan aliran ini
kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis
berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap
bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa
dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Jadi surrealisme ini hendak melukiskan pcngalaman
manusia secara scdalam-dalamnya. Aliran ini lahir sejak terbitnya manifes yang
di tulis oleh A. Breton (manifesto du surrcalisme) pada tahun 1942 dan memuneak
an-tara tahun 1934 – 1938. Karya-karya yang tergolong surrealis adalah buah
karya : Savador Dali, M. Chagall dan Paul Klce.
b. Kubisme
Adalah
aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso . adalah nama bagi suatu aliran
dalam scni lukis dan seni pahat modern yang lahir pada tahun 1908. Aliran ini
mula bcrtujuan untuk mempcrsahajakan benda-benda menjadi bentuk-bentuk
geomctris, kemudian lcbih bcrcorak dekoratif dan non obyektif.
Penganjuran pcrtama adalah Pablo Picasso dan Brauquc.
Karya Pablo Picasso yang bcrgaya kubisme yang tcrkcnal adalah lukisannya yang
bcrjudul “Guernice” (1937). Sebenarnya lukisan ini kombinasi gaya ekspresionisme, surrealisme dan kubisme.
Lukisan ini adalah buah dari reaksi kemarahan Picasso atas pengeboman
scmcna:mcna olch angkatan udara Jerman atas Guernice yang sama sckali tidak
dipertahankan secara milker.
c. Romantisme
Merupakan
aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia . Lukisan dengan aliran
ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang
lukisan. Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda
dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman
kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh
d. Ekspresionisme
Ekspressionisme adalah
kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional
. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan , sastra , film ,
arsitetur , dan musik . Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis
emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis. seniman
berusaha mengungkapkan kesadaran jiwanya yang dalam terhadap obycknya. Jadi
corak cksprcsionismc ilu scsungguhnya mcnggambarkan bagaimana scsungguhnya
pcrasaan jiwanya tcrhadap obycknya, bukan lagi mcngambarkan kesan rasan luar
dari sualu obyck. Corak cksprcsionismc lcbih mcmcntingkan cksprcsi, yaitu
pcrnyataan balhin yang sclalu tumbuh karcna dorongan akan mcnjclmakan pcrasaan
atau buah pikiran . Pada corak ekspresionismc itu yang diutamakan adalah
inti-sari atau hakekat, jadi soal “di dalam” atau ada juga yang mcngatakan soal
“kejawaan”.
Oleh karena yang diungkapkan soal kejiwaan, scdangkan
jiwa itu scsuatu yang abstrak, maka wujudnya ada kalanya abstrak. Corak
eksporcsionismc inilah mcnjadi dasar scni modern dengan bebcrapa cabangnya
sepcrti: kubisme, fauvismc, purismc, futurismc, dadaisme, sur-realisme,
naif-primitifismc dan scbagainya.
e. Impresionisme
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19
yang dimulai dari Paris
pada tahun 1860an . Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet , ”
Impression, Sunrise
” (“Impression, soleil levant”) . Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini
sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari .
Karakteristik
utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah
(bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena
dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut
pandang yang tidak biasa. Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya
aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme , Fauvisme , and
Kubisme . Ia memiliki ciri khas:
· Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan
pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
· Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran
pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina
.
· Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer
(Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
· Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna
berikutnya.
· Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
· Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari
suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
· Dikerjakan di luar ruangan
Apabila warna yang
diletakkan terpisah (berjajar) satu persatu yang mempertinggi kecemerlangan
warna terhadap yang lain. Hasilnya melahirkan efek-efek yang menggetar pada
mala pengamal. Contoh karya-karya impresionisme adalah karya-karya seniman :
Monet, Manet, Vincent van Gogh dan sebagainya. Di Indonesia karya Gusti Ngurah
Gede Pemecutan yang bergaya pointilismc adalah salah salu contoh gaya impresionismc.
Apabila gaya imprcsionismc hanya
menangkap kesan luar dari suatu Obyek yang dilukiskannya dengan warna cahaya
yang mclclch, lain halnya dengan ekspresionisme. Aliran ini mengulamakan (untuk
dilukis) kesan llahi yang bcrsifat bathiniah. Melalui ekspresionisme, seniman
sedang berusaha mengungkapkan pcrasaan yang biasanya ada, ialah sesualu yang
nenyedihkan. Tidak ada suatu kemungkinan unluk melihat lukisan-lukisan macam
ini, tanpa merasakan sesuatu dari konflik bathin yang menggcrakkan Jiwa.
Lukisan ekspresionisme memaksa pengamat berfikir tentang bentuk fieri a dislori
warna yang dipcrgunakan sebagai bahasa oleh pelukisnya. Contoh karya Vincent
van Gogh dan El Greco. Di Indonesia karya-karya Affandi adalah contoh yang baik
bagi gaya
cksprcsionismc.
f.
Post-Impresionisme
Post-Impresionisme adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa
impresionisme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari
penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari
pencapaian impresionisme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van
Gogh , Paul Gauguin , Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec . Camille
Pissarro , yang sebelumnya adalah seniman impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme . Monet
meninggalkan kewajiban melukis di luar ruangan. Paul Cézanne , meskipun telah
tiga kali terlibat dalam pameran impresionis, kemudian mengembangkan gayanya
tersendiri. Karya seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran
impresionisme namun masih mengandung unsur-unsur dasarnya.
g. Fauvisme
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang
berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme
berasal dari kata sindiran “fauve” (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat
mengomentari pameran Salon d’Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas
edisi 17 Oktober 1905, halaman 2. Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre , Paris , hingga Bordeaux . Kematangan
konsepnya dicapai pada tahun 1906.
