SALMONELLA
Morfologi dan fisiologi
Salmonella
termasuk dalam family Enterobacteriacea merupakan bakteri
patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella
terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke
seluruh organ tubuh. Infeksi Salmonella
pada manusia bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis)
, tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi penyebaran
sistemik ( demam enterik ), dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan yang
tepat dengan antibiotik pilihan.
Salmonella merupakan
bakteri Gram – negatif, tidak berspora, tidak mempunyai simpai, tanpa fimbria,
dan mempunyai flagel peritrik, kecuali salmonella pullorum dan salmonella
gallinarium, ukuran 1-3,5µm x 0,5 – 0,8 µm, besar koloni dalam media pembenihan
rata-rata 2-4 mm.
Sifat Salmonella antara lain :
dapat bergerak, tumbuh pada suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan
hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan memberikan hasil
negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin deaminase, urease, voges
proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
Dalam pembenihan agar Salmonella –Shigella , agar endo, dan
agar MacConkey, koloni Salmonella
berbentuk bulat, kecil, dan tidak berwarna, pada media Wilson – Blair agar,
koloni Salmonella berwarna hitam.
Spesies Salmonella dapat ditentukan
dengan uji reaksi biokimia atau serologi sedangkan penentuan tipe faga berguna
dalam bidang epidemiologi.
Struktur dan tipe antigen
Salmonella menpunyai tiga jenis antigen
utama, yaitu sebagai berikut
Antigen somatik atau antigen O
Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri
yang tahan terhadap pemanasan 100 0 C, alkohol dan asam. Struktur
antigen somatik mengandung lipopolisakarida. Beberapa diantaranya mengandung
jenis gula yang spesifik. Antibodi yang terbentuk terhadap antigen O adalah
IgM.
Antigen Flagel atau antigen H
Ditemukan dalam 2 fase, yaitu fase 1
spesifik dan fase 2 tidak spesifik.Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol,
dan pemanasan diatas 60 0 C. Antibodi terhadap antigen H adalah IgG.
Antigen Vi atau antigen kapsul
Antigen ini merupakan polimer polisakarida
bersifat asam yang terdapat pada bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen
Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan pemanasan 600 C selama 1 jam.
Faktor virulensi
Ada tiga faktor yang menentukan virulensi
bakteri salmonella
Daya invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel
dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme
biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi
prosesnya menyerupai fagositosis. Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh
makrofag, berkembang biak, dan dibawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain.
Endotoksin
Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena memiliki antigen
permukaan (antigen Vi). Simpai sel Salmonella
mengandung kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai
endotoksin dan merupakan faktor virulensi. Endotoksin dapat merangsang
pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear
(PMN) sehingga mengakibatkan demam. Selain itu, endotoksin dapat merangsang
aktifasi sistem komplemen, pelepasan kinin, dan mempengaruhi limfosit.
Sirkulasi endotoksin dalam peredaran darah dapat menyebabkan kejang akibat
infeksi.
Enterotoksin dan sitotoksin
Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin dan
sitotoksin. Kedua toksin ini
diduga juga dapat meningkatkan daya invasi dan merupakan faktor virulensi Salmonella.(1)
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.