Monday, April 1, 2013

Pengertian Elastisitas Permintaan


 Maksimisasi Kepuasan

        Suatu peta indifference perseorangan menyatakan apa yang ingin dikonsumsi, sedangkan garis anggarannya menunjukkan apa yang dapat ia konsumsi. Bila keduanya digabungkan, maka kita memperoleh pola konsumsi yang memaksimumkan kepuasan seorang konsumen.


Gambar dimuka menunjukkan bagaimana seorang konsumen harus mengalokasikan pendapatannya antara barang A dan B sehingga kepuasannya maksimum la akan mengambil kormbinasi E, yaitu dengan mengkonsumsi A sebanyak OA1 dan B sebanyak OB1. Titik E jelas akan memberikan kepuasan yang maksimum bagi konsumen dan merupakan posisi keseimbangan konsumen dengan pembatas pendapatan yang dimiliki, karena lC2 merupakan kurva indifference tertinggi yang bisa dicapai oleh gar:is anggarannya (merupakan persinggungan antara garis anggaran dengan lC2).
Misalkan harga B turun, sedangkan pendapatan konsumen dan harga A tetap konstan.

Gambar 4.11.

Turunnya harga B menyebabkan garis anggaran berubah dari FG menjadi FH. Dengan demikian kombinasi barang A dan B yang memberikan kepuasan maksimum juga akan berubah, yaitu meniadi OA2 dan OB2; keseimbangan konsumen sekarang pada titik E2. Garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai harga B disebut sebagai Kurva Konsumsi-Harga (Price-Consumption Curve). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penurunan harga suatu barang (barang B), maka jumlah yang diminta naik. Ini sesuai pula dengan hukum permintaan.

 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan terhadap jumlah barang, jasa atau faktor produksi yang diminta, apabila terjadi suatu perubahan dalam harga - baik harga barang itu sendiri maupun harga barang lainnya - atau perubahan pendapatan konsumen. oleh karena itu kita kenal adanya 3 konsep elastisitas permintaan:

(1) elastisitas harga,
(2) elastisitas silang,
(3) elastisitas pendapatan.

Elastisitas Harga

Elastisitas harga dari permintaan mengukur derajat kepekaan atau tanggapan dari jumlah barang, jasa atau faktor produksi yang diminta apabila harganya berubah. Elastisitas harga, dengan demikian, adalah perbandingan atau rasio persentase perubahan dalam jumlah yang diminta dengan persentase perubahan dalam harga. Tanggapan ini pada masing-masing barang berlainan. Misalnya, apabila harga garam mengalami perubahan, maka jumlah yang dibeli tidak begitu berubah. Tetapi bila harga TV warna atau mobil berubah, jumlah yang diminta konsumen akan banyak berubah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa barang-barang kebutuhan pokok mempunyai elastisitas harga rendah, sedangkan untuk barang-barang mewah elastisitasnya tinggi.

Ada 5 kategori elastisitas harga. Keadaan yang ekstrim adalah elastisitas harga tak terhingga (infinite price elasticity), yaitu keadaan di mana kurva permintaan berbentuk lurus horisontal (Gambar 4.12.a.). Apabila harga naik sedikit saja dari po, maka jumlah yang diminta jatuh ke tingkat nol, dan bila harga iurun sedikit saja di bawah po, jumlah yang diminta naik dengan sangat yang tidak bisa dihituPng. Keadaan ekstrim lainnya adalah kurva permintaan yang inelastis sempurna, yaitu kurva permintaan yang berbentuk
lurus vertikal (Gambar 4.12.b.). Di sini, elastisitas adalah nol; jumlah yang sama (e6) akan diminta berapapun harganya. Dua keadaan yang ekstrim di atas memang jarang ditemui dalam kenyataan. Gambar 4.12.c. menunjukkan kurva permintaan yang elastis.
Kurva ini berbentuk agak mendatar; perubahan harga yang kecil menyebabkan jumlah yang diminta banyak berubah. Besarnya elastisitas adalah lebih dari 1. Dgngan demikian tingkat elastisitasnya berbeda-beda sepanjang kurva, berkurang dari kiri ke kanan. Kurva permintaan dengan elastisitosotuan (unitary elasticity) ditunjukkan oleh Gambar 4.12.d. Elastisitas adalah sebesar 1, jumlah yang diminta berubah dengan persentase yang sama dengan perubahan harga.

Terakhir adalah kurva permintaan yang inelastic (Gambar 4.12.e.), yang digambarkan sebagai garis lurus yang curam; jumlah yang diminta hanya berubah sedikit sekali apabila terjadi perubahan dalam harga (dalam persentase). Besarnya elastisitas adalah kurang dari 1.

