Thursday, October 15, 2009

Contoh Makalah Hukum Dasar Dan Perhitungan Kimia(stoikiometri)


Hukum Dasar Dan Perhitungan Kimia(stoikiometri) : Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran).
hukum-hukum kimia sebenarnya merupakan hukum fisika yang diterapkan dalam sistem kimia. Konsep yang paling mendasar dalam kimia adalah Hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa tidak ada perubahan jumlah zat yang terukur pada saat reaksi kimia biasa. Fisika modern menunjukkan bahwa sebenarnya energilah yang kekal, dan bahwa energi dan massa saling berkaitan. Kekekalan energi ini mengarahkan kepada pentingnya konsep kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi [1]. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia.
A.Hukum – Hukum Dasar Kimia
A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan, bahwa besi itu telah berubah menjadi karat besi. Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata massa karat besi lebih besar . Benarkah demikian?
Anda yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah sejumlah sisa pembakaran berupa abu. Jika Anda menimbang abu tersebut, maka massa abu akan lebih ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar. Benarkah demikian?
Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu reaksi kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum dan sesudah reaksi.
Pada pelajaran /modul yang lalu, Anda telah menerapkan Hukum kekkalan massa, dalam menyetarakan persamaan reaksi, artinya massa zat sebelum reaksi sama dengan massa sesudah reaksi. Untuk memahami hukum kekekalan massa, Anda dapat melakukan percobaan perorangan, atau kelompok di rumah atau di sekolah induk (jika memungkinkan).
B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/fotoproust(4).jpg
Pada modul sebelumnya, Anda telah mempelajari rumus kimia senyawa. Dan Anda telah mengenal berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih sebagai contoh, air (H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur Hidrogen dan Oksigen. Seperti Anda ketahui bahwa materi mempunyai massa, termasuk hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur hidrogen dan oksigen yang terda, seorang ahli kimia Perancis, yang bernama Joseph Louis Proust (1754-1826), mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Tabel 06.1 Hasil Eksperimen Proust pat dalam air?
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/tabel06_1eksperimenproust(4).jpg Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan, Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi:
"Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap"
Pahamkah Anda? Anda perhatikan contoh di bawah ini!
Contoh:
Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?

Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram.
Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram oksigen? Tentu saja 36 gram.
Ditulis sebagai
H2 +
O2==>
H2O
Perbandingan Massa
1 gram :
8 gram
9 gram
Jika awal reaksi
4 gram
40 gram
….. gram?
Yang bereaksi
4 gram
32 gram
36 gram

Oksigen bersisa = 8 gram.
Bagaimana pahamkah Anda? Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!

LATIHAN
Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa Magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut.
Tabel 06.2 Reaksi Magnesium dengan Oksigen.
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/tabel06_2reaksimagnesiumdan(6).jpg
1
Apakah data di atas menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust)? Jika berlaku, berapa perbandingan massa magnesium dan oksigen dalam senyawa Magnesium Oksida?
2
Dalam senyawa AB diketahui perbandingan massa A : massa B = 2 : 1. Jika terdapat 60 gram senyawa AB, tentukan massa masing-masing unsur dalam senyawa tersebut!
3
Perbandingnan, massa Fe : massa S = 7 : 4, untuk membentuk senyawa besi sulfida. Bila 30 gram besi (Fe) dan 4 gram belerang (S) dibentuk menjadi senyawa besi sulfida, berapa gram massa besi sulfida (FeS) yang dapat terjadi?
Jika Anda sudah mengerjakannya, cocokanlah dengan kunci jawaban berikut.
KUNCI LATIHAN
1.
Data di atas sesuai dengan Hukum perbandingan tetap karena dari data 1, 2, 3, 4, perbandingan massa Magnesium : massa Oksigen dalam senyawa Magnesium Oksida selalu 12 : 8 atau 3 : 2
2.
Perbandingan massa A : massa B = 2 : 1http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/panahkekanan.jpg jumlah perbandingan = 3. Untuk membentuk senyawa AB
Jumlah senyawa AB = 60 gram
Maka, massa A dalam senyawa tersebut =http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/kb1_h6_1.jpg x 60 = 40 gram
massa B dalam senyawa tersebut = http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/kb2_h46_3.jpgx 60 = 20 gram
3.
Perbandingan massa Fe : massa S = 7 : 4
Bila semua unsur Fe habis, maka S diperlukan = 4 x 30 = 17,1 gram
Hal ini tidak mungkin, sebab hanya tersedia 4 gram S. Jadi yang habis membentuk senyawa adalah unsur S, seberat 4 gram.
Maka, Fe yang diperlukan =http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/kb1_h7_1.jpg x 4 gram = 7 gram
............Massa FeS yang terjadi = 7 gram + 4 gram = 11 gram
................Besi (Fe) yang tersisa = ( 30 – 7 ) gram = 23 gram
C. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton) http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/fotoDalton(7).jpg
Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan berbeda-beda. MIsalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.
Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum Perbandingan Berganda yang bunyinya:
“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”

