KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Pengertian Menyimak : Kegiatan menyimak tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan komunikasi. Pada dasarnya, komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan tulis. Komunikasi lisan mencakup aktivitas menyimak dan berbicara, sementara komunikasi tulis mencakup kegiatan membaca dan menulis.
Tarigan (dalam Ardiana, 2002 : 5) mengambarkan kedudukan dan hubungan antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam jalinan keterampilan berbahasa dalam tebel berikut.
Hubungan antara menyimak, membaca dan menulis
Menyimak
Langsung
Apresiatif
Reseptif
fugsional
Komunikasi tatap muka
Berbicara
Langsung
Produktif
Eksprektif
Keterampilan Berbahasa
Tak langsung
Produktif
Ekspresif
Menulis
Komunikasi tidak tatap muka
Tak langsung
Apresiasif
Fungsional
Membaca
Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara mendengar dan menyimak. `Mendengar` berarti sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini berbeda dengar `mendengarkan` yang sudah mengarah pada usaha yang sungguh-sungguh dengan memperhatikan baik-baik apa yang didengar. Dalam `mendengarkan`, faktor kesengajaan dan perhatian merupakan faktor penting (kamidjan, dalam Ardiana, 2002 : 6). Sementara itu, menyimak adalah menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya. Jadi, menyimak merupakan penerimaan pesan, gagasan, perasaan, dan pikiran sesorang. Tanggapan atas menyimak merupakan respon terhadap pembicara. Jika hal itu terjadi, berarti telah terjalin komunikasi antara pembicara dan penyimak.
Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa `mendengar` merupakan kegiatan pasif, sedangkan `mendengarkan` dan `menyimak` merupakan kegiatan aktif yang melibatkan unsur-unsur kejiwaan. Jika ditinjau dari segi tingkat pemaknaan, `mendengarkan` lebih tinggi dari pada `mendengar`, sedangkan `menyimak` lebih tinggi dari pada `mendengarkan`.
Lebih lanjut, Kamidjan dalam Ardiana (2001: 4) menjelaskan bahwa menyimak ialah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh, perhatian, pemahaman, apresiasif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
Akan tetapi, patut diperhatikan pula bahwa kegiatan menyimak yang dimaksudkan diatas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak lisan, bukan tulis. Dalam kegiatan menyimak (lisan) ini, selain aspek-aspek suprasegmental, seperi :
(1) tekanan atau keras lembutnya suara,
(2) jeda atau panjang pendeknya suara,
(3) nada atau tinggi rendahnya suara,
(4) intonasi atau naik turunnya suara, dan
(5) ritme atau irama dalam suara (sabarati, 1992: 147).
Hal ini perlu diperhatikan karena keterampilan menyimak merupakn keterampilan menangkan pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa menyimak merupakan penerimaan pesan gagasan, perasaan, dan fikiran sesoorang. Tanggapan atas penyimak lisan merupakan respon terhadap pembicaraan. Jika hal itu terjadi, berarti terjadi komunikasi antara dan penyimak.
2. Tujuan Menyimak
Salah satu aktivitas penyimak ialah pesan yang disampaikan sumber pembicara. Pemahaman yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek, yaitu (a) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, (b) tanggapan pemyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara (Depdikbud,1985 : 21 – 24 ).
Berdasarkan aspek tersebut dapat dirinci lebih jauh tentang tujuan menyimak, antara lain :
1. Menyimak untuk mendapatkan fakta
2. Menyimak untuk menganalisis fakta
3. Menyimak untuk mengevaluasi fakta
4. Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
5. Menyimak untuk mendapatkan hiburan, dan
6. Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Berikut ini peneliti akan menguraikan dai masing –
masing itu.
Berikut ini peneliti akan menguraikan dari masing-masing itu.
1. Menyimak untuk mendapatkan fakta
Untuk mendapatkan fakta, kita dapat melakukan dengan berbagai cara,. Salah satu cara ialah dengan menyimak. Sarana yang diperguanakan dalam menyimak untuk mendapatkan fakta di antaranya dapat dilakukan melalui audio, radio, televisi, tape recorder dan pertemuan secara nasional untuk mendapatkan informasi pertanian.
2. Menyimak untuk menganalisis fakta
Yang dimaksud dengan menganalisis fakta ialah menguraiakan fakta atas unsur-unsur pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama analisa fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling kecil. Dengan demikian, kita sebagai penyimak daoat memahami setiap aspek fakta, sehingga fakta tersebut dapat dipahami dengan baik.
Pemahaman makna fakta dilakukan dengan secermat-cermatnya melalui makna setiap kata frase, kalimat dan wacana. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, sebagai penyimak, harus menyadari bahwa tidaklah mungkin akan menganalisis semua fakta yang terhadap oleh indera pendengar dan yang masuk dalam otak manusia.
3. Menyimak untuk mengevaluasi fakta
Evaluasi fakta dapat dilakukan dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : (a) Bernilaikah fakta-fakta itu?, (b) salahkah fakta-fakta itu?, (c) Adakah fakta-fakta tersebut dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak?
Jika fakta-fakta yang diterima oleh penyimak dirasakan bernilai, akurat dan relevansinya dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak, fakta-fakta tersebut dapat diguakan untuk menambah pengetahuan. Jika fakta-fakta itu tidak sesuai, fakta-fakta tersebut perlu kita tolak atau hilangkan. Jadi fungsi utama penyimak mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta tersebut akan diterima atau ditolaknya.
4. Menyimak untuk mendapatkan inspirasi
Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seorang untuk melakukan kegiatan menyimak. Inspirasi biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan menyimak ceramah, televisi, pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan seni, diskusi, debat dan sebagainya
Seorang pembicara yang inspiratif ialah pembicara yang selalu berusaha mendorong, memotivasi, menyentuh emosi, memberikan semangat dan membangkitkan kegairahan penyimak untuk mendapatkan inspirasi. Pada akhirnya, penyimak tergugah emosinya terhadap hal-hal yang disampaikan pembicara.
