a.
Tema
Tema adalah ide pokok. Waluyo (dalam
Maslikatin, 2007:93) menjelaskan bahwa tema merupakan gagasan pokok yang
dikemukakan oleh penyair. Tema puisi
biasanya berhubungan dengan falsafah hidup, lingkungan, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan sebagainya. Misalnya:
MENTARI
Karya: S. Nadrotul Ain
Karya: S. Nadrotul Ain
Hai
mentari pagi
Hari ini kau datang tampak cerah sekali
Engkau datang tiap hari
Untuk sumber energi pribumi
Semua orang berlari pagi
Untuk menyehatkan diri
Tanpa kau, hai mentari
Di seluruh bumi ini
Akan mati tiada lagi.
Hari ini kau datang tampak cerah sekali
Engkau datang tiap hari
Untuk sumber energi pribumi
Semua orang berlari pagi
Untuk menyehatkan diri
Tanpa kau, hai mentari
Di seluruh bumi ini
Akan mati tiada lagi.
Pada puisi karya S. Nadrotul Ain dapat segera diketahui bahwa matahari
sangat berguna bagi seluruh penghuni bumi.
Pengarang menganggap bahwa tanpa matahari tidak akan ada lagi kehidupan
di muka bumi ini.
b.
Rasa
Rasa (feeling) adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terkandung dalam puisinya (Maslikatin, 2007:94). Perbedaan sikap penyair terhadap suatu objek
akan memberikan rasa yang berbeda terhadap puisi yang dibuat walaupun dengan tema
yang sama. Berikut contoh rasa simpati
yang ada pada penggalan puisi “Gadis
Peminta-minta” karya Toto Sudarto.
GADIS
PEMINTA-MINTA
Setiap kali kita bertemu gadis
kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk
kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan
merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang tanpa
jiwa
.........
(Tarigan,
1984:15)
c.
Nada
Nada ( tone) adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya (Maslikatin,
2007:97). Nada harus sesuai dengan tema dan rasa. Dalam menciptakan karyanya, para penyair
sering menunjukkan sikap tertentu pada pembaca, misalnya bersikap menasehati,
menggurui, menyindir, atau sekedar berbagi pengalaman. Berikut contoh puisi “Hendak tinggi?” karya Usman yang
bernada sinis.
HENDAK TINGGI?
Mau tinggi,
Si muka bumi ????
Panjat kelapa
Sampai ke puncak !!!
Alangkah tinggi
Di muka bumi !!!
(Tarigan,
1984:18)
d.
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair lewat puisinya. Amanat berhubungan dengan makna karya sastra
yang bersifat kias, lebih dalam, dan luas.
Amanat yang terkandung di dalam sebuah puisi bergantung pada pandangan
hidup sang penyair. Berikut contoh
amanat dalam puisi “Cinta Kebersihan” karya M. Afifi Kurniawan.
CINTA
KEBERSIHAN
Karya: M. Afif
Kurniawan
Mari teman, mari kemari
Kita singsingkan lengan baju
Kita bersihkan rumah
Kita bersihkan lingkungan
Kita jaga selalu kebersihan
Jangan biarkan sampah berserakan
Buanglah sampah pada tempatnya
Kita cinta kebersihan
Rumah bersih nyaman
Lingkungan bersih sehat
(Aryuni, 2009)
Pada puisi di atas dapat terlihat bahwa sang penyair mengajak para
pembacanya untuk mencintai kebersihan dengan menjaga lingkungan agar tetap
sehat. Diawali dari lingkungan rumah
hingga lingkungan masyarakat sekitar.
Untuk keperluan penelitian ini,
unsur-unsur puisi yang dijadikan objek penelitian sebagai analisis kemampuan
menulis puisi siswa meliputi diksi, tema, dan rima. Hal ini didasarkan pada tujuan pengajaran
puisi di sekolah dasar hanya sebagai langkah awal untuk mengenalkan karya
sastra.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.