Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an,
tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun
1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S. Scott Morton,
keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk
menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada
pengambilan keputusan manajemen.
Sementara itu, perintis sistem
pendukung keputusan yang lain dari MIT, yaitu Peter G.W. Keen bekerja sama
dengan Scott Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh
sistem pendukung keputusan, yaitu :
1. Sistem harus dapat membantu manajer dalam
membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.
2.
Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan
mencoba menggantikannya.
3.
Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas
pengambilan keputusan manajer.
Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar sistem pendukung
keputusan (Kadarsah, 1998), yaitu :
1. Struktur Masalah
Untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah terstruktur tidak
dapat dikomputerisasi. Sementara itu, sistem pendukung keputusan dikembangkan
khusus untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur.
2. Dukungan Keputusan
Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer,
karena komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada di
bagian tidak terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan analisis.
Manajer dan komputer bekerja sama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi
terstruktur.
3. Efektivitas Keputusan
Tujuan utama dari sistem pendukung keputusan bukanlah mempersingkat waktu
pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik.
Kriteria Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan dirancang secara khusus untuk mendukung
seseorang yang harus mengambil keputusan-keputusan tertentu. Berikut ini
beberapa karakteristik sistem pendukung keputusan (Oetomo, Sistem Pendukung
Keputusan : 2002), yaitu :
1. Interaktif
Sistem
pendukung keputusan memiliki user
interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara
cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Fleksibel
Sistem pendukung keputusan memiliki sebanyak mungkin variabel masukkan,
kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan
alternatif-alternatif keputusan kepada pemakai.
3. Data Kualitas
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan menerima data kualitas yang
dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakainya, sebagai data masukkan
untuk pengolahan data. Misalnya : penilaian terhadap kecantikan yang bersifat
kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau 90.
4. Prosedur Pakai
Sistem pendukung keputusan mengandung suatu prosedur yang dirancang
berdasarkan rumusan formal atau juga beberapa prosedur kepakaran seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu.
Karakteristik dan
Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut (Turban dkk, Sistem
Pendukung Keputusan : 2005), ada beberapa karakteristik dari sistem
pendukung keputusan, diantaranya adalah berikut :
1.
Mendukung seluruh kegiatan organisasi.
2.
Mendukung beberapa keputusan yang saling
berinteraksi.
3.
Dapat digunakan berulang kali dan bersifat
konstan
4.
Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan
model.
5.
Menggunakan baik data eksternal maupun data
internal.
6.
Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal
seeking analysis.
7.
Menggunakan beberapa model kuantitatif.
Selain itu, Turban juga menjelaskan kemampuan yang harus
dimiliki oleh suatu sistem pendukung keputusan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam
menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2.
Membantu manajer pada berbagai tingkatan
manajemen mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.
3.
Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok
dan perorangan.
4.
Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung
dan berurutan.
5.
Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan,
antara lain : intelligence, design,
choice dan implementation.
6.
Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan
keputusan dan jenis keputusan.
7.
Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat
dan bersifat fleksibel.
8.
Kemudahan melakukan interaksi sistem.
9.
Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan
keputusan daripada efisiensi.
10.
Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
11.
Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan
keputusan.
12.
Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber
dan format data.
Disamping berbagai kemampuan dan karakteristik seperti dikemukakan di
atas, sistem pendukung keputusan memiliki juga keterbatasan, antara lain :
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat
manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak
semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya.
2. Kemampuan sistem pendukung keputusan terbatas
pada pengetahuan dasar serta model dasar yang dimilikinya.
3.
Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem
pendukung keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak
yang digunakannya.
4. Sistem pendukung keputusan tidak memiliki
intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia, karena sistem pendukung keputusan
hanya suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang
tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.
Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan
dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.