Ada beberapa jenis ternak
lembu yang terkenal di indonesia dianataranya :
1.
Sapi Bali
2.
Sapi Madura
pada sapi bali sangat baik
digunakan untuk sapi pedaging karena terdapat keunggulan yang diantaranya
a)
Tahan terhadap cekaman lingkungan
b)
Kwalitas daging baik
c)
Siklus reproduksi terjadi sepanjang tahun
d)
Tingkat kesuburan tinggi
Pada
penggunaan bahan-bahan makanan perlu diperhatikan jumlah protein seperti :
Dedak isirong sawit :
83.5%
Hampas sagu rumbia :
14%
Trikalsium fosfat :
1.0%
Garam :1.0%
Kapur (Ground limestone) : 0.5%
Jumlah :
100
Kita ketahui bahwa keberadaan alat
bantu pakan ternak ini dapat mengoptimalisasi pertumbuhan pada sapi-sapi
peliharaan dan sekaligus memperbaiki sistem peternakan. Pakan ternak
yang didapat dari hasil pencacah pelepah kelapa sawit merupakan makanan yang
baik dikonsumsi oleh sapi, karena makanan ini dapat dijadikan sebagai makanan
tambahan oleh para peternak. Penggunaan makanan jenis ini semakin banyak
digalakan penggunaanya karena mempunyai tiga keuntungan yaitu :
- Keuntungan bagi peternak tidak mengalami kesulitan dalam mencari lahan perternakan.
- Keuntungan bagi pemilik perkebunan karena dengan adanya proses seperti ini maka tanaman kelapa sawit yang mereka miliki akan tumbuh lebih baik.
- Keuntungan bagi peternak secara dinamis akan menambah hasil peternakan yang mereka miliki.
Pakan ternak yang dihasilkan dari pencacahan pelepah kelapa sawit sangat
membantu dalam menyelesaikan masalah kekurangan pakan dampak yang terlihat pada
saat sekarang ini kurangnya lahan peternakan yang dimiliki oleh para peternak,
sehingga sapi peliharaan mereka memasuki areal perkebunan kelapa sawit yang
masih kecil. Penjagaan sapi yang kurang
baik yang dilakukan para peternak ini sangat merugikan oleh pihak perkebunaan,
selain itu juga dapat mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.
Memang tidak disangka
tanaman yang awalnya didatangkan Gubernur Jendral Inggris Sir Thomas Skenford
Reflles itu kini menjadi andalan ekspor Indonesia, khususnya Sumatera untuk
melengkapi tanaman itu dia mendatangkan tanaman sejenis palm untuk menghias
kebun. Pohon asal Afrika itu dibawa ketaman raya pada tahun 1848, pohon palm
jenis dura itu dikemudian hari dikenal luas dengan nama kelapa sawit. Dari biji
buah kelapa sawit itulah kemudian pada tahun 1911 dipantai timur Sumatra
dikembangkan kebun sawit pertama disumatera.
Namun beberapa tahun
sebelum itu para pengusaha asal Inggris telah mengusahakan perkebunan sawit
berskala kecil dikawasan tersebut pada tahun 1915, dibukalah perkebunan sawit
dengan luas 2715 hektar yang kemudian pada tahun 1939 berkembang menjadi lebih
dari 100.000 hektar.
Pada era tahun
tersebut kehebatan sawit Sumatera telah terdengar kemancanegara sehingga banyak
pengusaha asal Inggris datang keSumatera untuk membudidayakan sawit, sehingga
mereka tergabung dalam PT. London Sumatera Indonesia.
Kejayaan masa lalu itu
hingga kini masih terus berkarir, hingga saat ini jajaran pohon kelapa sawit
masih terus tumbuh subur diareal seluas lebih dari 3(tiga) juta hektar yang
tersebar diseluruh pelosok Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Selatan (B.Josie,Susilo
Hardianto).
Dalam sebuah artikel
yang dibuat gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (GAPKI), untuk konfrensi
internasional tentang kelapa sawit di Nusa Dua, Bali pada tahun 1998 disebutkan
permintaan domistik terhadap komuditas minyak sawit terus meningkat dari tahun
ketahun.
Sapi merupakan salah
satu jenis hewan pemakan tumbuh-tumbuhan, bagi peternak yang memiliki lahan
sendiri berternak sapi tidaklah menjadi permasalahan. Akan tetapi lain halnya
diareal perkebunan beternak sapi dianggap sangat merugikan bagi pemilik
perkebunan, pasalnya sapi-sapi yang berkeliaran diareal perkebunan merupakan
hama bagi pemilik kebun kelapa sawit.
Pihak perkebunan mulai
merasa terganggu dengan masuknya sapi keareal perkebunan karena selain akan
merusak pohon kelapa sawit juga akan menghambat massa pertumbuhan kelapa sawit
tersebut. Disamping itu juga pertumbuhan yang kurang baik akan mengganggu
proses pembuahan. Adapun populasi ternak yang cukup banyak sangat merugikan
pihak perkebunan, karena dengan bertambah banyaknya populasi ternak tersebut
maka kelapa sawit akan lambat untuk mendapatkan buah.
Sumber :(Naibaho Ponten, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit edisi 8
Pusat Penelitian kelapa Sawit, Medan, 1998.)
Agar tidak ada pihak yang dirugikan maka bagi para
peternak dapat menerapkan sistem pemberian pakan ternak sehingga ternak di
lepas. Tabel 2.1 berikut ini
memperlihatkan formulasi pakan ternak dengan bahan utama pelepah sawit hasil
cacahan.:
Tabel
2.1 Formulasi pakan ternak
No
|
Jenis Bahan
|
Kg/100
|
1
|
Pelepah sawit
|
40 kg
|
2
|
Bungkil inti sawit
|
40 kg
|
3
|
Kulit coklat
|
8 kg
|
4
|
Ampas sludge sparator
|
6,5 kg
|
5
|
Molasses
|
3 kg
|
6
|
Garam dapur
|
1 kg
|
7
|
Urea, mineral dll
|
1,5 kg
|
Formula ini pada prinsipnya memanfaatkan bahan
yang tersedia, tidak kaku karena bahan dapat diubah sesuai dengan bahan yang
tersedia misalnya tongkol jagung, jerami padi, rumput gajah, dedak, ampas tahu
dan lain sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.