Bahan Pengisi : Bahan pengisi adalah bahan yang digunakan untuk ditambahkan pada bahan polimer untuk meningkatkan sifat-sifatnya dan kemampuan pemrosesan atau untuk mengurangi biaya. Bahan pengisi haruslah inert artinya bahan tersebut tidak bereaksi dengan fase matriks (plastik) campuran fisik, sering dilakukan antara resin termoplastik/karet atau termoplastik/filler.
Penggunaan bahan pengisi secara
luas dapat menghasilkan perubahan berikut dalam sifat-sifat termoplastik suatu
matrik polimer
1 .
Bertambahnya
densitas
2 .
Bertambahnya modulus
elastisitas, pemadatan dan pengerasan bahan
3 .
Peningkatan
kekuatan kualitas permukaan
4 .
Berkurangnya
penyusutan bahan
Bahan pengisi yang digunakan
dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu organik dan anorganik dan setiap kelompok
ini dibagi kedalam tipe jenis berserat (fibrous)
dan tidak berserat (unfibrous) yang
diperlihatkan pada tabel 2.6
pengelompokkan bahan pengisi
Tabel Pengelompokan Bahan Pengisi
Tipe
|
Organik
|
Anorganik
|
Berserat
|
Tepung kayu, kapas, selulosa kayu murni
|
Asbestos, serat kaca
|
Tidak berserat
|
Karbon hitam, grafit, serbuk gabus
|
Silika, kalsium karbonat, kalsium silikat, mika,
barium sulfat, tanah liat
|
Zeolit
Zeolit
adalah mineral yang terdiri atas kristal alumino silikat terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi. Nama
zeolit sendiri berasal dari kata “zein” yang berarti mendidih dan “lithos”
yang artinya batuan, disebut demikian karena mineral ini mempunyai sifat
mendidih atau mengembang apabila dipanaskan. Hal ini menggambarkan perilaku
mineral ini yang dengan cepat melepaskan air bila dipanaskan sehingga kelihatan
seolah-olah mendidih. (Ismaryata, 1999).
Zeolit
tidak dapat di identifikasi hanya berdasarkan analisa komposisi kimianya saja,
melainkan harus dianalisa strukturnya. Struktur kristal zeolit dimana semua
atom Si dan Al dalam bentuk tetrahedral (TO4) disebut unit bangun
primer, zeolit hanya dapat diidentifikasi berdasarkan unit bangun sekunder
(UBS) sebagaimana terlihat pada gambar 2.3 dan gambar 2.4.
Penelitian
( Suriawan dan Nindhia, 2010) Menunjukkan gambar 2.5 adalah kondisi awal
sebelum dilakukan pengasaman. Struktur mikro yang terlihat tidak mengandung
bagian-bagian yang berwarna terang yang merupakan lubang atau rongga yang
menimbulkan porositas. Bagian-bagian yang berwarna terang mulai tampak pada
Gambar 2.6 Fase dengan warna terang ini adalah porositas dari zeolit akibat
pengasaman dengan H2SO4. Porositas kemudian terlihat
semakin melebar jika dilakukan pengasaman dengan konsentrasi 4% seperti
terlihat dengan makin banyaknya fase berwarna terang pada struktur mikro yang
tersaji pada Gambar 2.7
Gambar 2.5. Struktur mikro
zeolit tanpa aktifasi, Gambar 2.6.
Struktur mikro zeolit akibat aktivasi dengan konsentrasi 2% H2SO4.
Gambar 2.7 struktur mikro zeolit akibat pengasaman H2SO4
dengan konsentrasi 4%.
Karakteristik Kerangka Zeolit
Struktur
kerangka zeolit mengandung saluran atau
hubungan rongga yang berisi kation dan molekul air berikut ini gambar 2.8. Struktur Zeolit
Secara
sistematik struktur kerangka zeolit pada gambar 2.9 dapat digambarkan sebagai
berikut (Oudejans, 1984 dikutip dalam Kahar, Abdul., 2007)
Karakteristik
struktur zeolit antara lain :
a. Sangat
berpori, karena kristal zeolit merupakan kerangka yang terbentuk dari jaring
tetrahedral SiO4 dan AlO4.
b. Pori-porinya
berukuran molekul karena pori zeolit terbentuk dari tumpukan cincin
beranggotakan 6, 8, 10, atau 12 tetrahedral.
c. Dapat menukarkan
kation. Karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+ menjadikan
atom Al dapat kerangka kristal bermuatan negatif dan membutuhkan kation
penetral. Kation penetral yang bukan menjadi bagian kerangka ini mudah diganti
dengan kation lainnya.
d.
