Saya ingin mengetahui cara bagaimana untuk menjadi seorang
pemimpin lembaga dakwah kampus yang bisa diterima kader dan objek dakwah ?
Setiap pribadi dari seorang
muslim adalah pemimpin, ia diciptakan dengan segala potensi yang memungkinkan
untuk berbuat berbagai hal untuk mengelola bumi dan umat manusia. Berbicara
tentang pemimpin tentu seorang muslim akan langsung merujuk pada pemimpin
terbaik sepanjang sejarah manusia, Nabi Muhammad Rasulullah dengan empat sifat
utamanya, yakni shiddiq, amanah, tabligh,
dan fathonah. Pemimpin yang
memiliki integritas, bertanggungjawab, mampu berkomunikasi dan cerdas.
Berpatokan pada empat sifat inilah seorang muslim akan mampu untuk menjadi
sosok yang baik sebagai pemimpin.
Dalam kondisi kampus yang dimana
usia antara pemimpin yang dipimpin tidak berbeda jauh, atau bahkan mungkin yang
dipimpin lebih tua ketimbang yang memimpin, diperlukan sebuah kebutuhan
pendekatan kepemimpinan tersendiri. Dimana pendekatan kharismatik-berwibawa
tidak begitu ampuh untuk beberapa orang karena kedekatan usia yang membuatnya
tidak bisa berjaim didepan para
kader, karena memang antara kader dan pemimpin sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan
atau mungkin aib masing-masing.
Saya mencoba menawarkan
sebuah pendekatan cara pemimpin dengan empati. Dengan kelembutan dan
kebersamaan seorang pemimpin akan melakukan pendekatan kepada para kader. Kata
empati banyak diartikan sebagai bentuk tindak lanjut aksi dari sesuatu yang
dimana kita simpati terhadapnya. Simpati bukan pada kesedihan saja, termasuk
simpati terhadap kebahagiaan. Dengan menjadi pemimpin yang empati maka Anda
akan dapat menjadi pemimpin yang akan diterima oleh kader maupun objek dakwah
baik itu yang lebih muda maupun yang lebih tua.
Memiliki Visi
A leader is one who knows the way, shows the way and leads
the way. Syekh Mustafa Mansyur juga mengatakan dalam bukunya
bahwa pemimpin harus bisa berperan sebagai umara
dan ulama dalam waktu yang sama,
dimana ia memiliki kelebihan dalam hal ilmu dan strategi yang memungkinkan
dirinya menjadi seorang pathfinder bagi
yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang mampu menunjukkan jalan kepada kader
dan objek dakwahnya adalah pemimpin yang mempunyau visi yang jelas, sederhana,
dan terorganisir tahapan menuju pencapaian visi yang ada. Yakinkan kepada kader
dan objek dakwah tentang gambaran besar Anda memandang lembaga dakwah dan akan
Anda bawa kemana Lembaga dakwah ini. Visi besar inilah yang akan membuat
seorang akan mengikuti Anda sebagai pemimpin. Kekuatan visi hanya dimiliki oleh
sebagian kecil orang, akan tetapi seorang pemimpin harus memilikinya sebagai
modal untuk memimpin.
Identifikasi Karakter Kader dan Objek Dakwah
Seorang pemimpin yang
efektif adalah ketika Anda mampu berpikir sebagaimana orang lain berpikir
tentang sesuatu. Perlu diingat bahwa Anda memimpin rakyat Anda, bukan memimpin
diri Anda. Sehingga Anda tidak bisa memaksakan kepentingan Anda kepada rakyat
serta kebiasaan Anda kepada Rakyat. perlu dipahami juga bahwa kader dan objek
dakwah tidak akan peduli dengan Anda jika Anda tampak atau memang tidak
memperhatikan apa yang mereka anggap sebagai sesuatu yang penting. Anda
dituntut harus menjadi bagian dari kader dan objek dakwah Anda, bukan menjauh
dari kader dan objek dakwah. Dengan memahami apa yang menjadi taste and reference kader dan objek
dakwah, Anda akan lebih mudah untuk menemukan pola memimpin yang tepat bagi
rakyat Anda.
