Monday, April 1, 2013

Pengertian Biaya


Biaya jangka Pendek
Biaya Jangka Panjang


1.1      Maksimisasi Keuntungan

           Dari segi perusahaan, biaya adalah pengeluaran uang untuk membayar faktor-faktor yang digunakan dalam produksi, seperti misalnya upah buruh, gaji manajer, sewa tanah, pembelian mesin dan bahan mentah, biaya mendirikan pabrik dan sebagainya. Dalam membicarakan biaya, dibedakan antara biaya dalam jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka pendek didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana perusahaan tidak dapat memperluas atau menciutkan ukuran pabrik. Periode ini mungkin hanya beberapa minggu atau beberapa bulan saja.
          
Dalam jangka pendek suatu perusahaan bisa saja mengubah beberapa faktor yang digunakan, tapi tidak seluruhnya. Misalkan jumlah pekerja dan bahan mentah mungkin bisa ditambah atau dikurangi untuk suatu periode yang pendek, tapi untuk faktor-faktor seperti tanah, pabrik tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah. Sebaliknya, dalam jangka panjang cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk memperluas atau mengurangi faktor-faktor yang dalam jangka pendek tetap; semua faktor input dapat disesuaikan dan dengan demikian tidak ada biaya tetap.

Dalam jangka pendek, Biaya Total (Total Cost/TC) perusahaan terdiri atas Biaya Tetap (Fixed Cost/FC) dan Biaya Variabel (Variable Cost/VC). Biaya Tetap adalah biaya yang tidak berubah berapapun output yang dihasilkan perusahaan. Termasuk Biaya Tetap antara lain sewa tanah, gaji manajer atau staf administrasi. Karena Biaya Tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang diperoduksi, kurvanya berbentuk garis lurus horisontal. Sedangkan biaya-biaya yang tidak tetap, seperti pembelian bahan-bahan baku, upah buruh, merupakan Biaya Variabel. Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah produksi; makin banyak output, semakin tinggi Biaya Variabel. Tapi hubungan tersebut tidaklah proporsional.
Telah kita ketahui dari pembahasan mengenai Diminishing Return, bahwa sesudah tahap awal kenaikan Marginal Product, Marginal Product mengalami penurunan dan terus menurun dengan jumlah yang makin banyak. Biaya Variabel dengan demikian meningkat dengan cepat setelah tingkat produksi yang tertentu tadi tercapai. Biaya Total merupakan penjumlahan dari BiayaTetap dan Biaya Variabel (lihat Gambar 4.1.). Karena Biaya Tetap adalah konstan, maka kemiringan kurva Biaya Total adalah sama dengan pada kurva Biaya Variabel.

Untuk biaya.biaya persatuan, kita juga mengenal adanya tiga penggolongan biaya rata-rata: Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC), Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost /AVC) dan Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost/ATC).

Ketiganya dilukiskan dalam Gambar 4.2. Disini kurva AFC terus menurun dengan bertambahnya output dan mendekati garis absis tapi tidak pernah sampai menyinggungnya. Kurya AVC berbentuk-U, yang mempunyai kemiringa negatif pada tingkat-tingkat awal produksi dan kemiringan positip pada tingkat produksi yang lebih tinggi. ATC (yang sering hanya ditulis AC) juga mempunyai bentuk-U sebagaimana kurva AVC.


Biaya Marginal (Marginal Cost/MC) adalah tambahan Biaya Total sebagai akibat diproduksinya tambahan satu satuan output lainnya, atau dengan menggunakan notasi delta (Δ) dapat ditulis sebagai ΔTC/Δq, di mana ΔTC ialah perubahan dalam biaya total dan Δq sebagai perubahan jumlah output (biasanya 1 satuan output). MC juga berbentuk-U. Hubungan-hubungan antara kurva MC dengan kurva-kurva AVC dan AC ditunjukkan dalam Gambar 4.3.