Dapat dijadikan
padatan yang bersifat asam. Karena penggantian kation penetral dengan
proton-proton menjadikan zeolit padatan asam Bronsted.
e.
Mudah dimodifikasi
karena setiap tetrahedral dapat dikontakkan dengan bahan-bahan pemodifikasi.
Adapun komposisi dari zeolit alam disajikan pada
tabel 2.7
Komposisi
Zeolit Alam
Komposisi
|
%
Berat
|
SiO2
|
78,83
|
Al2O3
|
12,50
|
Fe2O3
|
1,50
|
K2O
|
2,27
|
Na2O
|
1,07
|
MgO
|
1,95
|
CuO
|
2,14
|
(Sumber : sutarti, 1994)
Sifat Fisik dan Kimia Zeolit
Zeolit
memiliki sifat fisik dan kimia yaitu (Sutarti, 1994) :
a.
Hidrasi
derajat tinggi
b.
Ringan
c.
Penukar ion yang
tinggi
d.
Ukuran saluran yang
uniform
e.
Menghantar listrik
f.
Mengadsorbsi uap
dan gas
g.
Mempunyai sifat
katalitik
Tabel Karakteristik Zeolit
Density
|
1,1
gr/cc
|
Porositas
|
0,31
|
Volume
berpori
|
0,28-3
cc/gr
|
Surface
area
|
1-20
m2/gr
|
Jari-jari
makropori
|
30-100
nm
|
Jari-jari
mikropori
|
0,5
nm
|
(Sumber
: sutarti, 1994)
Untuk
memperoleh zeolit dengan kemampuan yang tinggi diperlukan beberapa perlakuan
antara lain preparasi, aktivasi dan modifikasi (sutarti, 1994)
a.
Preparasi
Bertujuan untuk memperoleh
ukuran produk yang sesuai dengan tujuan penggunaan. Preparasi ini terdiri dari
tahap peremukan (crushing) sampai
penggerusan (grinding).
b.
Aktivasi
Dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara fisis dan kimiawi. Aktivasi secara fisis berupa pemanasan zeolit
dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori kristal
zeolit sehingga luas permukaan pori-pori bertambah. Pemanasan dilakukan dalam
oven biasa pada suhu 300-4000C (untuk skala laboratorium) atau
menggunakan tungku putar dengan pemanasan selama 5-6 jam (skala besar). Aktivasi
secara kimia dilakukan dengan larutan asam H2SO4 atau
basa NaOH dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori, membuang senyawa
pengotor dan mengatur kembali letak atom yang dipertukarkan. Pereaksi kimia
ditambahkan pada zeolit yang telah disusun dalam tangki dan diaduk dalam jangka
waktu tertentu. Zeolit kemudian dicuci dengan air sampai netral dan selanjutnya
dikeringkan.
c.
Modifikasi
Dengan jalan melapisi zeolit
dengan polimer organik vinil piridin, polimer organik alam atau dengan mangan.
Proses Pengolahan Zeolit
Pengolahan
zeolit secara garis besar dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu preparasi dan
aktivasi. Tahapan preparasi zeolit diperlakukan sedemikian rupa agar
mendapatkan zeolit yang siap olah. Tahap ini berupa pengecilan ukuran dan pengayakan.
Tahapan ini dapat menggunakan mesin secara keseluruhan atau dengan cara sedikit
konvensional. Aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan cara pemanasan atau
penambahan pereaksi kimia baik asam maupun basa :
1. Aktivasi
pemanasan, dilakukan zeolit dalam pengering putar menggunakan bahan umpan yang
mempunyai kadar air sekitar 40%, dengan suhu tetap 2300C dan waktu
pemanasan selama tiga jam.
2.
Penambahan
pereaksi kimia, dilakukan di dalam bak pengaktifan dengan NaOH dan H2SO4,
dimaksudkan untuk memperoleh temperatur yang dibutuhkan dalam aktivasi. Zeolit
yang telah diaktivasi perlu dikeringkan terlebih dahulu, pengeringan ini dapat
dilakukan dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari. (Saputra,R., 2006)
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.