LINGKUNGAN DAN EKOLOGI MANUSIA
Dari empat belas asas yang telah
dibahas, lima asas sangat penting dalam peradaban manusia pada era teknologi modern. Hal ini karena
kita sudah beranggapan bahwa ke lima asas tersebut tidak ada gunanya dan
relevansinya untuk kepentingan manusia. Apabila kita tetap mengabaikan ke lima
asas tersebut, malapetaka sudah menunggu
di masa yang akan datang.
Asas 3 mengatakan bahwa materi, energi,
ruang, waktu dan keanekaragaman semuanya adalah kategori sumber alam.
Sungguhpun demikian banyak masalah manusia dewasa ini timbul, karena kegagalan
manusia untuk menyadari bahwa ruang, waktu dan keanekaragaman adalah sama
pentingnya dengan materi dan energi sebagai sumber alam. Sedemikian pentingnya,
sehingga hambatan pembangunan akan timbul apabila manusia melalaikannya.
Implikasi dari sistem ini adalah bahwa materi beredar atau melakukan siklus
dalam ekosistemnya, oleh karena itu
harus diberikan cukup waktu untuk diubah kembali dari satu bentuk ke bentuk
berikutnya pada saat menjalani siklusnya.
Contoh yang paling nyata adalah
tumpukan sampah di kota besar, ini merupakan kelalaian manusia yang tidak
memberikan waktu dan kesempatan kepada
mikroba pembusuk untuk melakukan fungsinya dalam proses resiklus materi. Jadi
pada hakekatnya pencemaran alam merupakan gejala teknologi yang berlawanan
dengan kehendak dan kemampuan alam.
Implikasi lain yang penting ialah
pengadaan sumber alam menentukan kapasitas bawa suatu lingkungan.
Ketergantungan kita pada minyak dan gas bumi
bahkan pada tenaga nuklir yang merupakan energi persediaan atau energi
tersimpan I bukan energi mengalir seperti energi matahari), menyebabkan kapasitas
bawa dunia ini meniungkat bagi manusia. Perhatian sangat kurang kepada
kemungkinan berkurang atau habisnya persediaan energi, sehingga kapasitas bawa
dari bumi merosot. Apa yang akan terjadi kemudian?.
Selain itu berapa masalah lingkungan
berkembang dalam lingkungan hidup manusia, karena kita terus menerus mengurangi
keanekaragaman bentuk kehidupan di luar kota dan desa. Keanekaragaman hidup
sebagai sumber alam yang dapat mempertahankan kemantapan.
Pada asas tersebut, manusia telah
menggali dan mengelola materi dalam ekosistemnya melebihi kecepatan pembusukan
atau dekomposisi bahan buangan, sehingga terjadi pencemaran alam. Sampah
bertumpuk karena tidak sempat di resiklus oleh mikroba dalam ekosistemnya.
Kemudian masalahnya bertambah parah ketika ada sampah plastik yang tak dapat
dibusukkan secara biologi. Sementara itu industri plastik saat ini terus
berkembang dengan pesatnya. Pencemaran ini merupakan kesan sampingan yang
sangat merugikan, karena adanya penggunaan energi yang besar oleh peradaban
modern dewasa ini. Penggunaan energi yang sangat besar ini tidak merata,
melainkan hanya terpusat di wilayah tertentu saja (kota besar dan pusat
industri), sehingga terkonsentrasi pada ruang tertentu saja, dan timbullah
kesulitan untuk membuang limbahnya.
Penggunaan energi yang semakin
meningkat oleh perkembangan peradaban manusia
contohnya orang-orang Amerika Serikat yang menggunakan energi. Penduduk
Amerika Serikat naik 8,82 kali lipat pada kurun waktu 120 tahun, produksi
energinya naik menjadi 203 kali lipat, sedangkan per individunya dalam penggunaan
energi naik menjadi 23 kali lipat. Ketergantungan penggunaan energi juga
beralih dari energi matahari ke energi
batu bara, kemudian gas dan minyak bumi, maka peningkatan produksi naik dengan
pesatnya. Hal ini menyebabkan kapasitas bawa ekosistem manusia meningkat pula.
