Analisi utilitas
Utilitas atau kepuasan (utility) mengukur selera dan
preferensi dari konsumen individual. Dan memang, teori utilitas mengasumsikan
bahwa utilitag bisa diukur, atau utilitas bersifat kardinal (satuan ukurannya
disebut “ util" ).
Utilitas Total adalah jumlah kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu. Semakin banyak barang yang
dikonsumsi, semakin banyak pula utilitas yang diperoleh dari barang itu. Tetapi
pada suatu tingkat konsumsi tertentu, Utilitas Total mencapai maksimum dan
kemudian menurun apabila barang tersebut terus dikonsumsi. Sedangkan Utilitos
Marginal merupakan tambahan Utilitas Total karena tambahan 1 satuan barang yang
dikonsumsi. Kedua konsep utilitas tadi dapat digambarkan pada Gambar 4.5.a. dan
Gambar 4.5.b.
Konsep Utilitas Marginal dapat kita gunakan untuk
menganalisa permintaan konsumen. Untuk tujuan itu, sebagaimana perusahaan yang
selalu berusaha memaksimumkan keuntungannya, di sini juga diasumsikan bahwa
konsumen selalu berusaha memperoleh Utilitas Total yang maksimum dari
pendapatannya. Dalam analisa utilitas, diasumsikan pula berlakunya law of diminishing marginal utility
selanjutnya disebuty hukum Gossen l ) , yaitu makin banyak suatu barang
dikonsumsi, maka mulai tingkat konsumsi tertentu semakin menurun utilitas
marginal yang diperoleh dari setiap satuan tambahan barang yang dikonsumsi.
Prinsip untuk memaksimumkan utilitas konsumen ialah bahwa dengan pendapatannya
yang tertentu konsumen akan membeli sejumlah barang dan jasa di mana utilitas
marginal suatu barang adalah sama dengan utilitas marginal barang lainnya seharga
sama (per 1 rupiah). Atau secara ringkas dapat dirumuskan sebagai :
Jumlah pembelian barang-barang tersebut yang akan memberikan kepuasan
total bagi konsumen, masih dibatasi oleh anggaran atau pendapatan (Y) yang
dimiliki :
Untuk menganalisa permintaan seseorang, kita anggap konsumen hanya
menghadapi dua macam barang saja, barang A dan B, dan kita ingin melihat
permintaan untuk barang A. Tentulah anggapan ini hanyalah sebagai
penyederhanaan masalah saja, karena kita tahu bahwa yang kita hadapi dalam
kenyataan adalah begitu banyak macam barang. Harga mula-mula ialah PA1
dan PB1. dan konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya. Dengan
demikian konsumen akan
memperoleh kepuasan yang maksimum bila membeli jumlah A dan B dimana
Pada kondis itu konsumen tersebut membeli barang-barang A dan B sebanyak,
katakanlah, A1 dan B1.
Untuk selanjutnya, kita misalkan harga barang A naik
sampai pA2. sedangkan harga B tetap, seandainya konsumen ingin
mengkonsumsi jumlah A yang tetap, dengan pendapatannya yang tetap hal itu hanya
bisa dipenuhi dengan. mengurangi jumlah B yang dibeli (menjadi B’). Dengan
demikian keadaannya sekarang ialah
|
Keadaan itu bisa dicapai dengan mengkonsumsi
A dan B sebanyak A2 dan B2 (Gambar 4.6.).
Analisa di atas menunjukkan kepada kita
bahwa dengan naiknya harga suatu barang (barang A dalam contoh kita)
menyebabkan berkurangnya jumlah yang akan dibeli konsumen. Ini sesuai dengan
Hukum Permintaan yang telah kita ketahui sebelumnya.
Analisa indifference merupakan teori tingkah laku konsumen
mengenai selera yang dinyatakan dalam kurva-kurva (kurva indifference) yung
menunjukkan pilihan-pilihannya d i antara berbagai kombinasi barang-barang atau
jasa. lni merupakan suatu pendekatan tingkah laku konsumen yang lebih modern
daripada Analisa Utilitas. Teori utilitas marginal menyandarkan pada pengukuran
selera dan preferensi secara kardinal, sedangkan analisa indifference
semata-mata menyandarkan pada ranking atau urutan tinggi-rendahnya kepuasan
(bersifat ordinal). Misalnya, teori utilitas marginal mengasumsikan bahwa
seseorang bisa menyatakan berapa kepuasan yang diperoleh dari barang A dan B
dengan jumlah util tertentu untuk masing-masing. Dengan demikian ia mungkin
merasa bahwa ia memperoleh kepuasan 3 kali lebih banyak dari mengkonsumsi A
dibanding dari B. Sebaliknya, pendekatan indifference hanya memberikan kepada
seseorang untuk menyatakan bahwa ia lebih suka A daripada B karena A memberikan
kepuasan lebih banyak, ia tidak bisa mengatakan berapa lebih banyak. Ini lebih
relevan dengan dunia nyata yang kita hadapi.
Kurva lndifference
Kurva
lndifference (lndifference
Curve) adalah suatu kurva atau tempat kedudukan yang menunjukkan kombinasi
konsumsi dua barang atau jasa yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi
seorang konsumen. Seseorang menghadapi tidak hanya satu kurva indifference
saja, tapi kurva-kurva indifference yang tak terhingga banyaknya, yang
membentuk apa yang disebut sebagai peta
indifference (indifference map).
Sifat-sifat dari kurva indifference dan peta indifference adalah (1) Menurun
dari kiri atas ke kanan bawah, (2) Cembung kearah titik origin, (3) letak
disebelah lebih tinggi. Tidak saling memotong, dan (4) Kurva yang terletak
disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Teori tingkah laku konsumen selalu menyangkut selera dan
pendapatan konsumen serta harga barang-barang dan jasa yang dihadapi konsumen.
Sejauh ini pembahasan kita mengenai pendekatan indifference daripada tingkah
laku konsumen hanya berhubungan dengan selera (peta indifference). Variabel
pendapatan dan harga yang merupakan
pembatas bagi seseorang untuk bisa
membeli barang dan jasa dapat dinyatakan dalam bentuk garis anggaran (budget
line). Garis anggaran menunjukkan berbagai kombinasi dua macam barang yang
dapat dibeli seseorang yang memiliki pendapatan tertentu dan menghadapi
harga-harga dari barang-barang itu.
|
|
|
ini mempunyai kemiringan
Garis anggaran akan bergeser bila baik
harga maupun pendapatan berubah. Gambar 4.9.a. menunjukkan garis anggaran
bergeser bila pendapatan konsumen berubah sedangkan harga kedua barang tetap
sama. Gambar 4.9.b. menunjukkan beberapa garis anggaran pada harga-harga barang
B yang berlainan,
Sedangkan harga barang A dan pendapatan konsumen keduanya
tetap konstan. Kenaikan harga menyebabkan garis anggaran bergeser ke kiri, dan
harga turun menyebabkan garis anggaran bergeser ke kanan. Selanjutnya, Gambar
4.9.c. menunjukkan bila harga dari barang A berubah sedangkan harga B dan
pendapatan konsumen tetap.
Gambar 4.9.c Garis Angaran Bergeser Karena Perubahan Harga
A
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.