5. Menyimak untuk mendapatkan hiburan
Hiburan dapat diperoleh melalui menyimak, seperti menyimak lagu-lagu dari radio, televisi, rekaman tape recorder, rekaman Video Compact Disk (VCD), atau dapat juga melalui menyimak ceramah atau pidato.
Radio merupakan hiburan yang paling murah bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain radio, sarana hiburan yang lain ialah tape recorder dan televisi. Kehebatan sarana hiburan tape-recorder ialah dapat menyajikan suara yang bisa disimak. Selain itu kita memilih materi/bahan simakan kepada siswa berupa berita-berita ataupun informasi lainnya yang kita rekam dari RRI atau televisi. Selanjutnya, kehebatan sarana hiburan televisi ialah selain menyajikan suara yang bisa disimak, sarana itu juga menyajikan gambar karena televisi merupakan gabungan antara audio dan audio visual.
6. Menyimak untuk memperbaki kemampuan bicara
Kosakata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosakata yang kita kuasai melalui menyimak, akan semakin tinggi pula kemampuan kita berbicara.
Berkaitan dengan tujuan menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara, seorang pembicara diharapkan dapat :
1. Mengorganisasikan bahan pembicara
2. Menyampaikan bahan
3. Memikat perhatian penyimak
4. Mengarahkan
5. Mengunakan alat-alat bantu, seperti mik, alat peraga, dan sebagainya
6. Memulai dan mengakhiri pembicaraan (Sutari dkk, 1998: 27)
Dalam hal ini, penyimak yang bertujuan memperbaiki keterampilan berbicaranya diharapkan dapat memahami keenam komponen itu pada saat menyimak.
3. Jenis-jenis Menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983 : 22) membagi jenis menyimak itu menjadi 2 macam, yaitu
(1) menyimak ekstensif dan
(2) menyimak intensif.
Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak.
Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara umum, misalnya, orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari sebuah televisi, berita radio dan sebagainya.
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dlakkan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendak. Dengan kata lain, menyimak intensif lebih menekankan kemampuan memahami bahan simakan. Misalnya, dalam menyimak pelajaran di sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa memahami penjelasannya. Selanjutnya untuk mengukur daya serap siswa, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan menyimak intensif, yaitu :
1. Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman.
2. Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan perasaan yang tinggi
3. Menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, dan
4. Menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang simak
4. Unsur-unsur Dasar Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan terjadinya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari unsur yang lain.unsur-unsur tersebut yaitu:
1. Pembicara
Yang dimaksud dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara adalah nara sumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
Dengan aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak.
2. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal tersebut akan lebih sempurna jika ia di tinjau oleh pengetahuan dan pengalamannya.
3. Bahan Simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan , terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
4. Bahasa Lisan yang Digunakan
Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan.
5. Faktor – Faktor Menyimak
(Martini:2005) diakses 12 Desember 2008 menyatakan bahwa Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang terutama para siswa. Namun, pembelajaran menyimak bukan semata-mata penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), ”Pada kegiatan mendengar mungkin sipendengar tidak memhami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan”. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menurut pendapat Rose (1991:108) bahwa faktor – faktor yang penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butur – butir penting bahan simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.
6.Media penyimakan
Tape Recorder sebagai Salah Satu Media audio yang dapat di gunakan dalam Pembelajaran Mengungkapkan Kembali Isi Cerita pada Pengajaran Menyimak.
Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan berbicara, guru perlu melatih kemampuan siswa dengan berbagai peristiwa komunikasi, menyimak cerita, berita, dan dialog melalui berbagi media, baik visual, audio atau audio-visual.
Tape-recorder merupakan salah satu media audio yang dapat digunakan dalam pengajaran keterampilan menyimak. Cerita, fragmen, drama ataupun berita dapat diperdengarkan dengan menggunakan jenis media ini. Untuk memilih bahan simakan berupa isi berita dalam pelajaran menyimak, guru dapat menyelesaikan materi yang diberikan dengan tingkat kemampuan penyimak (siswa) yang diajarkan. Dengan kata lain, cerita yang disajikan kepada siswa SD berbeda dengan siswa SLTP. Materi-materi berupa cerita yang diberikan kepada siswa terlebih dahulu direkam oleh guru.
Selanjutnya, dalam proses kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak, media audio berupa tape-recorder sangat tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Karena melalui media ini, guru dapat merekam cerita-cerita yang diperoleh berupa masalah-masalah ekonomi, sosial, olah raga, budaya, pendidikan, moral, agama, yang selanjutnya dapat disajikan kepada siswa. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk mendengarkan informasi penting yang diperolehdari bahan simakan. Hal ini sepadan dengan apa yang dikatakan oleh Ardian, dkk (2002: 24), di mana mereka mengatakan bahwa cerita-cerita yang diperdengarkan kepada siswa dapat bersumber dari surat kabar, radio, dan televisi.
Setelah guru memperdengarkan bahan simakan berupa isi cerita beberapa kali, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan kembali isi cerita yang didengarkan dengan kata-kata sendiri baik secara lisan maupun tertulis.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa
Gibb; Jack R. 1961. “DefensiveCommunication” dalam The Journal of Communication,
11 (1961): 141-8
Logan; Lilian M. [et al]. 1972. Creative Communication: Teaching The Language Arts.
Toronto: Mc Graw. Hill Ryerson Ltd
Tarigan, Djago. 1986. Keterampilan Menyimak. Jakarta: Karunia
Simaremare, Rumasi. 2008. Keterampilan Menyimak. Medan: UNIMED
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.