Sehingga kecenderungan bahwa kita sedang menghabiskan persediaan gas dan minyak
bumi sangatlah nyata. Bahkan di Indonesia diperkirakan hanya
dapat dihasilkan kurang dari 30 tahun saja. Apabila ini benar, dan sumber
energi lain seperti sumber geothermal dan energi nuklir tak dapat digunakan
pada waktunya, maka kapasitas bawa seluruh planet ini akan merosot sangat
drastis. Konsekuensi lain sebagai akibat meningkatnya aliran energi dalam
ekosistem, tempat manusia ini hidup, ialah karena energi hanya ditumpukkan
kepada komponen biotik tertentu saja yang menguntungkan manusia. Hal ini
berarti ekosistem manusia semakin kurang mantap. Ekosistem manusia menjadi
rawan terhadap berbagai bentuk perubahan lingkungan , seperti wabah penyakit, serangan
hama dan perubahan cuaca. Ketidakmantapan ini terutama karena kita cenderung
untuk meningkatkan populasi seperti tanaman padi, jagung, gandum dan palawija,
serta hewan ternak sapi dan biri-biri, dan menekan banyak sekali spesies hewan
dan tumbuhan yang lain.
Proporsi energi yang tinggi dunia ini
juga dicurahkan pada kepentingan transportasi. Ini membawa manusia kepada
kemampuan untuk tukar-menukar bahan secara lebih besar dan lebih jauh lagi
antara wilayah yang satu dengan lainnya. Sistem pengangkutan ini disamping
menelan energi yang sangat besar, juga menimbulkan pencemaran terhadap alam.
Ruang adalah sumber alam yang kritis
bagi manusia, meskipun masalahnya berlainan antara satu negara dengan negara
yang lain. Yang umum, adalah adanya perkembangan urbanisasi di sekitar kota
besar, sehingga banyak kawasan pemukiman yang terpaksa harus menelan daerah
tepi kota yang relatif subur untuk daerah pertanian. Dan apabila ruang dan
tanah itu sudah memiliki prospek urbanisasi dan industri, maka akhirnya jatuh kepada
kaum spekulator yang tak langsung mengembangkan ruang itu, sebelum harga
meningkat. Disamping hal ini sudah umum, di Indonesia masalah yang lebih
penting lagi menyangkut hubungan antara ruang dengan penyebaran penduduk.
Pemecahan dari masalah ini adalah diterapkannya program transmigrasi.
Anonim, gambaran keadaan suatu wilayah
ditandai dengan bertambah majemuk dan bervariasinya keadaan kependudukan,
seperti “megacities” Jakarta. Ekosistem yang berbeda antara pulau-pulau di
Indonesia akan menambah kompleksitas yang dihadapi. Ini berarti dibutuhkan
kemampuan pengelolaan keterkaitan kependudukan dan lingkungan yang tidak hanya
melihat dari sudut demografinya saja, tetapi juga dilihat dari pengaruhnya
terhadap keadaan alam, ekonomi, dan kehidupan sosial.
Walaupun laju pertumbuhan penduduk Indonesia semakin
tahun cenderung semakin menurun, namun
jumlah penduduk absolut akan terus meningkat. Diproyeksikan bahwa jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan berkisar 254 juta – 257 juta orang.
Artinya akan terjadi pertambahan penduduk sekitar 70 juta orang dalam waktu 30
tahun (1990 – 2020), hal ini mempunyai konsekuensi dalam penggunaan ruang,
pemenuhan energi dan kebutuhan pangan. Bila dikaitkan dengan kemampuan sumber
alam, maka masalahnya adalah sejauh mana sumber alam tersebut dapat memenuhi
kebutuhan pertambahan penduduk.
Dari berbagai hasil pembangunan yang dicapai, maka gambaran
keadaan penduduk di masa datang adalah sebagai berikut:
1. Prosentase penduduk
perkotaan semakin besar disebabkan oleh adanya urbanisasi dan adanya perubahan
wilayah dari desa ke kota
2. Laju pertumbuhan
penduduk menurun seiring dengan terjadinya perubahan struktur usia , dimana
penduduk usia produktif semakin besar
3. Permintaan barang non pangan akan
meningkat dengan pesat yang berimplikasi pada pengurangan sumber alam untuk
kepentingan non pangan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.