Thursday, February 14, 2013

Defenisi Hakikat Belajar

Hakikat belajar : Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyanti dan Mujiono (2006:7) mengemukakan bahwa siswa adalah : “penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan”.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu penilaian tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang adalah banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan berubahan dalam arti belajar. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut ; Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya gagne (dalam Dimanti 2006:10) mengatakan bahwa ”belajar meruapakan kegiatan yang kompleks”. Hasil belajar berupa kapilitas stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru.
            Selanjutnya slameto (2003:2) mengatakan bahwa : belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.
            Berdasarkan penjelasan diatas bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai akibat dari aktifitas mental yang dilakukan seseorang yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan sikap, pengetahuan, keterampilan, pemahaman dan perubahan lainnya.
            Slameto (2003:3) mengemukakan 6 ciri-ciri perubahan tingkah laku di dalam belajar yaitu: a) Perubahan terjadi secara sadar, b) Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungsional, c) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif, d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, e) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku”.
Sardiman A.M. (1989:25) menjelaskan ada 3 jenis tujuan belajar yaitu :

1.Untuk mendapatkan pengetahuan  Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Memiliki pengetahuan dan keterampilan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kedenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. 2. Penanaman Konsep dan Keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan jasmaniah adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak / penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohaniah lebih rumit, dilihat bagiamana ujung pangkalannya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3. Pembentukan Sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengann tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan prilaku anak didik, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak sekedar ”Pengajar:”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya”.
                Maka dapat dipahami, belajar sebagai suatu proses mental yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan (proses) berfikir, dan terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang didapat oleh orng yang belajar dan reaksi-reaksi terhadap lingkungan dimana individu berada, sehingga terjadi perubahan prilaku di dalam individu yang belajar. perubahan-perubahan yang dimaksud adalah bersifat positif atau lebih dari sebelumnya.
            Sardiman AM. (1986:20) mengatakan bahwa : belajar adalah merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dan juga belajar itu akan lebih baik kalau subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi bersifat verbalistik”.
            Berdasarkan pendapat diatas bahwa belajar adalah usaha mengubah tingkah laku dan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan. Akan tetapi juga berkecakapan keterampilan, sikap, pengertian harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
2.1.2        Pengertian Hasil Belajar
            Keberhasilan proses belajar sangat berpengaruh oleh guru yang  mengajar, guru hendaknya menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi siswa. Sebelum itu guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, menganai pada tujuan yang diharapkan.
            Kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar adalah indikator strategi keberhasilan pelaksanaan suatu sistem kurikulum sebagai tolak ukur tinggi rendahnya mutu pendidikan yang dapat dilihat dar tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya yang dimaksud dengan hasil belajar seperti yang dikemukakan oleh Dimyanti dan Mudjiono (2006:3) bahwa : ”Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Selanjutnya hasil belajar dapat juga diartikan sebagai suatu kemampuan seorang dalam mencapai tujuan belajar. Menurut Abdul Rahman (2003 : 40) menyatakan :
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh inteligensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari ”ini berarti bahwa guru menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas inteligensi anak, dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran”.
           
            Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli mengenai hasil belajar, maka dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran berupa data kuantitatif. Nana Sudjana (1995:30) mengatakan bahwa :
Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi apa belum. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran”.
           
Nana Sudjana (1995:4) menjelaskan bahwa penilaian berfugnsi sebagai :
            1. Alat untuk mengatahui terdapai tindaknya tujuan instruksional 2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar 3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.
            Berdasarkan penjelasan diatas bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menetap diperoleh dengan melakukan proses pembelajaran yang direncanakan. Hasil belajar akan dicapai karena siswa telah melakukan tes belajar
            Hasilnya siswa dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penilaian tindakan kelas ini, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran. Pengetahuan Sosial. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawa para peserta didik, dan tugas-tugas berstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Menurut Suryabrata (2001 : 23) ”Hasil belajar merupakan penilaian usaha kegiatan, hasil belajar dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak dalam periode tertentu”.
            
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagaimana dikemukakan M. Ngalim Purwanto yaitu :
a. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual yakni faktor kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sendiri yakni keluarga, guru, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan”.