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam
menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme ,
pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan
kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman
dengan alam tersebut. Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada
1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Sérusier :
“Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu?
Kuning, karena itu tambahkan kuning . Lalu bayangannya terlihat agak biru,
karena itu tambahkan ultramarine . Daun yang kemerahan? Tambahkan saja
vermillion .”
Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara
objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis ,
digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya
warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai
jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti
keinginan pribadi pelukis.
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan
sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat.
Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak
detail .
adalah aliran dalam scni
lukis yang bcrckspcrimcn dengan bcntuk. Karena kebebasannya mcnggambarkan
bentuk, maka oleh pelukis tradisional disebut “pelukis liar” bahasa Pecrancis
(fauvc = binatang liar), nama yang dikarang olch L. Fauxclles (1903).
CIri-cirinya: warnanya kuat, sapuan-sapuannya lebar bcrjejer berdampingan dan
pinggiran warna-war-nanya dilunakkan. Lahir dan berkembang pada tahun 1904 –
1909. Tokoh-tokohnya : Matisse, Drain dan Vlaminch.
h. Realisme
Realisme
di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau
interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa
unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk
sekalipun.
Pembahasan
realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang
bermula di Perancis pada pertengahan abad 19 . Namun karya dengan ide realisme
sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota
Lothal , yang sekarang lebih dikenal dengan nama India .
Dalam
pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa
berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai
contoh, pelukis foto di zaman renaisans , Giotto bisa dikategorikan sebagai
perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru
penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan
sejak zaman Gothic .
Kejujuran
dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt
yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19,
sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School
memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi
berkembangnya impresionisme . Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood
menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang
lebih intens terhadap realisme.
i. Naturalisme
Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha
menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan
pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad19 sebagai reaksi atas
kemapanan romantisme . Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William
Bliss Baker , yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari
gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan
Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap
alam.
j. Purisme,
Adalah
aliran dalam seni lukis yang amat menyederhanakan elcmen-clemcn kontruksi dan
sangat membatasi pemakaian warna. Bahkan dikatakan, purisme adalah pcngolahan
lcbih lanjut tcrhdap kubisme. Tokoh-nya adalah Ozenfant.
k. Futurismc,
Suatu gcrakan
sastra yang bcrcorak politik. Lahir olch scorang Italia F.T. Marinelti dengan
suatu manifes yang menganjurkan sifat sportif dan pro tcrhadap scgala apa yang
dapat memajukan tchnik dan keccpatan. Sebaliknya ia mencntang kepada apa yang
masih berhubungan dengan waktu lalu. Anti terhadap sctiap sikap yang
bcrdasarkan filsafat atau sikap hidup yang didapatkan secara intclcktualistis.
Kchidupan seni rupa waktu itu sangat dipengaruhi, scbagai rcaksi tcrhadap
akademismc yang mundur waktu itu di Italia.
Lukisan-lukisan
futurisme mcngulamakan gerak sehingga lahir macam-macam gcrak dari suatu benda.
Semuanya dilihat dari pangkal tolak motoris (gerak). Pelukis futuristik
melukiskan benda-benda tidak lagi dari suatu tempat tcrtcntu, tetapi
mcngumpulkan pecnangkapan kesan menjadi satu gambaran atau kombinasi, fragmen
dari pengamatan yang menggugah. Selanjutnya mereka melahirkan gerak dan
kekuatan dan juga buah dan suara dari pada warna dan garis. Mereka mclemparkan
jauh-jauh prinsip pcrspektif.
l. Dadaisme,
Adalah suatu
gerakan yang radikal sekali dikalangan pelukis dan pujangga-pujangga, yang
menentang segala macam kesenian yang telah diakui dan anli terhadap nilai-nilai
tradisional.
Pcrkataan “dada” berasal
dari bahasa Perancis, yaitu pcrkataan yang di ucapkan anak kecil baru belajar
bcrkata-kata. Perkataan “dada” juga bcrarti “hobby” suatu pekerjaan yang
digemari. Gaya
dadaisme muncul sewaktu Perang Dunia I di Swiss dan mengalami kemajuan dengan
pesat sesudah tahun 1908, tcrutama di Pcrancis dan Jerman. Tokohnya di bidang
seni lukis adalah Hans Arp.
m. Naif-
Primitifismc
>
aliran dalam seni lukis yang sederhana kekanak- kanakan. (Naif artinya =
kekanak-kanakan; primitif artinya = sederhana). Aliran ini diikuti oleh pelukis
Henri Rousseau (1844 – 1910), Moris Utrillo dan Marval.
Corak dan
gaya seni
modern ekspresionis tidak terbatas oleh obyek-obyek tertentu. la dilanjutkan
oleh sikap bathin si penciptanya. la melampaui batas ruang dan waktu.Akibat
daripada luasnya daerah seni modern itu, maka variasi yang terdapat di
dalamnyapun tidak terhingga pula jumlahnya sehingga tidak mungkin untuk
memasukkannya ke dalam sesuatu devinisi yang normal. Seni modern berkisar dari
yang paling realislis sampai kepada yang paling abstrak.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.