Laporan hasil observasi dan wawancara
1. Hasil observasi
Implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan agama Islam di lingkungan madrasah Aliyah ternyata dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah kepedulian guru terhadap implementasi kurikulum, latar belakang pendidikan dan pengalaman inservice training yang pernah diikuti.
Setelah mendapat izin dari kepala madrasah dan guru bidang studi PAI penulis diperkenankan untuk masuk kelas duduk bersama-sama dengan para siswa. Seperti biasa siswa memberikan salam pada guru kemudian melanjutkan dengan tadarus Al-Qur’an selama 5 menit ( khusus pada jam pertama masuk). Setelah itu guru memulai pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pembukaan ( salam )
- Guru mengungkapkan pengalaman Belajar tentang kehidupan pribadinya yang terkait dengan topik pembelajaran tantang puasa.
- Proses pembelajaran :
- Guru mengajukan pertanyaan yang menjadi bahan diskusi bagi siswa. Apa bunyi ayat dalam surat al- Baqarah : 183, setelah beberapa kali membaca, ajukan pertanyaan selanjutnya, Apa pengertian puasa ? apa makna dan hikmah puasa bagi manusia ? apa peran khalifah bagi kehidupan ? Nasehat apa yang diberikan agar manusia memenuhi tugasnya ? Solusi apa yang mereka berikan kepada manusia sebagai khalifah terhadap problem kerusakan kehidupan manusia dan lingkungannya
- Guru meminta kepada siswa mendiskusikan beberapa pertanyaan tersebut secara kelompok, siswa dimohon membuat rumusan jawaban
- Kelas melakukan debat terbuka atas persoalan yang baru saja didiskusikan kelompok. Guru sebagai pemandu memimpin jalannya debat kelas
- Bersama guru, para peserta kelas merumuskan bersama secara tertulis terhadap problem tersebut
- Sekali lagi, guru meminta pandangan kepada siswa tentang jawaban tersebut
- Guru menyimpulkan pembahasan terkait dengan pokok bahasan surat al-baqorah ayat 30
- Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan memberikan tugas dengan mengerjakan soal-soal latihan dan pemberian kesimpulan akhir kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penutup (salam).
1. Hasil wawancara
Kegiatan wawancara ini terkait dengan persiapan guru dalam implementasi kurikulum pendidikan agama Islam tingkat madrasah Aliyah. Adapun respondennya dua orang, khusus guru yang mengajar bidang studi pendidikan Agama Islam dengan mata pelajaran Fiqih. Pertanyaan terkait dengan perubahan dan implementasi kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 (kurikulum berbasisis kompetensi). Pertanyaan yang diajukan kepada mereka adalah :
Soal
Penulis : Apakah ibu mempunyai alasan mengapa terjadi perubahan dalam kurikulum?
Guru : Adanya tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghendaki penyesuaian kurikulum.
Tanggapan : jawaban mereka bisa dikatakan sudah mendekati kebenaran walaupun masih bersipat umum, akan tetapi untuk sementara
jawaban itu sudah benar.
Penulis : Apakah ada perbedaan antara kurikulum 1994 dengan kurikulumberbasis Kompetensi
Guru : kurikulum 1994 tidak merepotkan guru sebab semua perangkatkurikulum sudah disiapkan oleh pusat sedangkan pada KBK ini menambah keruwetan pekerjaan guru.
Tanggapan : jawaban mereka satu sisi ada benarnya akan tetapi sisi yang lain kurang tepat kalau kbk ini menambah beban pekerjaan guru, sebab yang namanya guru yang mempunyai keahlian dibidangnya dengan kbk ini merupakan suatu kesempatan untuk lebih memberdayakan kemampuan profesionalnya.
Penulis : Sejauhmana penguasaan ibu terhadap dokumen pembelajaranberdasarkan kurikulum 2004
Guru : Secara jujur kami ini masih banyak kesulitan dalam kbk ini
terutama dalam pengembangan indikator, pengembangan life school, pengembangan evaluasi non test termasuk dalam pengembangan materi bahan ajar.
Tanggpan :Berarti disini pihak yang terakit dengan kegiatan sosialisai dan implementasi kurikulm kbk masih belum berhasil mencapai tingkat pemahaman guru terhadap kurikulum kbk.
Penulis : Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2004dapat dipergunakan
Guru : Relatif bisa
Penulis : Apakah dalam mengajar menggunakan media pembelajaran ?