Contoh:
Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO,
N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat pada tabel berikut.
Tabel 06.3 Perbandingan Nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/tabel06_3perbandingannitrog.jpg Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7 gram, maka perbandingan massa oksigen dalam:

N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau
.....................................1 : 2 : 3 ..: 4

Pahamkah Anda? Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!


LATIHAN

Komposisi dua sample A dan B setelah dianalisa ternyata hanya mengandung atom karbon dan oksigen. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel berikut::
Tabel 06.4. Perbandingan massa karbon : oksigen.
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/tabel06_4perbandingankarbon.jpg
a. Apakah kedua sampel merupakan senyawa yang sama? Atau keduanya ....berbeda?
b. Apakah data tersebut mendukung hukum perbandingan tetap atau hukum ....perbandingan berganda?
KUNCI LATIHAN
a. Tidak sama
b. Ya, mendukung hukum perbandingan berganda karena perbandingan massa :
Karbon : Oksigen , pada senyawa I = 4 : 11
Karbon : Oksigen , pada senyawa II = 4 : 6


http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/fotogaylussac(9).jpgD. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lusssac)


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi dengan gas Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan Oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.
Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.
Berikut adalah contoh dari percobaan yang dilakukan
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/tabel06_1eksperimenproust(4).jpg
Gambar 06.1 Percobaan Gay Lussac
Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.
“ Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan rekanan yang sama atau (T.P) sama.”
Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume, Anda perhatikan, data hasil percobaan berkenaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.

Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :
Tabel 06.5 Data Percobaan reaksi gas

http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/tabel06_5datapercobaan(9).jpg
Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data percobaan tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal dengan Hukum Gay Lussac bahwa :
“ Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat “
http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_101/images/BaganHukumdasarkimia(11).jpgNah… sekarang Anda telah selesai membahas Hukum-hukum Dasar Kimia yang meliputi Hukum kekalan massa, Hukum perbandingan tetap, Hukum kelipatan perbandingan dan Hukum perbandingan volume. Hukum Dasar Kimia ini akan diterapkan pada perhitungan kimia, oleh karena itu pahamilah dengan baik, materi ini untuk memudahkan Anda dalam mempelajari topik berikutnya.
B. Konsep Mol
PENGERTIAN KONSEP MOL Setiap zat yang ada di alam tersusun atas partikel-partikel dalam bentuk atom, molekul, dan ion. Ukuran partikel-partikel zat tersebut sangat kecil sehingga kita sulit untuk menghitungnya. Jumlah partikel dalam suatu zat juga sangat banyak dan hal itu membuat kita sulit untuk menghitungnya. Para ahli kimia berhasil menemukan cara menghitung jumlah partikel, massa zat, dan volume gas, yang disebut: STOIKIOMETRI (Hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi).


:Apakah massa 1 lusin kelereng sama dengan massa 1 lusin bola pingpong?


:Dalam ilmu kimia, satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah partikel dalam zat dinamakan MOL. Jumlah partikel-partikel atom, molekul,atau ion dalam 1 mol zat akan sama dengan jumlah partikel-partikel dalam 1 mol zat lainnya. Namun, massa setiap zat dalam 1 mol tidak sama. Berapakah jumlah partikel dalam 1mol zat ?


