Biaya jangka Pendek
Biaya Jangka Panjang
1.1 Maksimisasi Keuntungan
Dari segi perusahaan, biaya adalah
pengeluaran uang untuk membayar faktor-faktor yang digunakan dalam produksi,
seperti misalnya upah buruh, gaji manajer, sewa tanah, pembelian mesin dan
bahan mentah, biaya mendirikan pabrik dan sebagainya. Dalam membicarakan biaya,
dibedakan antara biaya dalam jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka
pendek didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana perusahaan tidak dapat
memperluas atau menciutkan ukuran pabrik. Periode ini mungkin hanya beberapa
minggu atau beberapa bulan saja.
Dalam jangka pendek suatu perusahaan
bisa saja mengubah beberapa faktor yang digunakan, tapi tidak seluruhnya.
Misalkan jumlah pekerja dan bahan mentah mungkin bisa ditambah atau dikurangi
untuk suatu periode yang pendek, tapi untuk faktor-faktor seperti tanah, pabrik
tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah. Sebaliknya, dalam
jangka panjang cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk memperluas atau
mengurangi faktor-faktor yang dalam jangka pendek tetap; semua faktor input
dapat disesuaikan dan dengan demikian tidak ada biaya tetap.
Dalam jangka pendek, Biaya Total (Total Cost/TC) perusahaan terdiri atas
Biaya Tetap (Fixed Cost/FC) dan Biaya
Variabel (Variable Cost/VC). Biaya
Tetap adalah biaya yang tidak berubah berapapun output yang dihasilkan perusahaan.
Termasuk Biaya Tetap antara lain sewa tanah, gaji manajer atau staf
administrasi. Karena Biaya Tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang
diperoduksi, kurvanya berbentuk garis lurus horisontal. Sedangkan biaya-biaya
yang tidak tetap, seperti pembelian bahan-bahan baku, upah buruh, merupakan
Biaya Variabel. Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah produksi; makin banyak
output, semakin tinggi Biaya Variabel. Tapi hubungan tersebut tidaklah
proporsional.
Telah kita ketahui dari pembahasan
mengenai Diminishing Return, bahwa
sesudah tahap awal kenaikan Marginal
Product, Marginal Product mengalami penurunan dan terus menurun dengan
jumlah yang makin banyak. Biaya Variabel dengan demikian meningkat dengan cepat
setelah tingkat produksi yang tertentu tadi tercapai. Biaya Total merupakan
penjumlahan dari BiayaTetap dan Biaya Variabel (lihat Gambar 4.1.). Karena
Biaya Tetap adalah konstan, maka kemiringan kurva Biaya Total adalah sama
dengan pada kurva Biaya Variabel.
Untuk biaya.biaya persatuan, kita juga mengenal adanya
tiga penggolongan biaya rata-rata: Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC), Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost /AVC) dan Biaya
Total Rata-rata (Average Total Cost/ATC).
Ketiganya dilukiskan dalam Gambar 4.2. Disini kurva AFC
terus menurun dengan bertambahnya output dan mendekati garis absis tapi tidak
pernah sampai menyinggungnya. Kurya AVC berbentuk-U, yang mempunyai kemiringa
negatif pada tingkat-tingkat awal produksi dan kemiringan positip pada tingkat
produksi yang lebih tinggi. ATC (yang sering hanya ditulis AC) juga mempunyai
bentuk-U sebagaimana kurva AVC.
Biaya Marginal (Marginal
Cost/MC) adalah tambahan Biaya Total sebagai akibat diproduksinya tambahan
satu satuan output lainnya, atau dengan menggunakan notasi delta (Δ) dapat ditulis sebagai ΔTC/Δq, di mana ΔTC ialah perubahan dalam biaya total dan
Δq sebagai perubahan jumlah output
(biasanya 1 satuan output). MC juga berbentuk-U. Hubungan-hubungan antara kurva
MC dengan kurva-kurva AVC dan AC ditunjukkan dalam Gambar 4.3.
MC berpotongan dengan AVC dan AC' pada titik minimumnya.
Pada saat AVC dan AC turun, MC berada di bawahnya, dan pada saat AVC dan AC
naik, MC berada di atasnya. Hanya pada saat MC = AVC maka AVC tidak turun atau
naik (pada titik minimumnya) dan hanya pada saat MC = AC maka AC tidak turun
atau naik (pada titik minimumnya).
Dalam jangka panjang semua faktor adalah variable. Oleh karena itu tidak
ada Biaya Tetap dalam jangka panjang; ada cukup waktu bagi pengusaha untuk membuat
penyesuaian-penyesuaian yang diinginkan. Pengusaha akan selalu berusaha
menentukan ukuran pabrik untuk menghasilkan tingkat output yang diharapkan pada
hipya.yang paling rendah. Misalkan, suatu perusahaan yang menghadapi kenaikan
permintaan yang mencolok mungkin dapat meningkatkan output dalam jangka pendek
dengan menambah jumlah pekerja dan bahan baku yang digunakan.
Namun dalam jangka panjang perusahaan dapat mendirikan pabrik baru dan
memanfaatkan teknologi canggih untuk mencapai tingkat output yang lebih besar.
