Komposit
Polimer
Komposit
polimer adalah polimer yang berfungsi sebagai matrik. Adapun definisi dari
komposit adalah bahan gabungan dua atau lebih yang terdiri dari komponen bahan
utama (matriks) dan bahan rangka (reinforcement)
atau penguat. (Ginting,2006)
Matriks
berfungsi sebagai pengikat dari isian/ penguat tadi, dan jika dikenai beban ia
akan terdeformasi dan mendistribusikan beban (tegangan) tadi keseluruh
unsur-unsur isian penguat,dan berfungsi sebagai unsur penguat struktur
komposit. Sedangkan material-material penguat pada umumnya merupakan unsur
kekuatan komposit. Selain itu, material juga tahan terhadap panas, reaksi
kimia, tahanan, atau konduktor listrik, dan sifat-sifat yang
lain.(Sulaiman,1997) Dan bahan rangka (penguat) yang sering digunakan adalah
serat alam selulosa dan serat sintesis. (Ginting,2006)
Adapun
sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :
a.
Material
yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik
komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun menurut rule
of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b.
Bentuk
dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk
dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
c.
Interaksi
antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari
komposit.
Pada
umumnya komposit unggul mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh kelompok
material lain. Disamping itu, material komposit mempunyai keistimewaan yaitu
mudah dibentuk sesuai dengan keinginan. Pemilihan matriks (material dasar)
umumnya ditentukan oleh kondisi fisik dan mekanik, tempat komposit tersebut
akan digunakan.(Sulaiman,1997) Berikut adalah tabel 2.1 pertimbangan pemilihan
komposit
Tabel
2.1. Pertimbangan Pemilihan Komposit
Alasan Digunakan
|
Material yang Dipilih
|
Aplikasi
|
Ringan, kaku, kuat
|
Boron, semua karbon
/ grafit, dan beberapa jenis aramid
|
Peralatan militer
|
Tidak mempunyai nilai ekspansi termal
|
Karbon / grafit
yang mempunyai nilai modulus yang sangat tinggi
|
Untuk peralatan luar
angkasa, contohnya sensor optik pada satelit
|
Tahan terhadap perubahan lingkungan
|
Fiber glass, vinyl
ester, bisphenol A
|
Untuk tangki dan
sistem perpipaan, tahan korosi dalam industri kimia
|
Polietilen (PE)
Polietilena adalah bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih mempunyai
titik leleh bervariasi antara 1100C-1370C. Umumnya polietilena bersifat resisten terhadap
zat kimia. Pada suhu kamar, polietilena tidak larut dalam pelarut organik dan
anorganik.
Polietilen merupakan polimer yang sangat kristal dan mempunyai sifat hydrophob tinggi dengan energi permukaan
rendah, serta terbatasnya situs aktif yang ada pada permukaan polietilen yang
membatasi dalam pemanfaatannya. Polimer polietilen
merupakan bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan komposit, namun dalam
pembuatannya tidak diperoleh hasil yang homogen karena perbedaan polaritas
antara polimer dan bahan pengisi. (Yuniari, A., 2011)
Untuk
meningkatkan interaksi antara bahan pengisi dengan matriks polimer telah
dilakukan beberapa cara salah satunya dengan menambahkan senyawa penghubung (coupling agent) sehingga meningkatkan
sifat antar muka dan adhesi bahan pengisi dengan matriks polimer (Sitepu, I.W.,
2009)
Polietilena dibuat
dengan jalan polimerisasi gas etilen yang dapat diperoleh dengan memberi
hidrogen gas petrolium pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilena. Polimerisasi etilena ditunjukkan
pada reaksi di bawah ini (Surdia, S., 1995)
PE (polietilen) adalah plastik yang sering digunakan untuk kepentingan komersial dan
plastik ini sudah ada sejak tahun 1930. PE
menjadi istimewa karena sifat-sifatnya yang menarik seperti murah, inert,
sifat listriknya yang bagus, dan pemrosesannya mudah. Umumnya pengklasifikasian
PE didasarkan pada densitas dan viskositas pelelehan atau indeks pelelehan. Ini
menghasilkan high density polyethylene (HDPE), low density polyethylene (LDPE), linear low density polyethylene (LLDPE) dan cross-linked polyethylene (XLPE) (Charrier, 1989 dikutip dari Ni’mah, dkk., 2009) Berikut
tabel 2.2. Karakteristik Polietilen
Tabel 2.2. Karakteristik Polietilen
Sifat
Fisik dan Mekanik
|
LDPE Rantai Cabang
|
HDPE
|
Berat jenis (g/cm3)
|
0,91-0,94
|
0,95-0,97
|
Titik leleh (0C)
|
105-115
|
135
|
Kekerasan
|
44-48
|
55-70
|
Kapasitas panas (kj
kg-1 K-1
|
1,916
|
1,916
|
Regangan (%)
|
150-600
|
12-700
|
Tegangan Tarik (N
mm-2)
|
15,2-78,6
|
17,9-33,1
|
Modulus tarik (N mm-2)
|
55,1-172
|
413-1034
|
Tegangan impak
|
>16
|
0,8-14
|
Konstanta
dielektrik
|
2,28
|
2,32
|
Resitivitas (Ohm
cm)
|
6 × 1015
|
6 × 105
|
Polietilen
High Density Polyethylene (HDPE)
HDPE
adalah polimer termoplastik linear yang dibuat dari monomer etilen dengan
proses katalitik. HDPE dengan sedikit
cabang menghasilkan struktur yang lebih rapat/terjejal dengan densitas yang
lebih tinggi dan mempunyai ketahanan kimia yang lebih tinggi daripada LDPE. HDPE juga lebih kuat dan lebih tahan terhadap temperatur yang lebih
tinggi. Banyak yang memilih HDPE
dalam penelitian karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan LDPE. Parameter kinetik oksidasi pada
170 °C dalam oksigen, yang dihitung dari data luminisensi kimia, menunjukkan
bahwa urutan kestabilan polietilen adalah HDPE
> LLDPE > LDPE >> i-PP.
