Menurut Alwi (2007:707) bahwa “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri sendiri.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka kemampuan adalah merupakan keterampilan, kepandaian atau kemahiran melakukan sesuatu pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu, dalam hal ini dikatakan kemampuan memahami cerita rakyat.
Kemudian Sudjiman (1994:16), “Cerita rakyat atau folktale merupakan kisahan anonim yang tidak terikat pada ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat. Termasuk di dalamnya cerita binatang, dongeng, legenda, mitos, dan sage”.
Cerita
binatang atau fabel adalah cerita yang pelakunya terdiri atas binatang dan
benda yang disifatkan seperti manusia, misalnya bisa tertawa, menangis,
berbicara dan aktivitas lainnya.
Dongeng
adalah cerita yang berdasarkan angan-angan atau khayalan. Menurut tipenya
dongeng dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu dongeng rakyat dan dongeng
kebudayaan. Dongeng rakyat adalah dongeng yang tersebar di masyarakat secara
lisan dan tidak diketahui penciptanya. Dongeng kebudayaan adalah dongeng yang
ditulis oleh seorang pengarang untuk tujuan tertentu yang pada umumnya untuk
pendidikan moral dan hiburan.
Legenda
adalah cerita yang berkaitan dengan unsur-unsur fantasi. Contohnya legenda
Gunung Tangkuban Perahu, dalam kenyataannya memang ada gunung Tangkuban Perahu.
Kisah terjadinya gunung itu tidak dilukiskan berdasarkan peristiwa geologis,
tetapi atas dasar hal-hal fantasi.
Mitos
adalah cerita yang mengandung unsur-unsur misteri, dunia gaib, dan alam
dewa-dewa. Tokoh mitos memiliki kekuatan yang hebat dan tenaga gaib.
Tokoh-tokohnya bukan saja manusia, tetapi juga dewa-dewa dan makhluk gaib.
Sage adalah cerita yang mengandung unsur
sejarah dan kepahlawanan dengan tokoh yang legendaris. Oleh karena itu unsur
sejarah dalam sage didominasi oleh unsur
fantasi yang mengakibatkan unsur sejarahnya menjadi kabur dan tidak dapat
dipercaya lagi sebagai fakta sejarahnya. Contohnya Hikayat Hang Tuah. Segi
kepahlawanan Hang Tuah banyak mengandung unsur fantasi, sehingga Hang Tuah
disebut tokoh legendaris atau tokoh mitos. Kepahlawanan Hang Tuah tidak bisa
disamakan dengan kepahlawanan tokoh-tokoh sejarah.
Berdasarkan
uraian di atas, penguasaan cerita rakyat berarti suatu kemampuan yang dimiliki
siswa untuk memahami cerita rakyat yang dalam penelitian ini berjudul “Kisah
Terjadinya Ikan Pesut” oleh siswa kelas VII MTs Al-Hasanah Ulumul Qur’an tahun pembelajaran
2011-2012.
Ciri-Ciri Cerita Rakyat
Cerita
rakyat sebagai cerita lisan yang tersebar dari mulut ke mulut dan tidak
diketahui penciptanya. Pada umumnya cerita rakyat berbentuk dongeng. Adapun
ciri-ciri umum cerita rakyat menurut Eddy (1991:48) adalah
:
1.
Penciptanya tidak dikenal (anonim).
2.
Tidak terikat oleh rentang waktu atau
masa.
3.
Mengandung aspek simbolis.
4.
Tidak mengindahkan kronologis waktu.
5.
Bentuknya sederhana dan pengungkapannya
jujur serta terbuka.
6.
Selalu mengandung unsur fantasi.
Selain ciri-ciri
dalam cerita rakyat, dikenal pula beberapa fungsi, yaitu :
1.
Hiburan yang mengasyikkan.
2.
Pengejawantahan pola sosio-budaya
masyarakat pemiliknya.
3.
Penunjuk taraf berpikir dan ilmu
pengetahuan masyarakat pada suatu zaman.
4.
Sarana pendidikan moral dan budi
pekerti.
Dengan
demikian, cerita rakyat bukanlah cerita fantasi tanpa arti. Keunikan cerita
rakyat adalah adanya kesamaan unsur antara cerita rakyat sedunia. Hal ini
terjadi karena sistem transfer cerita, melalui sistem oral (lisan) setiap
penerima cerita bebas mengolah cerita itu berdasarkan fantasi dan tradisi
lingkungannya. Maka timbullah sejumlah cerita yang serupa tetapi tidak sama.
Kerangka
Konseptual
Kerangka
konseptual adalah rangkaian pengertian yang digunakan dalam jalan pemikiran
agar diperoleh letak masalah yang tepat. Penelitian ini memfokuskan pada
penerapan model pembelajaran untuk menganalisis novel. Maka konsep-konsep
pemikiran dalam penelitian ini adalah :
Pemahaman intrinsik prosa berarti suatu proses
pemahaman siswa terhadap unsur-unsur yang membangun dalam suatu karya sastra
berbentuk karangan bebas. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam prosa meliputi
tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang.
Penguasaan
cerita rakyat berarti suatu kesanggupan yang dimiliki siswa dalam upaya
memahami cerita rakyat berjudul “Kisah Terjadinya Ikan Pesut” oleh siswa kelas
VII MTs Al-Hasanah Ulumul Qur’an tahun pembelajaran 2011-2012.
Hubungan
penguasaan intrinsik prosa dengan kemampuan memahami cerita rakyat “Terjadinya
Ikan Pesut” merupakan dua variabel yang diperkirakan saling berhubungan yaitu
sebagai variabel X (penguasaan intrinsik prosa), dan variabel Y (kemampuan
memahami cerita rakyat “Kisah Terjadinya Ikan Pesut”).
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.