:Standar yang digunakan untuk menyatakan 1 mol adalah jumlah partikel dalam isotop atom C-12 bermassa 12 gram. Jumlah partikel atom karbon yang terdapat dalam 12 gram atom C-12 merupakan suatu bilangan yang sangat besar dan disebut tetapan Avogadro ( L ). Besarnya tetapan Avogadro: 1 sma = 1,661 x 10-24 gram Massa 1 atom C-12 = 12 sma (12 x 1,661.10-24gram = 1,9932.10-23gram) Jumlah partikel atom C-12 dalam 12 gram unsur C-12 12 gram = = 6,02 x 10 23 atom C-12 1,9932.10-23gram/atom


1 mol suatu zat (unsur atau senyawa) adalah banyaknya zat itu mengandung 6,02 x 10 23 partikel (atom, molekul, ion). :1 mol suatu zat (unsur atau senyawa) adalah banyaknya zat itu mengandung 6,02 x 10 23 partikel (atom, molekul, ion). 1 mol unsur emas (Au) mengandung 6,02 x 10 23 atom Au 1 mol senyawa NH3 mengandung 6,02 x 10 23 molekul NH3 1 mol NaCl mengandung 6,02 x 10 23 molekul NaCl 1 mol Na mengandung 6,02 x 10 23 atom Na 1 mol Na+ atau Cl- mengandung 6,02 x 10 23 ion Na+ atau Cl- Kesimpulan Jumlah partikel = Jumlah mol x 6,02.1023 Jumlah partikel = n x L Jumlah partikel = atom untuk unsur = molekul untuk senyawa kovalen = ion untuk senyawa ion


:Contoh soal : Jika diketahui tetapan Avogadro = 6,02. 1023, tentukan : Jumlah molekul H2S dalam 0,4 mol H2S b. Jumlah atom H dalam 0,4 mol H2S c. Jumlah atom S dalam 0,4 mol H2S d. Jumlah atom-atom unsur dalam 0,4 mol H2S


:Jumlah molekul H2S = n x L = 0,4 x 6,02.1023 = 2,408.1023 molekul-molekul H2S


:b. Jumlah atom H = n x L = 0,4 x 2 x 6,02.1023 = 4,816.1023 atom-atom H


c. Jumlah atom S = n x L = 0,4 x 1 x 6,02.1023 = 2,408.1023 atom-atom S


:d. Jumlah atom-atom unsur dalam H2S = n x L = 0,4 x 3 x 6,02.1023 = 7,224.1023 atom-atom


:Berapakah massa atom dan molekul yang terdapat dalam 1 mol zat ? Untuk mengetahuinya kamu harus memahami terlebih dahulu massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr). Ar unsur = perbandingan massa atom suatu unsur terhadap satu per dua belas kali massa satu atom karbon yang bermassa 12. Mr senyawa = perbandingan massa molekul suatu senyawa terhadap satu per dua belas kali massa satu atom karbon yang bermassa 12. Mr = S Ar


:Hitung massa molekul relatif (Mr) zat-zat berikut: H2S Cl2 HCl C6H12O6 MgSO4.7H20 Diketahui : Ar H=1; S=32; Cl=35,5; C=12; O=16; Mg=24. Bagaimanakah hubungan antara Ar dan Mr ?


H2S tersusun atas 2 atom H dan 1 atom S Mr H2S = (2 x Ar H) + (1 x Ar S) = (2 x 1) + ( 1 x 32) = 34


. Cl2 tersusun atas 2 atom Cl Mr Cl2 = (2 x Ar Cl) = (2 x 35,5) = 71


:c. HCl tersusun atas 1 atom H dan 1 atom Cl Mr HCl = (1 x Ar H) + (1 x Ar Cl) = (1 x 1) + ( 1 x 35,5) = 36,5


:d. C6H12O6 tersusun atas 6 atom C , 16 atom H dan 6 atom O Mr C6H12O6 = (6 x Ar C) + (12 x Ar H) + (6 x Ar O) = (6 x 12) + (12 x 1) + (6 x 16) = 180


:MgSO4.7H2O tersusun atas : 1atom Mg, 1atom S, 11 atom O dan 14 atom H Mr MgSO4.7H2O = (1 x Ar Mg) + (1 x Ar S) + (11 x Ar O) + (14 x Ar H) = (1 x 24) + (1 x 32) + (11 x 16) + (14 x 1) = 246