Kebanyakan
aplikasi HDPE dipadukan dengan zat
aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat HDPE. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul
rendah yang dapat berfungsi sebagai filler, pewarna, antioksidan,
penyerap sinar ultraviolet, anti lekat dan lain-lain.(Ni’mah,dkk., 2009)
Pada
polietilen jenis low density terdapat
sedikit cabang pada rantai antara molekulnya yang menyebabkan plastik ini
memiliki densitas yang rendah, sedangkan high
density mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding jenis low density, hal ini dikarenakan
pemilhan jenis katalis daam produksinya (katalis Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi. Dengan demikian, high density
memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap
temperatur tinggi(120oC). Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai
energy dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE.
HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki
nomor 2 pada simbol daur ulang. Dapat dilihat pada gambar 2.2. Simbol HDPE
Gambar 2.2. Simbol HDPE
HDPE (high
density polyethylene) mempuyai densitas 950 kg/m3
yang biasa dan sering dipakai untuk kemasan jerigen minyak pelumas, botol susu
yang berwarna putih susu, kursi lipat, dan lain-lain. Hasil tarik plastik HDPE memiliki sifat keras, bahan
mempuyai urutan kekuatan tarik ke dua setelah kekuatan tarik plastik PET, dibandingkan dengan Bahan PP dan LDPE, plastik HDPE lebih
kuat tetapi ditinjau dari hasil pengukuran regangannya plastik HDPE sangat kecil , hal ini menunjukkan
elastisitas HDPE sangat rendah atau
cenderung getas (britle).
Besar
kekuatan tarik, kekuatan tekan dan kekuatan lentur bahan polimer dapat dilihat
dari tabel 2.3. Berikut ini
Tabel
2.3. Kekuatan Tarik, Tekan dan Lentur Bahan Polimer
Polietilena
|
Kekuatan
Tarik (MPa)
|
Perpanjangan
(%)
|
Modulus
Elastisitas (MPa)
|
Kekuatan
Tekan (MPa)
|
Kekuatan
Lentur (MPa)
|
Polietilena Massa Jenis Tinggi
(HDPE)
|
21-38
|
15-100
|
4-10
|
22
|
7
|
Karakteristik
HDPE
Pada
polietilen jenis low density terdapat sedikit cabang pada rantai antara molekulnya
yang menyebabkan plastik ini memiliki densitas yang rendah, sedangkan high density mempunyai jumlah rantai
cabang yang lebih sedikit dibanding jenis low
density. Berikut tabel 2.4, dan 2.5 tentang karakteristik HDPE dan sifat fisika, kimia, mekanika HDPE.
Tabel 2.4. Karakteristik HDPE dan sifat fisika, kimia HDPE
Parameter
|
Keterangan
|
Nama Kimia
|
High Density Polyethylen
|
Trade Name
|
HDPE
|
Sinonim
|
Polyethylen
|
Rumus Molekul
|
(C2H4)n
|
Fisik
|
Padat
|
Melting Point
|
100-1350C
/ 212-2750F
|
Spesific Gravity (at 200C)
(water = 1)
|
0,94-0,958
|
Tabel 2.5. Sifat
Fisika Dan Mekanika HDPE
Sifat fisika dan mekanik
|
HDPE
rantai Lurus
|
Titik leleh
|
125-1300C
|
Derajat kristalinitas
|
85-95 %
|
Berat jenis
|
0,95-0,96
|
Titik lunak
|
1240C
|
Kekuatan tarik
|
245 kgf/cm2
|
Perpanjangan
|
100 %
|
(Sitepu,I.W., 2009)
blh bagi rujukan x??
ReplyDelete