Keterampilan berbahasa ada empat jenis yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Jika dikaitkan dalam pembelajaran bahasa salah satu kegiatan pembelajaran adalah menulis. Menulis mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita, karena menulis sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, seseorang dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang lain dapat memahami apa yang diungkapkan.
Pembelajaran sastra berkaitan erat dengan keempat keterampilan berbahasa tersebut. Salah satu kegiatan pembelajaran sastra adalah menganalisis karya sastra seperti cerpen. Menganalisis suatu karya sastra adalah menguraikan unsur-unsur karya sastra dan dapat memahaminya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pembelajaran sastra sangat mendukung untuk mengajarkan nilai-nilai sosio budaya kepada siswa. Seperti yang dikatakan Ali (1997:78) mengatakan, ”Sastra menghubungkan kita secara mesra dengan segala aspek kita dengan nilai-nilainya yang serbaneka, yang pada saat-saat tertentu bisa atau malah dapat menimbulkan benturan-benturan sesuai dengan aturan paham, dokrin, serta nilai yang serbaneka tadi.”
Tujuan pengajaran sastra menduduki peranan penting disekolah, sebab sastra bukan hanya sekedar ciptaan manusia yang bersifat estetika tetapi juga bersifat didaktis. Banyak manfaat yang diperoleh siswa dalam mempelajari sastra yaitu untuk menunjang keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan sosial budaya, mengembangkan rasa karsa dan memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang diketahuinya dan juga memahami nilai-nilai sosio budaya yang terdapat dalam sebuah karya sastra (cerpen) yang dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang memiliki jati diri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Namun pada kenyataannya siswa membaca karya sastra (cerpen) hanya untuk kesenangan semata dan bukan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yang dapat mencerminkan kehidupan dengan berbagai permasalahannya. Dalam butir pembelajaran yang tercantum pada kurikulum berbasis kompetensi siswa diharapkan mampu menganalis nilai-nilai yang terkadung dalam sebuah karya sastra (cerpen).
Purba (2008:75) berpendapat kreatifitas bersastra tampaknya kurang dibina dan dikembangkan disekolah-sekolah. Hal ini didasarkan oleh kenyataan pembelajaran bahasa dan sastra kurang menarik perhatian pembelajaran ini baik di SD, SMP, maupun SMA. Kekurangan berminatnya dalam pembelajaran ini dilatar belakangi oleh pembelajaran yang tidak menantang pemikiran dan perasaan peserta didik. Mereka beranggapan bahwa pembelajaran bahasa dan sastra hanya pembelajaran yang tidak bermanfaat dan tidak perlu dipelajari secara serius. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra seharusnya diperbaiki dengan cara meningkatkan hasil belajar analisis cerpen.
Dengan demikian salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas siswa adalah motivasi dari guru dan memperbaiki proses belajar mengajar. Semua komponen pengajar seperti guru, siswa, materi pelajaran dan metode dalam penerapannya dilengkapi oleh teknik atau strategi menentukan tercapainya tujuan yang diharapkan.Untuk itu guru tidak saja mampu melakukan transformasi ilmu akan tetapi juga harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat pada meteri pembelajaran tertentu yang lebih efektivitas. Untuk dapat mengoptimalkan suasana belajar yang menyenangkan agar interaksi belajar mengajar tidak pasif dan berperan aktif dengan melibatkan peserta didik. Untuk mengatasi hal itu, maka perlu memvariasikan dengan menggunakan metode pembelajaran partisipatif oleh guru didalam kelas.
Metode pembelajaran partisipatif dilihat dari segi pengertiannya adalah keikutsertaannya peserta didik bersama pendidik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Berkaitan dengan kajian tentang pembelajaran partisipatif dilihat dari urutan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Kajian dilakukan terhadap rincian aktivitas peserta didik dan pendidik dimulai dari sejak identifikasi kebutuhan belajar sampai dengan penilaian terhadap pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran partisipatif berhubungan dengan hakikat proses pembelajaran itu sendiri, yang terdapat interaksi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran khususnya interaksi antara peserta didik dan pendidik. Pendidik menitikberatkan peranannya untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar, sedangkan peserta didik adalah pelaku utama untuk melakukan kegiatan belajar dan membelajarkan. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam pembelajaran karena mereka memiliki potensi-potensi untuk berkembang serta melakukan kegiatan bersama orang lain dalam mencapai tujuan dengan pengaruh metode pembelajaran partisipatif ini diharapkan para peserta didik dapat merasakannya setelah mengikuti program kegiatan pembelajaran.
Arikunto (2002:42) mengaakan, ”Waktu melakukan identifikasi masalah akan dijumpai lebih dari satu masalah yang dianggap penting untuk diteliti. Apa dan bagaimana masalah yang diteliti harus diidentifikasi. Masalah yang dipilih harus relevan, jelas, dan tepat, serta berpengaruh tinggi terhadap pokok permasalahan penelitian itu.” Jadi, identifikasi masalah adalah untuk memperoleh kejelasan sasaran penelitian dan mengetahui masalah yang hendak diteliti. Masalah itu dianggap paling relevan, tepat dan sampai kepada pengaruhnya yang relatif kecil.
Dalam latar belakang masalah dikatakan bahwa setiap karya sastra mengandung nilai-nilai yang bersosio budaya. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka hal-hal yang perlu diidentifikasi dalam penggunaan metode dan kemampuan bersastra (cerpen) antara lain: seberapa efektifkah metode pembelajaran partisipatif dalam menganalisis nilai-nilai sosio budaya dalam cerpen, bagaimana kemampuan siswa dalam menganalisis nilai-nilai sosio budaya dalam cerpen dengan metode pembelajaran partisipatif, bagaimana keefektivitasan penggunaan metode pembelajaran partisipatif dalam menganalisi cerpen, bagaimana minat dan motivasi siswa untuk mempelajari sastra khususnya cerpen, dan apakah ada hubungan kemampuan menganalisis nilai-nilai sosio budaya dalam cerpen dengan metode pembelajaran partisipatif.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.