Wednesday, March 13, 2013

Jenis dan Penggolongan Saluran Distribu


Jenis dan Penggolongan Saluran Distribusi
Menurut E Jerome. MC Charty dan william D Parreat, Jr (1996, ha1.233), saluran distribusi dibagi kedalam tiga jenis, yaitu:
a.      Distribusi Intensif (intensif distribution) adalah upaya menjual produk melalui semua pedagang besar atau pengecer yang bertangguang jawab yang akan menyimpan dan/atau menjual barang itu.
b.      Distribusi Selektif (selective distribution) adalah upaya menjual hanya melalui atau perantara yang akan memberikan perhatian khusus pada produk tertentu.
c.       Distribusi Eksklusif ( exclusive distribution) adalah upaya menjual hanya melalui satu perantara di wilayah geografis tertentu.

Sedangkan menurut Winardi (1993, hal. 53) secara garis besarnya dalam dunia perdagangan saluran distribusi digolongkan atas dua bagian besar, yaitu :

a.      Saluran Distribusi barang-barang komsumsi
Saluran distribusi barang komsumsi ditunjukkan untuk segmen pasar konsumen dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar diatas dapat dilihat ada empat saluran distribusi, yaitu:
Ø  Produsen   →  Konsumen                                 
Bentuk saluran ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil ,salnya perusahaan yang menghasilkan barang-barang rumah tangga, hasil pertanian. Bentuk saluran ini disebut juga sebagai saluran distribusi iangsung atau saluran distribusi minor.
Cara yang digunakan produsen dalam penyaluran Iangsung ini adalah dengan penjualan dari rumah ke rumah dan penjualan melalui pos.

Ø  Produsea  →  Pengecer   →  Konsumen
Saluran ini juga disebut saluran distribusi- tidak langsung. Disini pengecer langsung melakukan pembelian pada konsumen. Adapun beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara Iangsung melayani konsumen, namun alternatif ini jarang dipakai. Da1am keadaan ini digambarkan aktivitas pengecer yang akan menggantikan pxodusen dalam upaya pemasaran dari hasil produksi. Pengecer memberikan informasi akurat dengan menjalankan strategi pemasaran mengenai tingkah laku konsumen kepada produsen seperti: jenis dan kualitas barang yang dipasarkan. Dengan demikian pedagang eceran menjadi sangat penting dalam proses saluran distribusi.

Ø  Produsen →  Pedagang besar →  Pengecer →  Konsumen
Saluran distribusi seperti ini dinamakan ortoday/pengulir/normal chanel of distribution. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar saja. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer saja.

Ø  Produsen   →  Agen  →  Pengecer  →  Konsumen
Saluran distribusi ini terdapat suatu lembaga lain yang menghubungkan antara produsen dengan pedagang besar yaitu agen. Dalam melaksanakan aktivitasnya agen ini berbeda dengan pedagang besar atau pengecer. Agen ini tidak menanggung resiko terhadap barang yang dijualnya karena dia bukan pemiliknya. Jadi agen ini hanya membantu produsen untuk menjual hasil produksinya dan sebagai imbalannya agen tersebut memperoleh komisi atas aktivitasnya.

b. Saluran distribusi barang industri
Saluran distribusi yang dipakai pada barang industri berbeda dengan saluran distribusi yang dipakai oleh barang konsumsi.
Selanjutnya menurut Winardi (1993, ha1.133) secara umum saturan distribusi barang-barang industri dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar.2. Skema saluran distribusi barang-barang industri
 






Producen of Industrial Goods
 
 
 


Sember : Winardi, Azas-azas Pemasaran, 1993
Dari uraian diatas dapat diiihat empat saluran, yaitu :

Ø  Produsen  →  Pemakai industri
Saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sering disebut juga saluran distribusi langsung. Saluran distribusi langsung biasanya dipakai oleh produsen jika terjadi transaksi penjualan kepada pemakai industri terlihat cukup besar dan memerlukan pelayanan yang khusus dalam penjualan. Saluran distribusi ini cocok untuk barang-barang industri seperti; lokomotif, pesawat terbang, kapal dan sebagainya.

Ø  Produsen → Distribusi industri → Pemakai industri
Saluran distribusi ini digunakan oleh produsen barang-barang equipment kecil sebagai penyalur untuk perlengkapan dan pasar tujuannya. Produsen lain yang dapat menggunakan distribusi industri sebagai penyaiur pokoknya adalah produsen bangunan, alat pendingin udara dan sebagainya.
Ø  Produsen Agen  →  Pemakai Industri
Biasanya saluran distribusi seperti ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau memasuki daerah pemasaran baru atau Iebih suka pemasaran agen. Alasannya adalah karena agen Iebih mengetahui seluk beluk pasar dibandingkan produsen yang ingin memasuki pasar baru baginya.