Telah disinggung di muka bahwa besarnya elastisitas harga berbeda-beda di antara barang-barang yang berbeda (dengan contoh garam dan TV warna). Di samping itu elastisitas harga juga bisa berbeda bagi barang yang sama untuk jangka waktu yang berbeda. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya elastisitas harga adalah (1) ada tidaknya barang substitusi, (2) persentase pendapatan konsumen yang dibelanjakan untuk barang itu, dan (3) waktu yang diperlukan untuk penyesuaian terhadap harga baru.
Apabila tersedia substitusi dekat bagi konsumen, maka semakin tinggi elastisitas harga suatu barang. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu elastisitasnya rendah (atau permintaannya inelastis). Walaupun harganya naik sekali, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun banyak, orang tidak akan lantas memborongaram. Sebaliknya, jika harga TV warna naik, mungkin banyak orang yang akan beralih ke TV hitam-putih.
Faktor kedua yang mempengaruhi elastisitas harga adalah proporsi pendapatan konsumen yang dibelanjakan untuk barang atau jasa. Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Tapi bila proporsi atau bagian pendapatan itu kecil, permintaan cenderung lebih inelastis. Sebagai contoh kita ambil lagi garam dan TV. Meskipun misalnya harga garam naik 50% kenaikan tersebut mungkin Rp.15, yang hanya bagian kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga: Mereka tidak akan banyak mengurangi pembelian garam. Sebaliknya kenaikan harga TV Rp. 50.000 mungkin tidak lebih dari 15%, tapi cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.

Faktor ketiga yang menentukan elastisitas harga adalah waktu yang diperlukan para konsumen untuk menyesuaikan harga baru: makin panjang waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan, akan semakin elastis permintaan suatu barang. Apabila harga suatu barang berubah, untuk jangka waktu yang lebih lama jumlah yang diminta akan barang itu menjadi semakin banyak.
Mengenai koefisien elastisitas harga dapat dihitung dengan dua cara : (1) etastisitas busur (arc elasticity), dan (2) elastisitas titik (point elasticity).
Elastisitas busur adalah koefisien elastisitas harga antara dua titik pada kurva permintaan. Dengan rumus dapat ditulis sebagai :

di mana q1 adalah jumlah yang diminta mula-mula, q2 iumlah yang diminda kemudian, P1 harga mula-mula dan P2 adalah harga setelah berubah. Disini diasumsikan harga cukup banyak berubah.


Apabila perubahan harga sangat kecil (mendekati nol), maka kita mengenal elastisitas titik, yang dapat dirumuskan :

Hasil dari penghitungan rumus elastisitas titik di atas akan sama dengan  atau sama dengan   atau sama dengan   Dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa elastisitas pada tengah garis AC adalah sebesar 1.

Konsep elastisitas ini mempunyai hubungan erat dengan penjual.
(1) Bila elastisitas > 1 (elastis), maka turunnya harga menyebabkan jumlah penerimaan harga penjualan (TR) naik.
(2) Bila elastisitas = 1 dengan turunnya harga, jumlah TR adalah tetap .
(3) Bila elastisitas < 1 (inelastis) maka dengan turunnya harga TR akan turun.

1.2.2      Elastisitas Silang

Sejauh ini pembahasan kita terbatas pada hubungan.antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang yang samo. Elastisitas silang berhubungan dengan persentase perubahan jumlah suatu barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang lainnya.  Dengan demikian,

atau dapat dirumuskan sebagai :

di mana qx1 adalah jumlah barang X yang diminta mula-mula, qx2, adalah jumlah barang X yang diminta kemudian, Py1 adalah harga barang Y mula-mula, dan'Pr' arilalah harga barang Y setelah terjadi perubahan.
Elastisitas silang berlaku baik bagi barang-barang substitusi maupun barang-barang komplementer. Apabila barang-barang adalah substitusi, kenaikan harga suatu barang akan menyebabkan kenaikan jumlah barang lain yang diminta, dan sebaliknya. Misalkan,
bila harga batako naik, maka permintaan terhadap batu merah akan meningkat, karena sekarang batu merah menjadi lebih murah secara relatif. Elastisitas silang untuk barang-barang substiusi dengan demikian adalah positip. Nilai elastisitas silang yang besar (positip) atas 2 barang berarti barang-barang tersebut merupakan substitusi dekat. Apabila barang-barang mempunyai hubungan komplementer, kenaikan dalam harga suatu barang akan menyebabkan penurunan jumlah barang lain yang diminta, dan sebaliknya. Barang-barang komplementer adalah barang-barang yang penggunaannya bersama-sama. Misalnya antara sadel sepeda dengan ban sepeda atau untuk kasus yang ekstrim adalah antara sepatu kiri dengan sepatu kanan. Elastisitas silang untuk barang-barang komplementer mempunyai nilai negatif, artinya, apabila harga barang Y meningkat maka jumlah barang X yang diminta oleh konsumen akan berkurang. Dengan demikian, nilai elastisitas silang yang besar (negatif) atas2 barang berarti barang-barang tersebut merupakan komplementer dekat. Dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila nilai elastisitas adalah nol, berarti antara dua barang yang sedang diukur tidak mempunyai hubungan.

