Monday, December 12, 2016

Pengertian Job Characteristics

Job characteristics adalah prediksi individu mengenai kondisi tugas yang sesuai dengan pekerjaan mereka, kondisi tugas ini meliputi  skill variety, task identity, task significance, autonomy dan feedback (Oldham & Hackman, 2005).

Menurut Berry (1998) job characteristics adalah dimensi internal dari pekerjaan itu sendiri yang terdiri dari variasi keterampilan yang  dibutuhkan, prosedur dan kejelasan tugas, tingkat kepentingan, kewenangan dan tanggung jawab serta umpan balik dari tugas yang dilaksanakan.

Sedangkan menurut Stoner (Berry, 1998) job characteristics adalah sifat karyawan yang meliputi tanggung jawab, variasi tugas, dan tingkat kepuasan yang diperoleh dari karakteristik itu sendiri.
Dari definisi-definisi yang diungkapkan berbagai tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari job characteristics mengarah pada kesimpulan yang sama yaitu suatu kondisi tugas yang terdiri dari variasi keterampilan yang dibutuhkan, prosedur dan kejelasan tugas, tingkat kepentingan, kewenangan dan tanggung jawab serta umpan balik dari tugas yang dilaksanakan.

Menurut Hackman dan Oldham (2010), job characteristics memiliki lima dimensi, yaitu :
a. Skill Variety
Dideskripsikan sebagai suatu tingkatan dimana pekerjaan menuntut karyawan untuk melakukan suatu kegiatan yang menantang keterampilan dan kemampuan mereka. Hal ini meliputi penggunaan sejumlah keterampilan dan kemampuan yang berbeda. Beberapa studi menyatakan bahwa skill variety adalah salah satu prediktor terbaik dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi lebih besar pada orang-orang yang memiliki berbagai keterampilan kerja (Glissin & Durick, 1988; Hunt, Chonko & Wood, 1985; Elanain, 2009).

b. Task Identity
Suatu tingkatan dimana karyawan mengenal dan dapat menyelesaikan tugasnya secara menyeluruh dari awal sampai akhir dengan hasil yang terlihat walaupun pada pekerjaan kelompok dan dapat diidentifikasikan.
Hal ini akan lebih berarti bagi karyawan karena mereka menganggap bahwa pekerjaan tersebut penting dan merasa bangga akan hasil yang didapatkannya.

c. Task Significance
Suatu tingkat dimana pekerjaan tersebut memiliki pengaruh yang penting pada kehidupan atau pekerjaan orang lain, baik di dalam organisasi ataupun lingkungan luar. Studi empiris menyebutkan bahwa task significance berhubungan positif dengan kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi (Glissin & Durick, 1988; Elanain, 2009).

d. Autonomy
Suatu tingkatan dimana pekerjaan menyediakan kebebasan dan tanggung jawab kepada karyawan dalam mengatur jadwal kerja dan menentukan prosedur kerja yang akan digunakan. Sejumlah studi empiris menemukan bahwa autonomy berhubungan secara signifikan dengan komitmen, performa kerja dan kepuasan kerja (Elanain, 2009).

e. Feedback
Suatu tingkatan mengenai informasi langsung dan jelas dari pekerjaan itu sendiri tentang performa karyawan tersebut. Bassett (1994) menyatakan bahwa feedback adalah hal yang paling efektif untuk meningkatkan performa (Elanain, 2009). Menurut Elanain (2009) banyak studi empiris menunjukkan bahwa feedback berhubungan positif dengan komitmen dan berhubungan negatif terhadap ketidakjelasan peran.

Critical Psychological State
Kehadiran semua unsur dari job characteristics menciptakan keadaan critical psychological state, yaitu keadaaan psikologis yang dialami oleh seseorang sehingga membuatnya termotivasi dan puas dalam bekerja (Oldham & Hackman, 2005), yaitu:

a. Experienced meaningfulness
Experienced meaningfulness adalah keadaan dimana individu mempersepsikan pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting dan berarti bagi beberapa sistem dari nilai yang ia terima. Skill variety, task significance, dan task identity adalah dimensi yang merepresentasikan cara penting untuk mendapatkan experienced meaningfuness. Jika nilai dari ketiga dimensi ini tinggi, karyawan akan merasakan bahwa pekerjaannya sangat berarti.

b. Experienced responsibility
Pekerjaan yang memberikan kebebasan dalam jadwal kerja dan penentuan prosedur yang harus dilakukan (autonomy) akan membuat karyawan lebih bertanggungjawab terhadap pekerjaannya. Sehingga pada akhirnya ia dapat merasakan bahwa pekerjaannya saat ini sebagian besar tergantung pada usaha, inisiatif, dan kemampuannya sendiri. Semakin tinggi otonomi yang diberikan kepada individu, maka kecendrungan mempunyai tanggung jawab secara pribadi terhadap hasil dari pekerjaannya tersebut.

c. Knowledge the results
Keadaan ini muncul karena adanya unsur feedback dalam proses penyesuaian terhadap lingkungan kerja. Ketika karyawan mengetahui seberapa baik usaha yang ia lakukan, hal ini membuat ia mendapatkan perasaan menyenangkan atas keberhasilannya melakukan tugas tersebut atau apabila feedback yang diterima buruk, karyawan bisa belajar dan berusaha untuk lebih baik di pekerjaan selanjutnya.

Kehadiran ketiga kondisi psikologis ini akan menghasilkan motivasi kerja yang tinggi, dimana motivasi ini lebih bersifat internal, kepuasaan kerja yang terus tumbuh, tingginya efektifitas kerja (Oldham & Hackman, 2005) dan rendahnya tingkat absensi serta berhenti kerjanya karyawan (Djastuti, 2011). Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa job characteristics dapat membuat karyawan mengalami kondisi psikologis seperti meaningfulness, responsibility, dan knowledge the results.

Ketiga kondisi ini akan membuat motivasi kerja karyawan tinggi, puas dalam bekerja, tingginya efektifitas kerja yang membuat rendahnya tingkat turnover dan resign dari pekerjaan dimana hal-hal ini diindikasikan sebagai ciri-ciri dari karyawan yang engaged (Robinson et al, 2004).
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com