Guru : kadang-kadang
Tanggapan : ketika penulis melihat media pembelajaran yang ada dimadrasah itu seperti TV,LCD,DVD OHP tersesdia di ruang laboratorioum bahasa, karena ketidak pahaman mereka terhadap alat itu maka jarang dipergunakan
Penulis : Apakah ibu memahami silabus dan materi pembelajaran kurikulum 2004 khusus pendidikan agama Islam?
Guru : Bisa memahami ( Contoh silabus dan system penilaian kbk 2004terlampir 1).
Penulis : Apakah ibu melakukan evaluasi ? baik terhadap proses maupun hasil ?
Guru : Evaluasi dilakukan hanya terbatas pada tes tulisan dan lisan jarang sekali mengembangkan evaluasi yang bersipat non test, selain itu penilaian dalam kbk ini terlalu jelimet. ( contoh format penilaian terlampir 2)
Tanggapan :Terbukti implementasi KBK 2004 ini sebanarnya belum semua komponen dapat diaplikasikan dengan baik.
Penulis : Bagaimana pendapat ibu tentang implementasi model pengelolaan kurikulum 2006 yaitu yang disebut KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) ?
Guru : Tentang KTSP saya baru dengar dari kepala sekolah bahwa kita akan menggunakan kurikulum 2006 yang disebut dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut saya kurikulum ini tidak jauh berbeda dengan komponen KBK. Karena itu kenapa harus KTSP udah aja KBK sama aja kan….
Tanggapan :Implementasi KTSP ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan, banyak kendala yang dihadapi seperti pemahaman dan kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum baru.
3. Analisis terhadap Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (MA)
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan guru pendidikan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, dan atau latihan untuk menyiapkan peserta didik meyakini dan memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan seharti-hari. Tujuan yang hendak dicapai dari Pendidikan agama Islam ini adalah untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih inggi.
Atas dasar itu, maka suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan menuju standar komptensi isi dan lulusan adalah kesiapan guru sebagai tenaga pendidik dalam mengimplementasikan sebuah kurikulum. dalam kegiatan implementasi kurikulum ini, apakah berjalan atau tidak bisa kita lakukan evaluasi terhadap aspek pelaksanaanya. Aspek ini merupakan perwujudan dari suatu perencanaan disain model pembelajaran dalam bentuk kegiatan atau dengan istilah lain implementasi pembelajaran. Pelaksanaan perencanaan dalam kegiatan nyata di depan kelas tentunya didasarkan pada pertimbangan yang matang, baik menyangkut pendidik, peserta didik ,sumber belajar, kondisi lingkungan dan aspek lain yang mendukung dalam pembelajaran.
Kegiatan implementasi kurikulum pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah (MA) mata pelajaran Fiqih dapat dievaluasi dengan melihat 4 aspek yaitu : tujuan, strategi, isi materi pelajaran dan kegiatan evaluasi. Dibawah ini merupakan hasil observasi tentang kegitan pembelajaran di kelas.
(a) Aspek tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar tidak dikemukakan sehingga guru seakan-akan berjalan tanpa arah yang benar. Oleh karena itu tujuan pembelajaran mesti dirancang sampai pada tingkat operasional artinya tujuan tersebut bersipat operasioanl, terukur dan teramati sampai tingkat keberhasilannya. Tujuan yang dirumuskan lebih berorentasi kepada pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
(b) Aspek materi
Uraian materi sebagai bahan ajar kurang mendapatkan pengembangan, guru cukup mengandalkan buku yang ada pada diri siswa, sehingga ruang lingkup pembahasannya sangat terbatas. Padahal materi tersebut bisa dikembangkan dengan melihat berbagai dimensi lain serta literature yang ada diperpustakaan. Oleh karena aspek materi merupakan salah satu bagian terpenting dalam pengembangan proses pembelajaran maka, guru dapat merumuskan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Dalam pengembangan aspek materi pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan “Concept Map” (Peta konsep).