Selama tidak ada Biaya Tetap dalam jangka panjang, biaya total adalah biaya
variable. Dengan demikian, dari 7 macam kurva biaya yang dibicarakan dalam
jangka pendek (FC, VC, STC, AFC, AVC, SAC dan SMC) hanya 3 saja yang relevan dalam jangka panjang, yaitu
kurva-kurva Biaya Total jangka panjang (LTC), BiayaTotal Rata-rata jangka
panjang (LAC) dan Biaya Marginal jangka panjang (LMC). Ciri-ciri dan hubungan
antara ketiganya sama seperti dalam jangka pendek. Mengenai bentuk kurva LAC
dan hubungannya dengan SAC akan kita uraikan lebih lanjut dibelakang.
Selalu diasumsikan oleh para ahli
ekonomi bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya
(atau meminimumkan kerugiannya). Dasar dan asumsi ini ialah untuk menentukan
jumlah output yang akan dihasilkan oleh perusahaan dan harga dari output itu.
Kita bisa menggunakan dua pendekatan
dalam pemecahan memaksimumkan keuntungan (profit
maximization); pertama, dengan menggunakan Biaya Total dan Penerimaan Total
(Total Revenue/TR), kedua,
menggunakan Biaya Marginal dan Penerimaan Marginal (Marginal Revenue/MR). Biaya Total adalah semua biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk produksi, termasuk Biaya Tetap dan Biaya Variabel.
Sedangkan Peneilmaan Total adalah jumlah Pendapatan Total yang diterima
perusahaan dari menjual barang yang diproduksi. Perbedaan antara Penerimaan
Total dengan Biaya Total merupakan keuntungan atau kerugian. TR akan naik
dengan meningkatnya jumlah penjualan. Tapi tingkat kenaikan TR itu menurun
apabila penjualan bertambah.
Hal ini karena adanya asumsi kurva
permintaan yang mempunyai kemiringan negatif, artinya untuk menjual lebih
banyak output perusahaan harus bersedia menurunkan harganya. Dengan demikian
kenaikan TR makin lama semakin berkurang. TC juga naik dengan meningkatnya
jumlah yang dihasilkan; mula-mula tingkat kenaikan TC turun ( lihat diminishing return) sampai tingkat
produksi tertentu dicapai, setelah itu tingkat kenaikan TC naik pada tingkat
produksi yang lebih tinggi lagi. Dari data yang dimiliki perusahaan mengenai TR
dan TC, perusahaan bisa mengetahui berapa harus diproduksi agar keuntungan bisa
maksimum dan tingkat produksi berapa yang tidak boleh dipilih karena akan
memberikan kerugian baginya.
Penerimaan Marginal adalah tambahan Penerimaan Total yang disebabkan
oleh penjualan tambahan satu satuan output. Perusahaan akan memperoleh
keuntungan maksimum apabila menghasilkan output pada tingkat di mana Penerimaan
Marginal sama dengan Biaya Marginal (MR = MC), dan pada MC yang meningkat.
Perusahaan yang memaksimumkan keuntungan tidak akan menghasilkan output kurang
dari jumlah pada posisi MR = MC. Selama MR lebih besar dari MC, tambahan output
yang dihasilkan akan memberikan tambahan penerimaan lebih banyak daripada
tambahan biayanya, dan perusahaan akan kehilangan keuntungan dengan tidak
menambah jumlah produksinya. Demikian pula, perusahaan tidak akan menghasilkan
output yang lebih besar dari jumlah pada posisi MR = MC ini agar keuntungan
yang diterimanya maksimum. Gambar 4.5. (atas) ditunjukkan kurva-kurva
Penerimaan Total, Biaya Total dan keuntungan atau kerugian dari suatu barang
tertentu. Kurva keuntungan (kerugian) dibuat dari perbedaan antara TR dengan
TC. TC lebih besar dari TR apabila perusahaan memproduksi di bawah q2,
yang berarti terjadi kerugian. Dan kerugian ini maksimum pada q1. Pada
jumlah q2 TR = TC, dengan demikian terjadi impas (break even). Perusahaan baru memperoleh
keuntungan setelah menghasilkan lebih dari q2 tapi tidak lebih dari
q4, karena pada q4 kembali perusahaan hanya menerima
break even. Keuntungan maksimum pada produksi q3. Pada sembarang
tingkat produksi diatas q4 Perusahaan mengalami kerugian.
Gambar 4.5. (bawah) melukiskan kurva-kurva Biaya Marginal
dan Penerimaan Marginal barang itu. Biaya Marginal menurun pada tingkat output
awal dan kemudian meningkat setelah tingkat produksi tertentu. Kurva Penerimaan
Marginal mempunyai bentuk yang menurun. Kedua kurva ini membentuk keuntungan
atau kerugian. Pada produksi q1, Biaya Total ditunjukkan oleh
seluruh area di bawah kurva MC sampai dengan produksi q1, sedangkan
Penerimaan Totalnya adalah area yang lebih kecil dibawah kurva MR sampai dengan
q1. Perbedaan antara kedua area tersebut sampai dengan q1 merupakan
kerugian bagi perusahaan. Demikian pula, dengan cari yang sama, dapat kita
ketahui area keuntungan pada tingkat output q1q3 dan
kembali menderita rugi pada tingkat output lebih besar dari q3.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.