DIAGNOSIS DAN PATOFISIOLOGI
ADENOMIOSIS
Adenomiosis diperkirakan berhubungan dengan adanya
endometrium yang lebih invasif. Sel-sel stroma dari adenomiosis menunjukkan
adanya kemampuan invasi yang lebih besar dibandingkan dengan sel-sel stromal
yang normal ketika ditumbuhkan dalam matriks kolagen atau pada kultur ganda
dengan miosit dari rahim normal atau rahim yang telah terkena adenomiosis.
PENGARUH MIOMETRIUM
Terdapat perbedaan ultrastruktural antara sel otot polos dari
adenomiosis dan miometrium yang normal. Pada adenomiosit menunjukkan adanya
hipertrofi selular dan perbedaan organel pada sitoplasma, struktur-struktur
inti sel dan penghubung antar sel.
Retikulum endoplasma kasar dan badan aparatus adenomiosis
lebih menonjol, menandakan sintesis protein yang aktif, konsisten dengan
hipertrofi selular. Miosit dari adenomiosis meningkatkan invasi sel stromal dan
keberadaan dari peak cluster yang sama untuk protein yang disekresikan ketika
sel stromal adenomiosis dan sel otot yang dikultur, dibandingkan dengan sel
stromal dan sel otot normal34, menunjukkan bahwa sel stromal dan sel
otot mempunyai peran clan menggambarkan adanya abnormalitas panuterin34.
WNTSA adalah homolog dari Wingless, sebuah regulator kunci dari pembentukan
pola dan segmentasi embrionik Drosophilamelanogaster. Family gen WNT merupakan
regulator yang sangat penting bagi polaritas, motilitas, diferensiasi,
apopotosis, dan karsinogenesis sel. Studi pada pengerat adalah indikasi bahwa
adanya peran pada neurotrofin seperti nerve growth factor (NGF). Oleh karena
itu, neurotrofin dapat mempengaruhi diferensiasi miogenik melalui mekanisme
parakrin. Pola dari neutrofin (NGF, BDNF) dan ekspresi reseptor neurotrofin
(trkB, trkC dan p75NTR) pada miometrium manusia juga mungkin
menunjukkan peran yang sama.
Videosonografi dan data eksperimenta135
mengindikasikan perubahan konraktilitas miometrium dalam endometriosis; sebagai
tambahan dari hiperperistaIsis dan disperistalsis rahim dapat dihubungkan
dengan patogenesis dari endometriosis36, mekanisme parakrin yang
dimediasi estrogen diperkirakan dapat melanjutkan siklus autotraumatisasi
uterus yang menyebabkan pembentukan adenomiosis37.
ABNORMALITAS HORMONAL TERHADAP KEJADIAN ADENOMIOSIS
Beberapa literatur dapat dipertimbangkan mengenai distribusi
reseptor estrogen dan progesteron, serta isoform pada endometrium. Beberapa
studi menyatakan bahwa distribusi reseptor berada pada bagian dalam, bukan pada
OM38'39. Perubahan siklik pada JZ seperti terlihat pada MRI,
bersamaan dengan gelombang peristaltik pada videosonografi, menunjukan bahwa
lapisan ini dipengaruhi oleh steroid40,41. Kadar E2 yang lebih
tinggi pada fase menstruasi, tetapi tidak pada perifer wanita dengan
adenomiosis4z. Terdapat bukti mengenai perubahan 17-betahidroksisteroid
dehydrogenase tipe 2 pada endometrium wanita dengan adenomiosis yang
menyebabkan konversi E2 menjadi estron pada saat fase sekretori dari siklus.43
Pada kelenjar dan stroma fungsionalis, terdapat penurunan
yang signifikan pada ekspresi ER-a ketika fase midsekretori dari siklus
menstruasi, tetapi ekspresi ER-a di IM dan OM tidak berbeda secara signifikan
berdasarkan statistik44 Ekspresi ER-0 yang lebih tinggi dan
kekurangan ekspresi PR terkait dengan perkembangan dan/atau perjalanan
adenomiosis dan mungkin dapat menjelaskan respons adenomiosis yang buruk
terhadap agen-agen progestasional.