(c) Aspek strategi
Dalam proses belajar mengajar mereka mampu menggunakan salah satu strategi aktif, sehingga siswa dapat belajar dengan penuh semangat dan antusias untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Secara umum penggunaan strategi aktif sudah terlaksana walaupun masih ada kekurangannya. Penggunaan strategi aktif dalam proses pembelajaran merupakan suatu kaharusan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu Strategi merupakan komponen yang menentukan terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar disamping tujuan, materi dan evaluasi. Strategi yang digunakan adalah betul-betul dapat membangkitkan semangat peserta didik dalam belajar. Strategi yang dapat melayani kebutuhan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok merupakan suatu hal yang diharapkan saat ini. Penggunaan strategi yang tepat dapat berpengaruh terhadap efektivitas kegiatan belajar mengajar.
(d) Aspek evaluasi
Aspek ini tidak terlaksana dengan sempurna. Kegiatan evaluasi hanya terbatas pada test tulisan dan lisan sedangkan aspek yang lain yaitu evaluasi bentuk non test tidak pernah dilaksanakan. Nampaknya persoalan evaluasi tidak terlalu diperhatikan, padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak kalah penting dengan komponen lain dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini berguna untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran. Dengan evaluasi dapat diketahui baik dan tidaknya mutu suatu pendidikan. Kegiatan evaluasi sekaligus dapat melihat tepat atau tidaknya tujuan yang dirumuskan, materi yang diajarkan dan strategi yang digunakan.
4. Kesimpulan
Proses Implementasi kurikulum 2004 yang telah mendapatkan penyesuaian menjadi model pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006 di Madarasah Aliyah (MA) belum secara keseluruhan menjangkau tiap guru bidang studi pendidikan agama Islam. Hal ini diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa perangkat konseptual kebijakan kurikulum ini justru belum dimiliki secara utuh oleh sekolah. Persoalan lain dalam proses implementasi kurikulum ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan guru yang beragam, termasuk paktor kualifikasi, latar belakang pendidikan, pengalaman inservice training atau pelatihan serta pembinaan yang diterima guru di madasah aliyah.
Persoalan lain yang menjadi kendala dalam implementasi isi kurikulum menyangkut waktu yang disediakan belum memadai untuk muatan materi yang begitu padat dan memang penting; yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian. Kelemahan lain, bidang studi pendididkan agama yang terdiri bdari aqidah akhlak, al-qur’an hadist, piqih, bahasa arab dan sejarah kebudayaan islam lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif. Kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif dan psikomotorik. Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua peserta didik. Ini semua sangat berpengaruh terhadap proses implementasi sebuah kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin, (2003). Filsafat pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta
______________, (1991). Kapita Selekta Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta
Dirjen,Kelembagaan agama islam,(2004). Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2004. Jakarta
Dawam Ainurrafiq,(2005). Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Lastafarista Putra. Jakarta.
Departemen Agama, (2005 ). Pedoman Integrasi Life Skills Dalam Pembelajaran. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Jakarta.
Departemen Agama , (2005). Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Jakarta.
Departemen Agama, (2005).Desain Pengembangan Madrasah. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Jakarta.
Gagne, R. M. Briggs L.J., Wager W.W., (1992), Principles of Instructional Design, Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia. 1994. Kurikulum Untuk Abad ke 21. Grasindo. Jakarta
Longstreet, W.S. dan Shane, G.Sh. (1993). Curriculum for A New Millenium. Boston: Allyn & Bacon.
Miller, J.P. dan Seller, W. (1985) Curriculu: Perspectives and practice. New York : Longmen
Muhaimin, (1993). Pemikiran Pendidikan Islam. Trigenda Karya. Bandung
Nasution, S. (2003). Azas-azas Kurikulum. Edisi kedua. Jakarta : Penerbit Bumi aksara.
Nata Abudin, (2001). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Grasindo. Jakarta.
Oemar Muhammad At.Asy., (1997). Falsafah Pendidikan Islam. Bulan bintang. Bandung.
Oliva, F.O (1992) Developing the Curriculum. Third edition. New York : Harver Collin Publisher.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tahun 2006.
Pusat Pengembangan Kurikulum. (April 2006). Kebijakan Dasar Kurikulum 2004. Jakarta.
Schubert, W.H. (1986). Curriculum: Perspective, Paradigm, and Possibility. New York: Macmillan.
Sukmadinata, N. Sy. (2004). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_____________. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.
Tanner, Daniel., (1980 ). Curriculum Development. Secon Edition. Macmillan Publishing Co., Inc. New York.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika
Zais, R.S. (1976). Curriculum: Principles and Foundations. New York: Harper & Row
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.