Wednesday, March 13, 2013

Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia - Alkaloida : Serbuk ditimbang 0,5 g ditambahkan 1 ml HCl 2 N ditambahkan 9 ml air suling, lalu panaskan air selama 2 menit dan didinginkan lalu saring. Filtrat dipakai untuk test alkaloida.

Diambil 3 tabung reaksi. Lalu kedalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 0,5 ml filtrat pada :
Tabung 1, tambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat
Tabung 2, tambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff
Tabung 3, tambahkan 2 tetes pereaksi Mayer.

Jika terjadi endapan atau kekeruhan pada paling sedikit 2 tabung reaksi pada percobaan di atas, maka alkaloida positif

Glikosida
Sebanyak 3 g serbuk simplisia disari dengan 30 ml campuran etanol 95% dengan aquadest (7:3) dan 10 ml HCl 2N, direfluks selama 2 jam, dinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M dikocok, lalu didiamkan selama 5 menit, lalu disari dengan 20 ml campuran isopropanol dan kloroform (3:2), dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Sari dikumpulkan dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50 0C. Sisanya dilarutkan dalam metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut : 0,2 ml larutan percobaan dimasukkan dalam tabung reaksi, diuapkan dipenangas air, pada sisa tambahkan 2 ml aquadest dan tambahkan 5 tetes pereaksi Molish. Kemudian secara perlahan-lahan tambahkan 2 ml HCl(p) melalui dinding tabung, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan glikosida (Depkes RI ,1989).

Flavonoid
Sebanyak 10 g serbuk simplisia ditambahkan 100 ml aquadest panas, didihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas kedalam 5 ml filtrat ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml HCl(p) dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan biarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning, jingga, lapisan alkohol (Farnsworth 1966).

Saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml aquadest panas dan didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 menit maka akan terbentuk busa setinggi 1-10 cm dan dengan penambahan 1 tetes HCl 2N buih tidak hilang (Depkes RI, 1989).

 Steroid/Triterpenoid
Serbuk sebanyak 1 g dimaserasi dengan 20 ml n-hexana selama 2 jam, maserat disaring, lalu diuapkan dalam cawan panguap. Pada sisa tambahkan 2 tetes pereaksi Lieberman-Burchard. Bila timbul warna ungu atau merah yang kemudian menjadi biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida atau terterpenoid bebas (Harbone,1987).


Tanin
Sebanyak 1 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml aquadest lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan aquadest sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes larutan pereaksi besi (III) klorida. Jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Farnsworth,1966).

Antrakuinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambahkan dengan 5 ml larutan asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, didinginkan kemudian ditambahkan 10 ml benzena dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Apabila terjadi dua lapisan yaitu lapisan berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna hal ini menunjukkan positif antrakuinon (DepKes RI, 1989).

Pembuatan Bahan Uji
 Pembuatan infus daun pare konsentrasi 10 %
Campur 10 g daun pare dalam panci dengan air sebanyak 100 ml. Panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900 C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel. Tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus 100 ml.
Hal yang sama dilakukan sehingga diperoleh infus dengan konsentrasi 5% dan 20%  (Depkes RI, 2000).

Pembuatan Suspensi CMC 0,5 %  sebagai pembanding negatif
Ditimbang CMC sebanyak 250 mg lalu ditaburkan didalam cawan porselin yang berisi air suling panas sebanyak 1/3 dari bagian air, didiamkan selama 30 menit, diaduk sampai diperoleh massa transparan. Kemudian ditambahkan  air suling sampai 50 ml, dihomogenkan dan dimasukkan kedalam wadah (Anief, 2003).

Pembuatan Suspensi Parasetamol 10 %  sebagai Pembanding positif

Ditimbang CMC sebanyak 250 mg lalu taburkan di dalam cawan porselin yang berisi air suling panas sebanyak 1/3 dari bagian air, didiamkan selama 30 menit diaduk sampai diperoleh massa yang transparan.
Ditimbang parasetamol sebanyak 5 g lalu digerus dalam lumpang, ditambahkan suspensi CMC sedikit demi sedikit sambil digerus homogen. Kemudian ditambahkan air suling sampai 50 ml, gerus homogen dan dimasukkan kedalam wadah (Anief, 2003).Pengolahan sampel
 Daun Pare (Momordica charantia L.) yang masih segar dibersihkan dari pengotoran dengan cara mencuci bersih dan ditiriskan, kemudian di keringkan di lemari pengering. Sampel dianggap kering apabila diremas hancur. Selanjutnya diserbuk dengan menggunakan blender, dan diperoleh serbuk kering  kemudian disimpan dalam wadah.

