Maksimisasi Kepuasan
Suatu peta indifference
perseorangan menyatakan apa yang ingin dikonsumsi, sedangkan garis anggarannya
menunjukkan apa yang dapat ia konsumsi. Bila keduanya digabungkan, maka kita
memperoleh pola konsumsi yang memaksimumkan kepuasan seorang konsumen.
Gambar dimuka menunjukkan bagaimana
seorang konsumen harus mengalokasikan pendapatannya antara barang A dan B
sehingga kepuasannya maksimum la akan mengambil kormbinasi E, yaitu dengan
mengkonsumsi A sebanyak OA1 dan B sebanyak OB1. Titik E
jelas akan memberikan kepuasan yang maksimum bagi konsumen dan merupakan posisi
keseimbangan konsumen dengan pembatas pendapatan yang dimiliki, karena lC2
merupakan kurva indifference tertinggi yang bisa dicapai oleh gar:is
anggarannya (merupakan persinggungan antara garis anggaran dengan lC2).
Misalkan harga B turun, sedangkan
pendapatan konsumen dan harga A tetap konstan.
Gambar 4.11.
Turunnya harga B menyebabkan garis anggaran berubah dari
FG menjadi FH. Dengan demikian kombinasi barang A dan B yang memberikan
kepuasan maksimum juga akan berubah, yaitu meniadi OA2 dan OB2;
keseimbangan konsumen sekarang pada titik E2. Garis yang
menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai harga B disebut
sebagai Kurva Konsumsi-Harga (Price-Consumption
Curve). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penurunan
harga suatu barang (barang B), maka jumlah yang diminta naik. Ini sesuai pula
dengan hukum permintaan.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur derajat
kepekaan terhadap jumlah barang, jasa atau faktor produksi yang diminta,
apabila terjadi suatu perubahan dalam harga - baik harga barang itu sendiri
maupun harga barang lainnya - atau perubahan pendapatan konsumen. oleh karena
itu kita kenal adanya 3 konsep elastisitas permintaan:
(1) elastisitas harga,
(2) elastisitas silang,
(3) elastisitas pendapatan.
Elastisitas Harga
Elastisitas harga dari permintaan mengukur derajat
kepekaan atau tanggapan dari jumlah barang, jasa atau faktor produksi yang
diminta apabila harganya berubah. Elastisitas harga, dengan demikian, adalah
perbandingan atau rasio persentase perubahan dalam jumlah yang diminta dengan
persentase perubahan dalam harga. Tanggapan ini pada masing-masing barang
berlainan. Misalnya, apabila harga garam mengalami perubahan, maka jumlah yang
dibeli tidak begitu berubah. Tetapi bila harga TV warna atau mobil berubah,
jumlah yang diminta konsumen akan banyak berubah. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa barang-barang kebutuhan pokok mempunyai elastisitas harga
rendah, sedangkan untuk barang-barang mewah elastisitasnya tinggi.
Ada 5 kategori elastisitas harga. Keadaan yang ekstrim
adalah elastisitas harga tak terhingga (infinite price elasticity), yaitu
keadaan di mana kurva permintaan berbentuk lurus horisontal (Gambar 4.12.a.).
Apabila harga naik sedikit saja dari po, maka jumlah yang diminta jatuh ke
tingkat nol, dan bila harga iurun sedikit saja di bawah po, jumlah yang diminta
naik dengan sangat yang tidak bisa dihituPng. Keadaan ekstrim lainnya adalah
kurva permintaan yang inelastis sempurna, yaitu kurva permintaan yang berbentuk
lurus vertikal (Gambar 4.12.b.). Di
sini, elastisitas adalah nol; jumlah yang sama (e6) akan diminta berapapun
harganya. Dua keadaan yang ekstrim di atas memang jarang ditemui dalam
kenyataan. Gambar 4.12.c. menunjukkan kurva permintaan yang elastis.
Kurva ini berbentuk agak mendatar;
perubahan harga yang kecil menyebabkan jumlah yang diminta banyak berubah.
Besarnya elastisitas adalah lebih dari 1. Dgngan demikian tingkat
elastisitasnya berbeda-beda sepanjang kurva, berkurang dari kiri ke kanan.
Kurva permintaan dengan elastisitosotuan (unitary elasticity) ditunjukkan oleh
Gambar 4.12.d. Elastisitas adalah sebesar 1, jumlah yang diminta berubah dengan
persentase yang sama dengan perubahan harga.
Terakhir adalah kurva permintaan yang inelastic (Gambar 4.12.e.), yang
digambarkan sebagai garis lurus yang curam; jumlah yang diminta hanya berubah
sedikit sekali apabila terjadi perubahan dalam harga (dalam persentase).
Besarnya elastisitas adalah kurang dari 1.