            Berdasarkan penjelasan diatas dinyatakan bahwa faktor mempengaruhi belajar adalah merupakan tingkah laku pribadi seseorang berdasarkan faktor internal dan faktor eksteranal. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam memahami proses dan menggambarkan penguasaan bahan dalam proses belajar yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
            Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

2.1.4. Pengertian Alat Peraga
            (Http:wikipedia.pendidikan.net.com./2009/11) Alat peraga adalah (benda) yang digunakn untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata konkrit. Tanpa alat sukar dipercaya untuk tercapainya tujuan yang diharapkan di suatu lembaga pendidikan.

2.1.5.      Macam-Macam Alat Peraga
            Ada 2 macam peraga sebagai barikut :
  1. Alat peraga langsung : memperhatikan bendanya sendiri, mengadakan percobaan –percobaan yang dapat diamati didik. Misalnya guru membawa alat-alat atau benda-benda kedalam kelas pengajaran dan ditunjukkan kepada peserta didik atau membawa mereka kelaboratorium, pabrik-pabrik, kebun binatang dan sebagainya.
  2. Alat peraga tak langsung : dengan menunjukkan benda-benda tiruan. Misalnya gambar-gambar, foto-foto, film dan sebagainya
 2.1.6.      Fungsi Alat Peraga
            Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuau yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.
            Ada lima fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukkan oleh Nana Sudjana (2002:99-100). Dasar-dasar proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a.) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar  yang efektif , b) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar, c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran, d) Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar perlengkapan, e) Alat peraga dalam pengajaran lebih dituamakan untuk mepercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar”

            Menurut penjelasan diatas dapat dipahami fungsi pokok alat peraga dalam proses belajar mengajar adalah alat bantu tersendiri dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif dan untuk mempertinggi mutu belajar.
            Disamping lima fungsi diatas, penggunaan alat peraga juga mempunyai nilai-nilai. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme. Dengan peraga dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. Dengan peraga dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap, memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa, menumbuh pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa, memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
            Menurut Ruseffendi (1993:227) bahwa ada beberapa fungsi alat peraga dalam pengajaran sains yaitu :
1.Dengan adanya alat peraga anak-anak akan lebih banyak mengikut pelajaran sains dengan gembira, sehingga minat dalam mempelajari sains semakin besar, 2 dengan disajikan konsep abstrak sains dalam bentuk kongkrit maka siswa pada tingkat-tingkat yang leih rendah akan leih mudah memahami dan mengerti dan, 3, konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model sains dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian”.

            Dari pendapat diatas, dapat di pahami fungsi alat peraga adalah :
            1. Agar anak lebih besar minat belajarnya. 2. Untuk membantu daya fikir anak agar lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya. 3. Agar anak dapat melihat hubungan ilmu yang dipelajari dengan alam sekitarnya dan masyarakat.
            Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sains sangat penting untuk memberikan penguatan, kemudahan pemahaman materi pelajaran, dan untuk lebih melekatkan pelajaran dalam pola pikir dan tindakan siswa. Oleh karena itu diperlukan pola kemampuan guru untuk membuat dan memilikh alat peraga yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
            Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan suatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, sehingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.

2.1.7.      Manfaat Alat Peraga Dalam Sains
            (http:handono-eksak.blongspot.com/2007/12/ kata sains. Secara terperinci, manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :
“a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan, b) mencapai sasaran yang lebih banyak, c) membantu mengatasi hambatan bahasa, d) merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan kesehatan, e) membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat, f) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, g) mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, i) mendorong keinginan orang untuk mengetahui kemudian leih mendalam dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, j) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh”.

Dari penjelasan diatas dapat di pahamai bahwa manfaat alat peraga dapat  mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan atau pelaku pendidikan dan mendorong keinginan untuk mengetahui kemudian lebih mendalam.
  
2.1.8.      Hakikat Sains
            . Sains adalah suatu penemuan aspek dari lingkungan sekitar, yang dapat kita nilai dari data hasil penelitian.
            Harlen (dalam Bundu 2006:10) mengemukakan tiga karaktristik utama sains yakni :
Pertama, memandang bahwa setiaporang mempunyai kewenangan untuk menguji vadilitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah. Meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prodiksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa teori sains bukanlah kebenarannya yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan dimasa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri”.

            Menurut penjelasan diatas karakteristik utama sains yakni adalah hubungan antara fakta-fakta yang diobeservasi yang penyusunannya prediksi sebelum sampai pada kesimpulan.

