TEORI
KONSUMEN
1.
Pendahuluan
Pengeluaran konsumsi terdiri atas
konsumsi pemerintahan (government consumption) dan konsumsi rumah tangga
masyarakat (household consumption/privateconsumption)
A . 2 jenis
pengeluaran konsumsi
1.Konsumsi
Pemerintah Bersifat Eksogenius
Dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan
erat dengan faktor faktor lain yang dianggap mempengaruhinya , karena kita
dapat menyusun teori dan model ekonomi yang menghasilkan pemahaman tentang
hubungan tingkat konsumsi dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Teori
dan model tersebut dikenal sebagai teori dan model konsumsi (consumption
theories/ models). Teori dan model konsumsi telah terbukti bermanfaat bagi
perekonomian makro.
2. Konsumsi Rumah Tangga Endogenius
Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi
terbesar dalam total pengeluaran agregat mengingat porsinya yang besar dibandingkan
pengeluaran pemerintah, maka konsumsi rumah tangga mempunyai pengaruh yang besar pula terhadap
stabilitas perekonomian.
Pada dasarnya, faktor utama yang mempengaruhi tingkat
konsumsi masyarakat adalah pendapatan, dimana korelasi keduanya bersifat
positif yaitu : Semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka konsumsinya (C)
juga makin tinggi C = F(Y)
2. Teori Keynes
(Keynesian Consumption Model) tentang konsumsi
:
A. Hubungan
Pendapatan Disposabel dan Konsumsi
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini ( current
consumption ) sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposabel saat ini ( current
disposable income ). Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak
tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus
dipenuhi , walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan
konsumsi otonomus ( autonomous consumption ). Jika pendapatan disposabel
meningkat, maka konsumsinya juga meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi
tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposabel.
C = Co + b Yd >
Di mana :
C = konsumsi
Co = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to soncume ( MPC )
Yd =
pendapatan disposabel
0 ≤ b ≤ 1
Catatan Fungsi Konsumsi Keynes di atas:
Ø Merupakan
variabel riil/nyata, yaitu bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukan hubungan
anatara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan, bukan hubungan antara pendapatan nominal
dengan pengeluaran konsumsi nominal.
Ø Merupakan
pendapatan yang terjadi ( current income ), bukan pendapatan yang diperoleh
sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang
diperkirakan terjadi di masa datang (yang diharapkan)
Ø Merupakan
pendapatan absolut , bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen.
B.
Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal ( Marginal Propensity to Consume )
Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal (Marginal
Propensity to Consume, disingkat MPC) adalah konsep yang memberikan gambaran
tentang berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah
satu unit
Rumus : MPC = əC
əYD
C.
Kecenderungan Mengkonsumsi Rata-Rata ( Average Propensity to Consume )
Kecenderungan Mengkonsumsi Rata-Rata (Average
Propensity to Consume, disingkat APC) adalah rasio antara konsumsi total dengan
pendapatan disposabel total.
Rumus : APC = C
Yd
D. Hubungan
Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga
sebagian besar digunakan untuk konsumsi , sedangkan sisanya ditabung. Dengan
demikian kita dapat menyatakan
Rumus : Yd = C + S
Di mana S = tabungan ( saving )
Besarnya tambahan pendapatan disposabel yang menjadi
tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marjinal ( Marjinal Propensity
to Save, disingkat MPS ) sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan
pendapatan disposabel disebut kecenderungan menabung rata rata ( Average
Propesity to Save, disingkat APS )
3. Faktor-faktor
yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi
A. Faktor-faktor Ekonomi
Pendapatan
Rumah Tangga (Household Income)
Pendapatan rumah tangga amat besar
pengaruhnya terhadap tingkat kosumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendaptan,
tingkat konsumsi makin tinggi. Atau mungkin juga pola hidup menjadi makin
konsumtif setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh : Jika
pendapatan sang Ayah masih rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas
menengah, lauknya pun hanya ikan asin murahan.
Kekayaan rumah tangga (Household Wealth)
Kekayaan riil ( mislanya rumah ,
tanah , mobil ) dan finansial ( deposito berjangka, saham, surat-surat berharga
). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah
pendapatan disposabel. Contoh : Bunga deposito yang diterima tiap bulan dan
deviden yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima tiap tahun menambah
pendapatan rumah tangga.
Jumalah
Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat
Pengeluaran konsumsi masyarakat juga
dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
(consume durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif
(menambah) dan negatif (mengurangi). Contoh : Apabila makin banyak jumlah
pesawat televisi terdapat di masyarakat, maka akan mengurangi orang pergi
menonton bioskop.
Tingkat Bunga(Interest
Rate)
Tingkat bunga yg tinggi dapat
mengurangi/mengerem keinginan konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang
memiliki kelebihan uang maupun yang kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi,
maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.
Contoh : Meminjam uang dari bank atau menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya
bunga semakin mahal, sehingga lebih baik menguraqgi konsumsi.
Perkiraan tentang
Masa Depan (Household Expectation About the Future)
Jika rumah tangga memperkirakan masa
depannya makin baik, mereka akan merasa lebih leluasa untuk melakukan konsumsi,
karena pengeluaran konsumsi cenderung meningkat, jika rumah tangga
memeperkirakan masa depanya makin jelek, mereka pun mengambil ancang-ancang dengan
menekan pengeluaran konsumsi.
Kebijakan
Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi Pendapatan
MPC pada kelompok masyarakat
berpendapatan tinggi lebih rendah dibanding MPC pada kelompok masyarakat yang
berpendapatan rendah. Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan ternyata akan
menyebabkan akan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat secara
keseluruhan.
B. Faktor–faktor Demografi (Kependudukan)
Jumlah
Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan mempebesar
pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang/per
keluarga relatif rendah. Contoh : Walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk
Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura, tetapi secara absolut
tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada Singapura, sebab
jumlah penduduk Indonesia lima puluh satu kali lipat penduduk Singapura.
Komposisi
Penduduk
Konsumsi penduduk suatu negera dapat dilihat dari bebrapa klasifikasi
diantaranya = visla ( produktif dan tidak produktif ) dan wilayah tinggal (
perkotaan , pedesaan )
Pengaruh komposisi penduduk terhadap
tinkat konsumsi dijabarakan sbb :
a) Makin banyak penduduk yg berisi kerja / usia produktif
( 15thn – 64 thn )Makin besar tingkat konsumsi , sebab makin banyak penduduk yg
bekerja penghasilan makin besar
b) Makin tinggi pendidikan
masyarakat tingkat konsumsinya semakn tinggi
c) Makin banyak penduduk yg tinggal
diwilayah perkotaan (urban) pengeluaran
konsumsi semakin tinggi , karena masyarakat perkotaan lebih konsumptif dibanding masyarakat pedesaan.
C.
Faktor-Faktor Non Ekonomi
Faktor yg paling berpengaruh adalah
faktor sosial dan budaya masyarakat misalnya : berubahnya pola kebiasaan makan
, perubahan etika dan tatanilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yg
diangga lebih hebat ( tipe ideal ) dalam dunia nyata sulit meilih milih faktor
apa yg mempengaruhi , sehingga menyebabkan terjadinya perubahan / peningkatana
konsumen.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.