Ada beberapa faktor yang mempengaruhi employee engagement.
Faktor-faktor ini meliputi drives yang membuat karyawan merasa engagement (Vazirani, 2007). Drives tersebut antara lain :
a. Career Development
Karir yang terus meningkat adalah harapan dari semua karyawan yang didukung dengan tersedianya tantangan dalam pekerjaan sekaligus menyediakan kesempatan kemajuan karir di organisasi (Vazirani, 2007). Dengan diberikannya kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuan dan mempelajari keterampilan serta pengetahuan baru, maka karyawan akan menyadari potensi mereka masing-masing. Karyawan yang diberikan kesempatan karir dengan pekerjaan yang menantang akan lebih engagement. Pekerjaan yang menantang adalah drives utama kedua dari employee engagement (Perrin, 2003).
b. Leadership
Setiap karyawan memerlukan nilai yang jelas dari organisasi seperti didengarnya pendapat mereka terutama oleh pemimpin (Vazirani, 2007; MacLeod & Clarke, 2009). Produktivitas karyawan akan meningkat seiring dengan sikap positif pemimpin kepada mereka (MacLeod & Clarke, 2009). Dalam sebuah studi yang dilakukan pada orang-orang Belgia ditemukan bahwa pemimpin transformasional mempengaruhi kekuatan, dedikasi, dan kesenangan karyawan (Castellano, 2008). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Maslach, Schaufelli, & Leiter (2001) bahwa employee engagement dikarakteristikkan dengan kekuatan, dedikasi dan kesenangan dalam bekerja.
c. Autonomy
Kebebasan untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan merupakan salah satu dari driver dari employee engagement dan sebanyak 61 % karyawan setuju akan hal ini. Karyawan akan lebih menerima resiko yang besar jika mereka menganggap bahwa mereka juga memiliki kontrol terhadap keputusan yang berhubungan dengan resiko tersebut (Perrin, 2003).
d. Peers
Individu yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan rekan kerjanya akan memiliki pengalaman kerja yang lebih berarti.
Ketika individu disegani, dihormati, dan dihargai kontribusinya, maka mereka akan meraih sense of meaningfulness dari interaksi tersebut.
Hubungan interpersonal yang saling mendukung dan membantu antar karyawan akan meningkatkan level engagement dari karyawan tersebut (Vazirani, 2007).
e. Image
Ketika organisasi dipandang memiliki kualitas produk dan pelayanan yang baik, tingkat engagement karyawan yang bekerja di organisasi tersebut cenderung tinggi. Selain itu, manager yang engaged juga mempengaruhi level engagement bawahannya (Vazirani, 2007).
f. Communication
Komunikasi dua arah dan terbuka dapat meningkatkan engagement karyawan (Robinson et al, 2004). Memberikan kesempatan bagi keryawan untuk menyatakan ide-ide dan saran-saran yang lebih baik, sementara itu di saat yang sama, manager memberitahukan informasiinformasi yang berhubungan dengan karywan kepada karyawan itu sendiri.
g. Health and Safety
Suatu riset menyebutkan bahwa level engagement akan tinggi apabila karyawan merasa aman ketika bekerja. Oleh karena itu, organisasi seharusnya membuat suatu sistem untuk kesehatan dan keselamatan kerja karyawan (Vazirani, 2007).
h. Job Satisfaction
Tidak ada karyawan yang engaged apabila ia tidak merasa puas dengan pekerjaannya. Oleh karena itu sangat penting untuk organisasi melihat apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan tujuan karir yang disukai oleh karyawan tersebut (Vazirani, 2007).
i. Usia, Jabatan, dan Lama Bekerja
Pada penelitan mengenai employee engagement di US, karyawan yang memiliki rentang usia 30-39 tahun mempunyai tingkat engagement yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang berusia 40-49 tahun dan 50 tahun ke atas (Sarkisian, Catsouphes, Bhate, Lee, Carapinha, & Minnich, 2011). Selain itu menurut penelitan Blessing White (2011) didapat ada korelasi yang kuat antara tingkat engagement dengan usia, dan peran dalam organisasi. Karyawan yang lebih tua dengan posisi yang tinggi tingkat kekuasaanya akan lebih engaged.
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi employee engagement di atas, sebagian besar menempatkan pekerjaan sebagai inti dari engagement itu sendiri. Hal ini antara lain pekerjaan yang menantang (Perrin, 2003), adanya perkembangan karir (Gubman, 2003; Henryhand, 2009), dorongan untuk lebih inovatif, dan melibatkan karyawan dalam suatu keputusan yang berpengaruh terhadap perkerjaan mereka (Vazirani, 2007). Hal ini mengindikasikan bahwa job characteristics merupakan faktor yang berhubungan dengan employee engagement.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.