Telah disinggung di muka bahwa besarnya elastisitas harga
berbeda-beda di antara barang-barang yang berbeda (dengan contoh garam dan TV
warna). Di samping itu elastisitas harga juga bisa berbeda bagi barang yang
sama untuk jangka waktu yang berbeda. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
besar kecilnya elastisitas harga adalah (1) ada tidaknya barang substitusi, (2)
persentase pendapatan konsumen yang dibelanjakan untuk barang itu, dan (3)
waktu yang diperlukan untuk penyesuaian terhadap harga baru.
Apabila tersedia substitusi dekat bagi
konsumen, maka semakin tinggi elastisitas harga suatu barang. Garam tidak
mempunyai substitusi, oleh karena itu elastisitasnya rendah (atau permintaannya
inelastis). Walaupun harganya naik sekali, orang tetap membelinya, dan
seandainya harganya turun banyak, orang tidak akan lantas memborongaram.
Sebaliknya, jika harga TV warna naik, mungkin banyak orang yang akan beralih ke
TV hitam-putih.
Faktor kedua yang mempengaruhi
elastisitas harga adalah proporsi pendapatan konsumen yang dibelanjakan untuk
barang atau jasa. Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih
elastis. Tapi bila proporsi atau bagian pendapatan itu kecil, permintaan
cenderung lebih inelastis. Sebagai contoh kita ambil lagi garam dan TV.
Meskipun misalnya harga garam naik 50% kenaikan tersebut mungkin Rp.15, yang
hanya bagian kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga: Mereka tidak akan
banyak mengurangi pembelian garam. Sebaliknya kenaikan harga TV Rp. 50.000
mungkin tidak lebih dari 15%, tapi cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda
pembeliannya sampai tahun depan.
Faktor ketiga yang menentukan
elastisitas harga adalah waktu yang diperlukan para konsumen untuk menyesuaikan
harga baru: makin panjang waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan, akan
semakin elastis permintaan suatu barang. Apabila harga suatu barang berubah,
untuk jangka waktu yang lebih lama jumlah yang diminta akan barang itu menjadi
semakin banyak.
Mengenai koefisien elastisitas harga
dapat dihitung dengan dua cara : (1) etastisitas busur (arc elasticity), dan
(2) elastisitas titik (point elasticity).
Elastisitas
busur adalah koefisien elastisitas harga
antara dua titik pada kurva permintaan. Dengan rumus dapat ditulis sebagai :
di mana q1 adalah jumlah yang diminta mula-mula, q2
iumlah yang diminda kemudian, P1 harga mula-mula dan P2
adalah harga setelah berubah. Disini diasumsikan harga cukup banyak berubah.
Apabila perubahan harga sangat kecil (mendekati nol), maka kita mengenal
elastisitas titik, yang dapat dirumuskan :
Hasil dari penghitungan rumus elastisitas titik di atas akan sama dengan atau
sama dengan atau
sama dengan Dengan
demikian kita bisa mengetahui bahwa elastisitas pada tengah garis AC adalah
sebesar 1.
Konsep elastisitas ini mempunyai hubungan erat dengan penjual.
(1) Bila elastisitas > 1 (elastis), maka turunnya harga menyebabkan
jumlah penerimaan harga penjualan (TR) naik.
(2) Bila elastisitas = 1 dengan turunnya harga, jumlah TR adalah tetap .
(3) Bila elastisitas < 1 (inelastis) maka dengan turunnya harga TR akan
turun.
1.2.2 Elastisitas Silang
Sejauh ini pembahasan kita terbatas pada hubungan.antara persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang
yang samo. Elastisitas silang berhubungan dengan persentase perubahan jumlah
suatu barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang lainnya. Dengan demikian,
atau dapat dirumuskan sebagai :
di mana qx1 adalah jumlah barang X yang diminta mula-mula, qx2,
adalah jumlah barang X yang diminta kemudian, Py1 adalah harga
barang Y mula-mula, dan'Pr' arilalah harga barang Y setelah terjadi perubahan.
Elastisitas silang berlaku baik bagi barang-barang
substitusi maupun barang-barang komplementer. Apabila barang-barang adalah
substitusi, kenaikan harga suatu barang akan menyebabkan kenaikan jumlah barang
lain yang diminta, dan sebaliknya. Misalkan,
bila harga batako naik, maka permintaan terhadap batu merah akan
meningkat, karena sekarang batu merah menjadi lebih murah secara relatif.
Elastisitas silang untuk barang-barang substiusi dengan demikian adalah
positip. Nilai elastisitas silang yang besar (positip) atas 2 barang berarti
barang-barang tersebut merupakan substitusi dekat. Apabila barang-barang
mempunyai hubungan komplementer, kenaikan dalam harga suatu barang akan
menyebabkan penurunan jumlah barang lain yang diminta, dan sebaliknya. Barang-barang
komplementer adalah barang-barang yang penggunaannya bersama-sama. Misalnya
antara sadel sepeda dengan ban sepeda atau untuk kasus yang ekstrim adalah
antara sepatu kiri dengan sepatu kanan. Elastisitas silang untuk barang-barang
komplementer mempunyai nilai negatif, artinya, apabila harga barang Y meningkat
maka jumlah barang X yang diminta oleh konsumen akan berkurang. Dengan
demikian, nilai elastisitas silang yang besar (negatif) atas2 barang berarti
barang-barang tersebut merupakan komplementer dekat. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa apabila nilai elastisitas adalah nol, berarti antara dua barang yang
sedang diukur tidak mempunyai hubungan.