Pembuatan Larutan Pereaksi
Larutan Pereaksi Asam Sulfat 2 N
Larutan asam sulfat (p) 9,808%  (Depkes RI ,1979).
Larutan Pereaksi Asam Klorida 2 N
Asam klorida (p) sebanyak 17 ml ditambahkan air suling hingga 100 ml (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Asam Klorida 10%
Sebanyak 22,6 ml asam klorida (p) diencerkan dengan air suling secukupnya hingga volume 100 ml (Depkes RI ,1979).
Larutan Pereaksi Bouchardat
Iodium 2 g dan kalium iodida 4 g dilarutkan dalam air secukupnya hingga 100 ml (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Besi (III) Klorida 1%
Besi (III) klorida ditimbang sebanyak 1 g dilarutkan dalam air suling sehingga diperoleh larutan 100 ml (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Dragendorff
Bismuth (II) nitrat 0,85 g dilarutkan dalam 10 ml asam asetat glasial dan 8 g kalium iodida dalam 20 ml air suling. Campur kedua larutan dan diamkan sampai memisah sempurna. Ambil larutan jernih dan encerkan dengan air secukupny hingga 100 ml (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Lieberman-Burchard
20 bagian asam asetat anhidrat dicampur dengan 1 bagian asam sulfat pekat (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Mayer
Raksa (II) klorida sebanyak 1,596 g dilarutkan dalam 60 ml air suling, tambahkan pada larutan 5 g larutan kalium iodida p dalam 10 ml air, encerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Molish
Sebanyak 3 g alpha naftol dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh 100 ml (Depkes RI ,1989).
Larutan Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N
Larutan NaOH 3,001% (Depkes RI ,1995).
Larutan Pereaksi Timbal (II) Asetat 0,4 M
Timbal (II) klorida ditimbang sebanyak 15,17 g dilarutkan dalam air suling bebas karbondioksida sehingga diperoleh 100 ml (Depkes RI ,1989).


Skrining Fitokimia
Alkaloida
Serbuk ditimbang 0,5 g ditambahkan 1 ml HCl 2 N ditambahkan 9 ml air suling, lalu panaskan air selama 2 menit dan didinginkan lalu saring. Filtrat dipakai untuk test alkaloida.
Diambil 3 tabung reaksi. Lalu kedalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 0,5 ml filtrat pada :
Tabung 1, tambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat
Tabung 2, tambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff
Tabung 3, tambahkan 2 tetes pereaksi Mayer.
Jika terjadi endapan atau kekeruhan pada paling sedikit 2 tabung reaksi pada percobaan di atas, maka alkaloida positif
(Depkes RI ,1989).

Glikosida
Sebanyak 3 g serbuk simplisia disari dengan 30 ml campuran etanol 95% dengan aquadest (7:3) dan 10 ml HCl 2N, direfluks selama 2 jam, dinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M dikocok, lalu didiamkan selama 5 menit, lalu disari dengan 20 ml campuran isopropanol dan kloroform (3:2), dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Sari dikumpulkan dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50 0C. Sisanya dilarutkan dalam metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut : 0,2 ml larutan percobaan dimasukkan dalam tabung reaksi, diuapkan dipenangas air, pada sisa tambahkan 2 ml aquadest dan tambahkan 5 tetes pereaksi Molish. Kemudian secara perlahan-lahan tambahkan 2 ml HCl(p) melalui dinding tabung, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan glikosida (Depkes RI ,1989).

Flavonoid
Sebanyak 10 g serbuk simplisia ditambahkan 100 ml aquadest panas, didihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas kedalam 5 ml filtrat ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml HCl(p) dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan biarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning, jingga, lapisan alkohol (Farnsworth 1966).

Saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml aquadest panas dan didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 menit maka akan terbentuk busa setinggi 1-10 cm dan dengan penambahan 1 tetes HCl 2N buih tidak hilang (Depkes RI, 1989).

 Steroid/Triterpenoid
Serbuk sebanyak 1 g dimaserasi dengan 20 ml n-hexana selama 2 jam, maserat disaring, lalu diuapkan dalam cawan panguap. Pada sisa tambahkan 2 tetes pereaksi Lieberman-Burchard. Bila timbul warna ungu atau merah yang kemudian menjadi biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida atau terterpenoid bebas (Harbone,1987).


Tanin
Sebanyak 1 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml aquadest lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan aquadest sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes larutan pereaksi besi (III) klorida. Jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Farnsworth,1966).

Antrakuinon
Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambahkan dengan 5 ml larutan asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, didinginkan kemudian ditambahkan 10 ml benzena dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan. Apabila terjadi dua lapisan yaitu lapisan berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna hal ini menunjukkan positif antrakuinon (DepKes RI, 1989).

Pembuatan Bahan Uji
 Pembuatan infus daun pare konsentrasi 10 %
Campur 10 g daun pare dalam panci dengan air sebanyak 100 ml. Panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900 C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel. Tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus 100 ml.
Hal yang sama dilakukan sehingga diperoleh infus dengan konsentrasi 5% dan 20%  (Depkes RI, 2000).

Pembuatan Suspensi CMC 0,5 %  sebagai pembanding negatif
Ditimbang CMC sebanyak 250 mg lalu ditaburkan didalam cawan porselin yang berisi air suling panas sebanyak 1/3 dari bagian air, didiamkan selama 30 menit, diaduk sampai diperoleh massa transparan. Kemudian ditambahkan  air suling sampai 50 ml, dihomogenkan dan dimasukkan kedalam wadah (Anief, 2003).


Pembuatan Suspensi Parasetamol 10 % sebagai Pembanding positif

Ditimbang CMC sebanyak 250 mg lalu taburkan di dalam cawan porselin yang berisi air suling panas sebanyak 1/3 dari bagian air, didiamkan selama 30 menit diaduk sampai diperoleh massa yang transparan.

Ditimbang parasetamol sebanyak 5 g lalu digerus dalam lumpang, ditambahkan suspensi CMC sedikit demi sedikit sambil digerus homogen. Kemudian ditambahkan air suling sampai 50 ml, gerus homogen dan dimasukkan kedalam wadah (Anief, 2003).
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com