Ø  Produsen → Agen →  Distribusi industri →  Pemakai Industri
Bentuk saluran distribusi ini memerlukan mata rantai distribusi yang panjang. Produsen mempergunakan pedagang perantara dengan pertimbangan jumlah untuk penjualan yang dilakukan terlalu kecil untuk penjualan langsung dan faktor penyimpanan barang-barang industri, maka dibutuhkan agen yang memproses penyampaian seperti agen penyimpanan.
arian S o m X�� XR� weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; text-align: justify; text-indent: -18pt;">c.       Turunan indol asam asetat, misalnya : indometasin, sulindak dan etodolak.

d.      Turunan asam heteroanyl asetat, misalnya : tolmetin, diklofenak dan ketorolak.
e.       Turunan asam arylpropionat, misalnya : ibuprofen, naproxen, flubioprofen, ketoprofen.
f.       Turunan asam antranilat, misalnya : asam mefenamat, asam meklofenamat.
g.      Turunan asam enolat, misalnya : oksikam-oksikam ( pirosikam dan retoksikam).
h.      Alkanon, misalnya : nabumeton ( Goodman dan Gilman, 2007).

Uraian Obat Yang Digunakan
Vaksin DPT
Vaksin merupakan sediaan yang mengandung antigen dapat berupa kuman mati, kuman inaktif atau kuman  hidup yang dilumpuhkan virulensinya tanpa merusak potensi antigennya yang dimaksudkan untuk digunakan menimbulkan kekebalan aktif dan khuisus terdapat infeksi kuman atau toksinnya.
Vaksin dibuat dari bakteri, riketsia, virus atau toksin dengan cara yang berbeda-beda sesuai jenisnya, tetapi identitasnya tetap dan bebas cemaran jazad asing.Semua vaksin steril harus memenuhi Uji Sterilitas sesuai Uji Keamanan Hayati. Kecuali dinyatakan lain Vaksin Cair pada suhu 20 hingga 100 dan  dihindari dari pembekuan, sedang Vaksin Kering disimpan pada suhu tidak lebih dari 200, terlindung dari cahaya.
Pada etiket harus tertera :
1.      Banyaknya jumlah ml dalam wadah untuk vaksin cair.
2.      Dosis.
3.      Daluwarsa.
Vaksin campur adalah campuran dua vaksin tunggal atau lebih, merupakan cairan jenuh atau suspensi dengan berbagai tingkat opelesannya, umumnya putih dalam cairan tidak berwarna atau agak berwarna.
Salah satu sediaan vaksin yang terdapat dalam Farmakope Indonesia ed.III adalah :
Vaccinum Diphtheriae Pertusis et Tetani adsorbatum (Vaksin DPT jerap) adalah campuran toksoida formol difteri, toksoid formol tetanus dan suspensi kuman mati Bordetella pertusis terjerap pada zat jerap umumnya aluminium hidroksida atau aluminium fosfat, dengan kemurnian tidak kurang dari 1000 Lf per mg nitrogen protein. Khasiat dan penggunaan sebagai imunisasi aktif (Depkes RI, 1979).

Parasetamol
Sinonim                    :  Acetaminophen, N-acetyl-p-aminophenol, tabalgin, tempra.
Rumus molekul        :  C8H9NO2
Berat molekul           :  151,16
Titik leleh                 :  169-170,5ºC
NHCOCH3
 
 


OH
 


                       Gambar 2.14 Struktur Kimia Parasetamol
Pemerian           :    Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau dan pahit.
Kelarutan          :    Larut dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol, 13 bagian     aseton,
                               9 bagian propilenglikol dan 40 bagian gliserol.
Parasetamol (asetaminofen) adalah metabolit aktif phenasetin yang bertanggung jawab atas efek analgetik. Obat ini bekerja menghambat prostaglandin lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti inflamasi yang signifikan. Parasetamol bekerja menghambat enzim siklooksigenase-1 pada biosintesa prostaglandin. Parasetamol yang diberikan per oral, absorbsinya tergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak dalam darah biasanya dicapai dalam waktu 30-60 menit. Parasetamol sedikit terikat dengan protein plasma dan sebagian di metabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukoronida, yang secara farmakologi tidak aktif. Waktu-paruh parasetamol adalah 2-3 jam dan relatif tidak terpengaruh oleh fungsi ginjal. Dengan kuantitas toksik atau penyakit hati, waktu-paruhnya dapat meningkat dua kali lipat atau lebih (Katzung, 1998).
Parasetamol saat ini sangat banyak digunakan di Indonesia sebagai analgetika-antipiretika baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Dosis parasetamol dalam sediaan tunggal 500-1000 mg, 3-4 kali sehari. Pemakaian  utama sebagai antipiretik atau penurun panas. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus amino benzena dan mekanismenya juga secara sentral pada hipotalamus dengan menghambat sintesis prostaglandin (Ganiswara, 1995).
Pada dosis terapi, parasetamol kadang-kadang meningkatkan enzim hati tanpa ikterus, keadaan ini reversibel bila obat dihentikan. Pada dosis lebih besar dapat mengakibatkan pusing, mudah tersinggung dan disorientasi. Pemakaian 15 g parasetamol bisa berakibat fatal, kematian disebabkan hepatotoksisitas yang berat dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang berhubungan dengan nekrosis tubulus ginjal akut (Katzung, 1998)

Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com