Studi menggunakan model tikus neonatal29 dan model
tikus adenomiosis yang diinduksi PRL45 menyatakan bahwa gangguan
dan/atau penyesuaian IM bisa memainkan peran dalam pembentukan adenomiosis26
Namun, kelainan IM tidak bisa menjelaskan pembentukan adenomiosis dengan
sendiri46
Sel-sel miometrium dan stroma pada adenomiosis memiliki
profil proteomik yang berbeda dibandingkan dengan kontrol. Sebagian dari
perbedaan fitur sel adenomiosis, menunjukkan bahwa adenomiosis dapat dicirikan
oleh profil protein larut yang disekresikan.
Sel-sel otot polos miometrium berasal dari sel-sel mesenkim
yang tidak berdiferensiasi46.47 membentuk miofibroblas pada fase
proliferatif clan sel-sel otot polos imatur pada fase sekretori dan awal
kehamilan. Ini menunjukkan beberapa plastisitas antar fase
endometrium-miometrium.
KEMUNGKINAN INVASI LIMFATIK PADA
ADENOMIOSIS
Jaringan endometrium yang sesekali ditemukan dalam limfatik
intramiometrium48 menunjukkan bahwa stroma baru bisa berfungsi
sebagai "lahan baru" untuk kelenjar endometrium berproliferasi.
Ekspansi dan pertumbuhan ini mungkin merupakan satu tipe
stromatosis atau sarkoma stroma endometrium (miosis stroma limfatik endol),
yang ditandai dengan stroma tanpa keterlibatan kelenjar-kelenjar.
PENGARUH
NEOANGIOGENESIS PADA KEJADIAN ADENOMIOSIS
Peningkatan vaskularisasi endometrium pada
adenomiosis dalam fase proliferasi49, meskipun densitas pembuluh
mikro dalam jaringan adenomiotik meningkat berbanding andometrium dari pasien
yang sama. Studi molekular terbaru menemukan peningkatan ekspresi MMP-2 dan MMP9
dalam endometrium ektopik dan eutopik disertai korelasi yang baik dengan
densitas pembuluh mikro.
HUBUNGAN ADENOMIOSIS
DENGAN ENDOMETRIOSIS
Patogenesis adenomiosis dan endometriosis
telah dihipotesiskan52'53 dan diperdebatkan, sehingga memudahkan
invaginasi endometrium atau invasi dari miometrium yang melemah ketika periode
regenerasi, penyembuhan dan reepitelisasi51 Kerusakan mekanik-55
dan/atau gangguan fisik atas hubungan endometriummiometrium mungkin disebabkan
hiperperistalsis rahim disfungsional dan/atau disfungsi kontraksi miometrium
subendometrial. Dislokasi endometrium basal juga dapat mengakibatkan
endometriosis melalui menstruasi retrograde36' S3
Penelitian patofisiologi dari adenomiosis
dilakukan pada wanita yang lebih tua dengan gejala pendarahan uterus abnormal dan
atau dismenore berat dan pada wanita yang lebih muda pada masa reproduksi.
Risiko obstetrik setelah endometriosis dan atau adenomiosis terkait peran
defektif dari JZ pada pembentukan plasenta yang dalam56,57
Laparoskopi dan pencitraan merupakan teknik penunjang yang memberikan peluang
penelitian clan penatalaksanaan klinis terkait fungsi uterus yang menurun.sa
SIMPULAN
Beberapa hipotesis telah diajukan mengenai patogenesis dari penyakit :
1.
Salah satu kemungkinan: endometrium
basalis yang melakukan invaginasi ke dalam miometrium dengan manifestasi
hipoestrogen lokal dan kekuatan mekanis sebagai hiper atau disperistaltik yang
menfasilitasi proses tersebut. Properti turunan dari endometrium mungkin
menjadi salah satu faktor.
2.
Terdapat sedikit bukti yang
menunjukkan bahwa kemungkinan invaginasi endometrium dapat terjadi di sepanjang
limfatik intramiometrial. Gambaran khusus dari endometrium eutopik pada
adenomiosis adalah peningkatan densitas mikrovask,,ular sebanyak sepuluh kali.
Harus diperhatikan bahwa antagonis steroid clan PRL dapat memicu adenomiosis
pada model hewan.
3.
Kondisi klinis yang telah ada pada
endometriosis dan adenomiosis mendukung adanya kemungkinan etiologi yang
berasal dari uterus, dapat digunakan untuk mendukung laparoskopi diagnostik dan
pencitraan uterus yang dilakukan pada kasus yang dicurigai.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.