Elastisitas Pendapatan

          Elastisitas pendapatan adalah mengukur tingkat tanggapan jumlah suatu barang atau jasa yang diminta apabila tingkat pendapatan berubah. Dengan demikian dapat ditulis

atau dapat dirumuskan sebagai :

di mana q1 adalah jumlah barang adalah jumlah barang yang diminta pendapatan nyata mula-mula, dan nyata setelah ada perubahan. yang diminta mula-mula, q2 kemudian, y1 adalah tingkat y2 adalah tingkat pendapatan.
Untuk hampir semua barang-barang dan jasa, hubungan ini adalah positip, dengan asumsi bahwa masyarakat akan membeli lebih banyak barang atau jasa apabila pendapatannya meningkat. Barang-barang seperti itu disebut sebagai barang-barang normal (εy > 0). Sedangkan untuk barang-barang yang justru lebih sedi( it jumlah yang diminta dengan meningkatnya pendapatan, merupakan barang-barang inferior ( εy < 0). Untuk barang-barang normal yang dapat digolongkan kedilam barang mewah biasanya
mempunyai εy > 1 .

Elastisitas Penawaran

Elastisitas harga dari penawaran selanjutnya disebut sebagai elastisitas penawaran mengukur derajat kepekaan atau tanggapan jumlah barang, jasa atau faktor produksi yang ditawarkan apabila harganya berubah. Dengan demikian elastisitas penawaran dapat
ditulis sebagai

Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai

di mana q1 adalah jumlah yang ditawarkan mula-mula, q2 jumlah yang ditawarkan kemudian, p1 harga mula-mula dan p2 adalah harga kemudian (setelah berubah). Konsep elastisitas memang menunjukkan suatu hubungan secara relatip (rasio antara perubahan-perubahan dalam persentase) dan tidak secara absolut. Kita tidak menanyakan berapa jumlah yang ditawarkan berubah secara absolut sebagai akibat terjadinya perubahan harga absolut.
Seperti dalam elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori: (1) Penawaran yang elostis tak terhingga, yaitu penawaran berubah dengan jumlah yang tak terhingga karena perubahan harga yang sangat kecil saja. lni memang kasus yang ekstrim dan tidak ada dalam kenyataan. Bentuk kurva penawarannya garis lurus horisontal. (2) Penawaran yang inelastis sempurna, yaitu keadaan di mana tidak ada tanggapan sama sekali dari penawaran berapapun harga berubah. Ini juga merupakan suatu kasus yang ekstrim, dan besarnya elastisitas adalah nol. (3) Penawaran yang elastis, di mana persentase perubahan jumlah yang ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga barang yang bersangkutan. Besarnya elastisitas adalah lebih dari 1 dan kurva penawarannya mendatar (Gambar 4.16.c.). (4) Penawaran dengan elastisitas satuan terjadi apabila persentase perubahan jumlah yang ditawarkan adalah benar-benar sama dengan persentase perubahan harganya. Besarnya elastisitas, dengan demikian, akan selalu 1 dan kurvanya merupakan garis lurus yang melalui titik origin. (5) Penawaran yang inelostis, yaitu suatu keadaan di mana persentase perubahan jumlah yang ditiwarkan lebih kecil dari persentase perubahan harganya, besarnya elastisitas lebih kecil dari 1, dan bentuk kurvanya curam.
  
Besarnya elastisitas penawaran dalam kenyataan berbeda-beda untuk tiap-tiap barang dan jasa. Besarnya elastisitas tersebut ditentukan oleh dua hal: (1) Adanya perubahan dalam biaya yang disebabkan perusahian mengubah jumlah output yang dihasirkan (yang merupakan antisipasi adanya perubahan harga output). Apabila percenfire tertentu dari kenaikan output yang dihasilkan perusahaan. hanya menyebabkan persentase kenaikan biaya per satuan yang kecil, dapat diperkirakan bahwa penawaran barang tersebutakan elastis, dan sebaliknya. (2) Waktu yang diperlukan bagi perusahaan untuk memperluas atau menciutkan jumlah yang dihasilkan. Suatu kenaikan harga m0ngkin hanya akan mendorong kenaikan jumlah yang ditawarkan sedikit saja dalam jangka pendek, tapi untuk jangka waktu yang lebih lama lagi kenaikan jumlah yang ditawarkan mungkin meningkat. Dapat dikatakan bahwa elastisitas penawaran akan lebih tinggi dalam jangkapaniang daripada dalam jangka pendek. Dengan demikian, penyesuaian waktu juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi elastisitas penawaran.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com