Tuesday, March 19, 2013

Morfologi dan fisiologi


SALMONELLA
Morfologi dan fisiologi
Salmonella termasuk  dalam family Enterobacteriacea merupakan bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi Salmonella pada manusia bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis) , tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi penyebaran sistemik ( demam enterik ), dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan yang tepat dengan antibiotik pilihan.
Salmonella merupakan bakteri Gram – negatif, tidak berspora, tidak mempunyai simpai, tanpa fimbria, dan mempunyai flagel peritrik, kecuali salmonella pullorum dan salmonella gallinarium, ukuran 1-3,5µm x 0,5 – 0,8 µm, besar koloni dalam media pembenihan rata-rata 2-4 mm.
Sifat Salmonella  antara lain : dapat bergerak, tumbuh pada suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
Dalam pembenihan agar Salmonella –Shigella , agar endo, dan agar MacConkey, koloni Salmonella berbentuk bulat, kecil, dan tidak berwarna, pada media Wilson – Blair agar, koloni Salmonella berwarna hitam. Spesies Salmonella dapat ditentukan dengan uji reaksi biokimia atau serologi sedangkan penentuan tipe faga berguna dalam bidang epidemiologi.

Struktur dan tipe antigen
         Salmonella menpunyai tiga jenis antigen utama, yaitu sebagai berikut
Antigen somatik atau antigen O

Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri yang tahan terhadap pemanasan 100 0 C, alkohol dan asam. Struktur antigen somatik mengandung lipopolisakarida. Beberapa diantaranya mengandung jenis gula yang spesifik. Antibodi yang terbentuk terhadap antigen O adalah IgM.

Antigen Flagel atau antigen H
Ditemukan dalam 2 fase, yaitu fase 1 spesifik dan fase 2 tidak spesifik.Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan diatas 60 0 C. Antibodi terhadap antigen H adalah IgG.

Antigen Vi atau antigen kapsul
Antigen ini merupakan polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan pemanasan 600 C selama 1 jam.

Faktor virulensi
Ada tiga faktor yang menentukan virulensi bakteri salmonella
Daya invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel dan masuk ke dalam jaringan sub­­­­­-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis. Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan dibawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain.

Endotoksin
Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena memiliki antigen permukaan (antigen Vi). Simpai sel Salmonella mengandung kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin dan merupakan faktor virulensi. Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam. Selain itu, endotoksin dapat merangsang aktifasi sistem komplemen, pelepasan kinin, dan mempengaruhi limfosit. Sirkulasi endotoksin dalam peredaran darah dapat menyebabkan kejang akibat infeksi.

Enterotoksin dan sitotoksin
Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya invasi dan merupakan faktor virulensi Salmonella.(1)
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com