MC berpotongan dengan AVC dan AC' pada titik minimumnya. Pada saat AVC dan AC turun, MC berada di bawahnya, dan pada saat AVC dan AC naik, MC berada di atasnya. Hanya pada saat MC = AVC maka AVC tidak turun atau naik (pada titik minimumnya) dan hanya pada saat MC = AC maka AC tidak turun atau naik (pada titik minimumnya).
         Dalam jangka panjang semua faktor adalah variable. Oleh karena itu tidak ada Biaya Tetap dalam jangka panjang; ada cukup waktu bagi pengusaha untuk membuat penyesuaian-penyesuaian yang diinginkan. Pengusaha akan selalu berusaha menentukan ukuran pabrik untuk menghasilkan tingkat output yang diharapkan pada hipya.yang paling rendah. Misalkan, suatu perusahaan yang menghadapi kenaikan permintaan yang mencolok mungkin dapat meningkatkan output dalam jangka pendek dengan menambah jumlah pekerja dan bahan baku yang digunakan.
         Namun dalam jangka panjang perusahaan dapat mendirikan pabrik baru dan memanfaatkan teknologi canggih untuk mencapai tingkat output yang lebih besar. Selama tidak ada Biaya Tetap dalam jangka panjang, biaya total adalah biaya variable. Dengan demikian, dari 7 macam kurva biaya yang dibicarakan dalam jangka pendek (FC, VC, STC, AFC, AVC, SAC dan SMC) hanya 3  saja yang relevan dalam jangka panjang, yaitu kurva-kurva Biaya Total jangka panjang (LTC), BiayaTotal Rata-rata jangka panjang (LAC) dan Biaya Marginal jangka panjang (LMC). Ciri-ciri dan hubungan antara ketiganya sama seperti dalam jangka pendek. Mengenai bentuk kurva LAC dan hubungannya dengan SAC akan kita uraikan lebih lanjut dibelakang. 
Selalu diasumsikan oleh para ahli ekonomi bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya (atau meminimumkan kerugiannya). Dasar dan asumsi ini ialah untuk menentukan jumlah output yang akan dihasilkan oleh perusahaan dan harga dari output itu.
Kita bisa menggunakan dua pendekatan dalam pemecahan memaksimumkan keuntungan (profit maximization); pertama, dengan menggunakan Biaya Total dan Penerimaan Total (Total Revenue/TR), kedua, menggunakan Biaya Marginal dan Penerimaan Marginal (Marginal Revenue/MR). Biaya Total adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk produksi, termasuk Biaya Tetap dan Biaya Variabel. Sedangkan Peneilmaan Total adalah jumlah Pendapatan Total yang diterima perusahaan dari menjual barang yang diproduksi. Perbedaan antara Penerimaan Total dengan Biaya Total merupakan keuntungan atau kerugian. TR akan naik dengan meningkatnya jumlah penjualan. Tapi tingkat kenaikan TR itu menurun apabila penjualan bertambah.
Hal ini karena adanya asumsi kurva permintaan yang mempunyai kemiringan negatif, artinya untuk menjual lebih banyak output perusahaan harus bersedia menurunkan harganya. Dengan demikian kenaikan TR makin lama semakin berkurang. TC juga naik dengan meningkatnya jumlah yang dihasilkan; mula-mula tingkat kenaikan TC turun ( lihat diminishing return) sampai tingkat produksi tertentu dicapai, setelah itu tingkat kenaikan TC naik pada tingkat produksi yang lebih tinggi lagi. Dari data yang dimiliki perusahaan mengenai TR dan TC, perusahaan bisa mengetahui berapa harus diproduksi agar keuntungan bisa maksimum dan tingkat produksi berapa yang tidak boleh dipilih karena akan memberikan kerugian baginya.
         Penerimaan Marginal adalah tambahan Penerimaan Total yang disebabkan oleh penjualan tambahan satu satuan output. Perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum apabila menghasilkan output pada tingkat di mana Penerimaan Marginal sama dengan Biaya Marginal (MR = MC), dan pada MC yang meningkat. Perusahaan yang memaksimumkan keuntungan tidak akan menghasilkan output kurang dari jumlah pada posisi MR = MC. Selama MR lebih besar dari MC, tambahan output yang dihasilkan akan memberikan tambahan penerimaan lebih banyak daripada tambahan biayanya, dan perusahaan akan kehilangan keuntungan dengan tidak menambah jumlah produksinya. Demikian pula, perusahaan tidak akan menghasilkan output yang lebih besar dari jumlah pada posisi MR = MC ini agar keuntungan yang diterimanya maksimum. Gambar 4.5. (atas) ditunjukkan kurva-kurva Penerimaan Total, Biaya Total dan keuntungan atau kerugian dari suatu barang tertentu. Kurva keuntungan (kerugian) dibuat dari perbedaan antara TR dengan TC. TC lebih besar dari TR apabila perusahaan memproduksi di bawah q2, yang berarti terjadi kerugian. Dan kerugian ini maksimum pada q1. Pada jumlah q2 TR = TC, dengan demikian terjadi impas (break even). Perusahaan baru memperoleh keuntungan setelah menghasilkan lebih dari q2 tapi tidak lebih dari q4, karena pada q4 kembali perusahaan hanya menerima break even. Keuntungan maksimum pada produksi q3. Pada sembarang tingkat produksi diatas q4 Perusahaan mengalami kerugian.
Gambar 4.5. (bawah) melukiskan kurva-kurva Biaya Marginal dan Penerimaan Marginal barang itu. Biaya Marginal menurun pada tingkat output awal dan kemudian meningkat setelah tingkat produksi tertentu. Kurva Penerimaan Marginal mempunyai bentuk yang menurun. Kedua kurva ini membentuk keuntungan atau kerugian. Pada produksi q1, Biaya Total ditunjukkan oleh seluruh area di bawah kurva MC sampai dengan produksi q1, sedangkan Penerimaan Totalnya adalah area yang lebih kecil dibawah kurva MR sampai dengan q1. Perbedaan antara kedua area tersebut sampai dengan q1 merupakan kerugian bagi perusahaan. Demikian pula, dengan cari yang sama, dapat kita ketahui area keuntungan pada tingkat output q1q3 dan kembali menderita rugi pada tingkat output lebih besar dari q3.

Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com