Menjaga kharisma dengan manajemen Ego
Ketika citra Anda sedikit
saja jatuh, maka sulit untuk mengembalikannya kembali. Salah satu untuk membuat
kharisma Anda tetap terjaga adalah dengan menganggap bahwa orang lain penting
untuk Anda. Ketika seorang mengetahui bahwa Anda menganggap dirinya penting,
maka Anda akan pula dianggap penting oleh orang lain. hargai dia, maka dia akan menghargai Anda. Selain itu jangan
mencampuradukkan antara keinginan pribadi dengan kepentingan lembaga. Saya kira
kader tidak menyukai seorang pemimpin
yang sangat berambisius. Tunjukkan bahwa Anda adalah seorang yang siap memimpin
bukan seorang yang sangat ingit memimpin.
Rendah Hati
Hampir semua orang, atau
mungkin semua orang tidak menyukai seorang yang sombong dan mementikan egonya.
Apalagi untuk sosok pemimpin yang dituntut bisa menjadi figur yang baik.
Sejarah telah membuktikan pemimpin yang rendah hati telah berhasil membangun
kepercayaan diantara rakyatnya, selain Nabi Muhammad tentunya, ada Mahatma
Gandhi di India, Umar Bin Abdul Aziz di timur tengah, Nelson Mandela di Afrika
Selatan, dan Raja Thailand saat ini. Dengan perkataan yang menunjukkan bahwa ia
tidak lebih baik dari rakyatnya, ia berhasil mengambil hati rakyat, dan rakyat
memberikan kesetiaannya kepada pemimpin dalam menunjukkan jalan bagi mereka
menuju hidup yang lebih baik. Kontradiksi dengan pemimpin yang memimpin dengan
ego, dan terbukti ia telah memimpin sebagai diktator yang hanya akan
menimbulkan keresahan dan intimidasi, seperti Hitler di Jerman dan Mussolini di
Italia.
Seni mengktitik yang baik
Walau dalam lembaga dakwah
yang berlabel ukhwah, bukan berarti
Anda tidak boleh menegur kader ketika salah, justru jika Anda hanya diam, dan
menggunakan logika ukhwah dalam
berorganisasi dakwah maka tinggal menunggu waktu organisasi Anda hancur karena
tidak ada perbaikan atas kinerja yang telah dilakukan. akan tetapi Anda sebagai
pemimpin juga perlu memahami bagaimana cara mengkritik agar menjadi sesuatu
yang membangun bukan sesuatu yang justru menghakimi
kader Anda. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengkritik kader
dengan baik.
- Tentukan momen yang tepat untuk mengkritik, jangan terlalu dekat
dengan saat ia melakukan kesalahan, agar ia dikritik tidak dalam keadaan
emosional. Cari tempat yang tepat pula, agar ia rileks dan menganggap
kritikan sebagai nasehat, bukan sebagai bentuk penghakiman.
- Sampaikan bahwa apa yang Anda lakukan dengan mengkritik dirinya
adalah bentuk kepedulian terhadapnya dan terhadap kemajuan organisasi.
Sampaikan bahwa Anda bersedia menjadi bagian dalam membantu dirinya untuk
memperbaiki kesalahan yang Anda, dan yakinkan bahwa dia akan bersama-sama
dalam menyelesaikan masalah yang ada.
- Awali kritikan dengan sebuah motivasi dan pujian kepada kader, agar
tampak kritikan yang diberikan seimbang dengan ucapan terima kasih yang
diberikan. Anda bisa menggunakan kalimat seperti ini “Gesa, kakak sangat
berterima kasih dengan yang kamu perbuat, kakak sangat kagum pada
inisiatif kamu saat kakak sedang tidak ditempat, sungguh sangat
menunjukkan jiwa pemimpin, akan tetapi ada sedikit masukan untuk
kamu......”. Ingat bahwa yang Anda
kritik adalah tindakannya bukan pribadinya. Pastikan juga bahwa ia bukan
satu-satunya yang pernah melakukan kesalahan tersebut, dan kesalahan yang
diperbuat sangat mungkin dilakukan oleh orang lain.
- Tawarkan solusi, ini menjadi bagian terpenting dalam seni
mengkritik, Anda tidak bisa menyalahkan seseorang tanpa memberikan masukan
untuk perbaikan selanjutnya. Berilah ia masukan agar ia dapat melakukan
evaluasi dan perbaikan, serta yakinkanlah bahwa Anda akan menjadi bagian
yang akan turut memikul tanggung jawabnya. Sehingga ia tidak merasa
sendirian, ia tetap merasa sebagai bagian dari keluarga dakwah ini.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.