:Berapakah massa 1 mol unsur dan senyawa ? Unsur Monoatomik Massa Atom Unsur = Jumlah mol x Ar Molekul Diatomik Massa Molekul Senyawa= Jumlah mol x Mr Senyawa Senyawa ion Massa Senyawa ion = Jumlah mol x Mr Senyawa kovalen Massa Senyawa kovalen = Jumlah mol x Mr


:Massa Zat = Jumlah mol x Ar/Mr G = n x Ar/Mr


:Contoh Hitunglah massa zat-zat berikut ! 1 mol atom Ba 2 mol gas O2 0,5 mol H2O 0,02 mol NaCl O,3 mol C6H12O6 Diketahui : Ar H=1; C=12; O=16; Na=23; Cl=35,5; Ba=137


a. 1 mol atom Ba :a. 1 mol atom Ba Massa atom Ba = Jumlah mol x Ar Ba = 1 x 137 = 137 gram


b. 2 mol gas O2 :b. 2 mol gas O2 Massa gas O2 = Jumlah mol x Mr O2 = 2 x 32 = 64 gram


c. 0,5 mol H2O Massa H2O = Jumlah mol x Mr H2O = 0,5 x 18 = 9 gram


d. 0,02 mol NaCl :d. 0,02 mol NaCl Massa NaCl = Jumlah mol x Mr NaCl = 0,02 x 58,5 = 1,17 gram


e. 0,3 mol C6H12O6 :e. 0,3 mol C6H12O6 Massa C6H12O6 = Jumlah mol x Mr C6H12O6 = 0,3 x 180 = 54 gram


Berapakah volume 1mol gas ? :Berapakah volume 1mol gas ? Volume 1 mol suatu gas pada keadaan standar (O0C,1 atm) disebut volume molar gas, yang besarnya = 22,4 liter. Menurut hipotesis Avogadro, pada volume yang sama, gas-gas yang berbeda (pada suhu dan tekanan yang sama) mengandung jumlah partikel yang jumlahnya sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa Volume gas berbanding lurus dengan jumlah mol (n)


Volume gas pada STP :Volume gas pada STP Volume = Jumlah mol x volume molar V = n x Vm V = mol x 22,4 L/mol


Volume gas pada keadaan suhu dan tekanan diketahui. :Volume gas pada keadaan suhu dan tekanan diketahui. P V = n R T V = n R T P


:P = Tekanan (Atm) V = Volume (Liter) n = mol R = Tetapan Gas Ideal (0,082 atm L/mol K) T = Suhu dalam Kelvin (O0C = 273 K)


Volume gas pada keadaan gas lain diketahui. :Pada suhu dan tekanan yang sama, volume berbanding lurus dengan jumlah molnya. Volume gas pada keadaan gas lain diketahui.


:Tentukan volume gas-gas berikut : 0,5 mol gas Cl2 1 mol gas N2 2 mol gas CO 0,5 mol gas Cl2 V = 0,5 x 22,4 = 11,2 liter 0,5 mol gas Cl2 V = 0,5 x 22,4 = 11,2 liter b. 1 mol gas N2 V = 1 x 22,4 = 22,4 liter c. 2 mol gas CO V = 2 x 22,4 = 44,8 liter


Contoh : 2 Berapakah volume 6,4 gram gas SO2 yang diukur pada suhu 27oC tekanan 38 cmHg? (Ar S=32, O=16) P V = n R T V = n R T P V = 0,1 x 0,082 x 300 0,5 V = 4,92 liter n = G SO2/MrSO2 n = 6,4/64 n = 0,1 mol P = 38 cmHg/76 cmHg = 0,5 atm T = (27 + 273)K T = 300 K


:Contoh : 3 Pada suhu dan tekanan tertentu, volume dari 8 gram gas SO3 adalah 2,5 liter. Pada keadaan yang sama tentukan volume dari 18 gram gas NO.(Ar S=32; N=14; O=16) n n = V V (gasSO3) (gasNO) 0,1 mol 0,6 mol = 2,5 liter V NO V NO = (2,5 x 0,6)/0,1
=15 liter n = G/Mr n SO3 = 8/80 = 0,1 mol n NO = 18/30 = 0,6 mo
**
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com