2.1.9.      Sains di Sekolah Dasar
            Sains adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut pendapat Nash (Hendro 1963:3-4) bahwa : sains itu suatu catatan metode untuk mengamati alam dunia bersifat analisis lengkap, cermat serta menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang lain. Sehingga keseluruhannya membentuk suatu perseptif yang baru tentang objek yang diamatinya”.
            Berdasarkan pendapat diatas sains adalah ilmu pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
 2.1.10.  Prinsi-Prinsip belajar Sains
Seorang ahli pengajaran sains Jonhs Richardson (1993:12): Menyarankan digunakan prinsip dalam proses belajar mengajar suatu pengajaran sains dapat berhasil. Prinsip itu adalah prinsip motivasi, prinsip multi saluran, penemuan, prinsip Tutolaritas, prinsip perbedaan individual”.
            Menurut defenisi diatas maka dapat dipahami prinsip –prinsip belajar sains adalah proses belajar mengajar dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.

2.1.11.  Sains Sebagai Pemupuk Sikap Ilmiah
Menurut Wynne Harlen (hendro 1993:07) mengemukakan bahwa :

Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD yaitu sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asah, sikap tidak terprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir bebas, sikap kedisiplinan diri”.

            Menurut defenisi diatas maka dapat dipahami sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD dapat berpikir secara logis dan sistematis dan akan selalu berguna sepanjang hidupnya dan dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
            Menurut Bundu (2003:13) tujuan mempelajari sains di sekolah adalah sebagai berikut :
1). meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan ciptaannya, 2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4) Melakukan inkuri ilmiah untuk menmbuhkan kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi dan, 5) Meningkatkan kesadaran untuk berpedan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam”.

            Sesuai dengan pendapat diatas dapat di pahami bahwa tujuan mempelajari sains di sekolah dapat mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam segala alam dan mengembangkan rasa ingin tahu.
Menurut Anna Poedjiadi (2005:84) tujuan menghubungkan pendekatan antara sains dan teknologi yang terkait dengan kegunaannya dimasyarakat antara lain adalah :
Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar dan memperluas wawasan peserta didik dan dapat mengantarkan peserta didik menguasai konsep-konsep dalam bidang studi yang telah diajarkan dan dapat membekali dengan kreatifitas kemampuan berpikir kritis peduli terhadap lingkungan sehingga mau melakukan tindakan nyata apabila ada masalah yang dihadapi dilua kelas”.

            Menurut pendapat diatas maka dapat dipahami mengaitkan pembelajaran sain dengan teknologi masyarakat serta kegunaannya dan kebutuhan masyarakat dan konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai peserta didik diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya.

2.1.12. Model Perubahan Energi Gerak Akibat Pengaruh Udara
            Penguasaan ilmu pengetahuan akan lebih berguna jika kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang perubahan energi gerak akibat pengaruh udara dapat dimanfaatkan untuk membuat mainan yang menarik. Sedangkan pengetahuan tentang perubahan energi bunyi dapat dimanfaatkan untuk membuat alat musik. Pernahkan kamu melihat parasut dan pesawat tentang? Saat melihat benda-benda tersebut, tindakan kamu berpikir untuk mencobat menaiki atau mungkin membuatnya? Oleh karena itu, belajarlah yang rajin dan latihlah keterampilanmu sehingga kelak dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Sedangkan permulaan, coba buatlah parasut dan pesawat berikut!         

2.2. Kerangka Konseptual
             Hasil belajar yang dicapai siswa dengan menggunakan alat peraga dalam mengajar jauh lebih baik hasil belajarnya jika dibanding dengan siswa yang diajar dengan pradigma lama. Sebab siswa-siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga lebih mudah memahami penyajian materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Karenanya keterampilan guru dalam penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran sangat berguna bagi pertumbuhan alat intelektual anak.
            Alat peraga merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran dalam penggunaannya alat peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan siswa kepada suatu objek sehingga mempermudah siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan oleh guru.
            Dengan demikian penggunaan alat peraga merupakan unsur yang sangat mendukung dalam hasil belajar sains di sekolah. Khususnya pada pokok bahasan model perubahan energi. Dimana dengan mudah sehingga siswa lebih mudah menyerap materi pembelajaran yang disampaikan.
            Dalam hal penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah yang juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari lebih mencintai alam sekitar dan berpikir positif tentang sains.

2.3. Hipotesis
            Menurut Wardani : Hipotesis tindakan merupakan suatu perkiraan tentang yang diduga dapat menggaris permasalahan yang ada dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis tindakannya adalah : Dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sains pada sub pokok bahasan model perubahan energi gerak akibat pengaruh udara.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com