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan
adalah mengukur tingkat tanggapan jumlah suatu barang atau jasa yang diminta
apabila tingkat pendapatan berubah. Dengan demikian dapat ditulis
atau dapat dirumuskan sebagai :
di mana q1 adalah jumlah barang adalah jumlah barang yang
diminta pendapatan nyata mula-mula, dan nyata setelah ada perubahan. yang
diminta mula-mula, q2 kemudian, y1 adalah tingkat y2
adalah tingkat pendapatan.
Untuk hampir semua barang-barang dan jasa, hubungan ini
adalah positip, dengan asumsi bahwa masyarakat akan membeli lebih banyak barang
atau jasa apabila pendapatannya meningkat. Barang-barang seperti itu disebut
sebagai barang-barang normal (εy
> 0). Sedangkan untuk barang-barang yang justru lebih sedi( it jumlah yang
diminta dengan meningkatnya pendapatan, merupakan barang-barang inferior ( εy < 0). Untuk barang-barang normal yang dapat
digolongkan kedilam barang mewah biasanya
mempunyai εy > 1 .
Elastisitas Penawaran
Elastisitas harga dari penawaran selanjutnya disebut
sebagai elastisitas penawaran mengukur derajat kepekaan atau tanggapan jumlah
barang, jasa atau faktor produksi yang ditawarkan apabila harganya berubah.
Dengan demikian elastisitas penawaran dapat
ditulis sebagai
Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai
di mana q1 adalah jumlah yang
ditawarkan mula-mula, q2 jumlah yang ditawarkan kemudian, p1
harga mula-mula dan p2 adalah harga kemudian (setelah berubah).
Konsep elastisitas memang menunjukkan suatu hubungan secara relatip (rasio
antara perubahan-perubahan dalam persentase) dan tidak secara absolut. Kita
tidak menanyakan berapa jumlah yang ditawarkan berubah secara absolut sebagai
akibat terjadinya perubahan harga absolut.
Seperti dalam elastisitas permintaan,
elastisitas penawaran juga dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori: (1)
Penawaran yang elostis tak terhingga, yaitu penawaran berubah dengan jumlah
yang tak terhingga karena perubahan harga yang sangat kecil saja. lni memang
kasus yang ekstrim dan tidak ada dalam kenyataan. Bentuk kurva penawarannya
garis lurus horisontal. (2) Penawaran yang inelastis sempurna, yaitu keadaan di
mana tidak ada tanggapan sama sekali dari penawaran berapapun harga berubah.
Ini juga merupakan suatu kasus yang ekstrim, dan besarnya elastisitas adalah
nol. (3) Penawaran yang elastis, di mana persentase perubahan jumlah yang
ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga barang yang
bersangkutan. Besarnya elastisitas adalah lebih dari 1 dan kurva penawarannya
mendatar (Gambar 4.16.c.). (4) Penawaran dengan elastisitas satuan terjadi
apabila persentase perubahan jumlah yang ditawarkan adalah benar-benar sama dengan
persentase perubahan harganya. Besarnya elastisitas, dengan demikian, akan
selalu 1 dan kurvanya merupakan garis lurus yang melalui titik origin. (5)
Penawaran yang inelostis, yaitu suatu keadaan di mana persentase perubahan
jumlah yang ditiwarkan lebih kecil dari persentase perubahan harganya, besarnya
elastisitas lebih kecil dari 1, dan bentuk kurvanya curam.
Besarnya elastisitas penawaran dalam kenyataan
berbeda-beda untuk tiap-tiap barang dan jasa. Besarnya elastisitas tersebut
ditentukan oleh dua hal: (1) Adanya perubahan dalam biaya yang disebabkan
perusahian mengubah jumlah output yang dihasirkan (yang merupakan antisipasi
adanya perubahan harga output). Apabila percenfire tertentu dari kenaikan
output yang dihasilkan perusahaan. hanya menyebabkan persentase kenaikan biaya
per satuan yang kecil, dapat diperkirakan bahwa penawaran barang tersebutakan
elastis, dan sebaliknya. (2) Waktu yang diperlukan bagi perusahaan untuk
memperluas atau menciutkan jumlah yang dihasilkan. Suatu kenaikan harga m0ngkin
hanya akan mendorong kenaikan jumlah yang ditawarkan sedikit saja dalam jangka
pendek, tapi untuk jangka waktu yang lebih lama lagi kenaikan jumlah yang
ditawarkan mungkin meningkat. Dapat dikatakan bahwa elastisitas penawaran akan
lebih tinggi dalam jangkapaniang daripada dalam jangka pendek. Dengan demikian,
penyesuaian waktu juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi
elastisitas penawaran.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.