1.
Keunggulan
Sebagai
suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan diantaranya :
- Pemecahan masalah ( problem solving ) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat menantang kemampuan siswa untuk memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakuakan.
- Melalui pemecahan masalah ( problem solving ) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku – buku saja.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) di anggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
2.
Kelemahan
Disamping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantarannya :
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajarui sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
- Keberhasilan strategi pembelajaran melalui prblem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Peranan Guru dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam
implikasinya SPBM membutuhkan kesiapan guru dan siswa untuk bisa berkolaborasi
dalam memecahkan masalah yang diangkat. Guru harus siap sebagai tutor bagi para
siswa yang dapat memberikan motivasi, semangat, dan membantu dalam menguasai
keterampilan pemecahan masalah.
Sebagaimana
halnya dengan pendekatan lain, pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah mempunyai pedoman
pelaksanaannya. Menurut Hamzah (dalam Rusman 2010), guru berperan mengantarkan
siswa memahami konsep dan menyiapkan situasi dengan pokok bahasan yang
diajarkan.
Selanjutnya,
beliau mengemukakan tugas dalam PBM, yaitu: (a) guru hendaknya menyediakan
lingkungan belajar yang self regulated dalam belajar pada diri siswa
berkrmbang; (b) guru hendaknya selalu mengarahkan siswa mengajukan masalah,
atau pertanyaan atau memperluas masalah; (c) guru hendaknya menyediakan beberapa
situasi masalah yang berbeda – beda, berupa informasi tertulis, gambar atau
yang lainnya; (d) guru dapat memberikan masalah yang berbentuk open – ended;
(e) guru dapat memberikan contoh cara merumuskan dan mengajukan masalah dengan
beberapa tingkat kesukaran, baik tingkat kesulitan pemecahan masalah; dan (f)
guru menyelenggarakan recriprocal teaching, yaitu pelajaran yang berbentuk
dialog antara siswa mengenai materi pelajaran dengan cara menggilir siswa
berperan sebagai guru ( peer teaching ).
Langkah
– langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Ibrahim
dan Nur ( 2000: 13 ) dan Ismail ( 2002 : 1) mengemukakan bahwa langkah –
langkah Pembelajaran Berbasi Masalah adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase
|
Indikator
|
Tingkah Laku Guru
|
1.
|
Orientasi siswa pada masalah
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistikyang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
|
2.
|
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang behubungan dengan masalah tersebut
|
3.
|
Membimbing pengalaman
individu/kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
|
4.
|
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
|
Membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya.
|
5.
|
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
|
Membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka untuk dan proses yang
mereka gunakan
|
2.1.11.Pembelajarann
IPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS
diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di dalam
masyarakat, tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan
sosial. Sapriya dkk, (2006 : 3).
Berdasarkan
kutipan tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa warga negara yang mampu
mengamalkan ilmunya dalam bentuk amalan nyata, dapat bermanfaat bagi kehidupan
di masyarakat. Pada hakekatnya manusia itu selain sebagai mahluk individu yang
harus mengenal dirinya juga sebagai mahluk sosial yaitu harus mampu hidup
berinteraksi dengan manusia lainnya yakni dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kurikulum
2006 dikemukakan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokrasi dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Pada prinsipnya
ilmu sosial sangat komplek dengan masalah kehidupan yang dihadapinya. Penyajian
IPS pada program pengajaran di tingkat sekolahan khususnya sekolah dasar
memerlukan konsep dari berbagai pilihan cabang ilmu. Tujuan pembelajaran IPS SD
adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran
sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. Guru sebagai pemimpin
(managerial), harus dapat mengarahkan, membimbing, mempengaruhi,
memotivasi, mengawasi pikiran perasaan atau tindakan, dan tingkah laku siswa.
Dari pengertian
itu, berarti seorang guru harus melakukan usaha menggerakkan, memberikan
motivasi, serta menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa dengan guru-guru
agar mengarah pada tujuan yang terdapat di dalam program kelas. Maka kemampuan
profesional yang dituntut dari seorang guru dalam melaksanakan fungsi dan
peranannya di kelas dalam motivasi belajar adalah bagaimana guru
memadukan semua upayanya, sehingga terwujud keserasian dalam seluruh kegiatan
belajar mengajar IPS di kelas dan mempermudah proses pencapaian tujuan
pengajaran IPS.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.