Tuesday, March 19, 2013

Pengertian Diare


Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gr atau 200 ml / 24 jam. Defenisi lain memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.

 Klasifikasi
Beberapa klasifikasi diare antara lain :
 klasifikasi diare berdasarkan pada ada atau tidak infeksi menjadi 2 golongan yaitu :
a        Diare infeksi spesifik : tifus abdominalis dan paratifus, disentri basil (shigella), enterokolitis stafilokok.
b        Diare non spesifik         :  diare dietetik
Klasifikasi diare berdasarkan organ yang terkena infeksi yaitu : diare infeksi enteral atau diare karena infeksi usus dan diare paranteral atau diare karena infeksi diluar usus. Dan Ellis dan Mitchell ( 1973 ) membagi diare pada bayi dan anak secara luas berdasarkan lamanya diare atas :
a         Diare akut atau diare karena infeksi usus yang sifatnya mendadak, diare karena infeksi usus dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang bayi umumnya disebut : gastroentritis infantil
b        Diare kronik umumnya bersifat menahun, diantara diare akut dan kronik disebut diare sub akut

Etiologi
1.      Faktor  infeksi
a.       Infeksi enteral
§  Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Yersinia, Campylobacter, Aeromonas.
§  Infeksi virus:  Entero virus (Coxsackie, Poliomyelitis, virus ECHO), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
§  Infeksi parasit: Protozoa (Entamoeba histolitica, Trichomonas hominis, Giardia lamblia), cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,Strongyloides),
§  Infeksi jamur ( Candida albicans)
b.      Infeksi parenteral: Otitis media akut(OMA), Pneumonia, Traveler’s diarrhea: E.coli, Giardia lamblia, Shingella, Entamoeba histolytica.
2.      Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi/maldigesti karbohidrat: monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa), disakarida (sakarosa, laktosa), lemak: rantai panjang trigliserida protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsoption, protein intolerance, cows milk, vitamin & mineral.
3.      Faktor makanan : makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin; Clostridium ferpringens, B.cereus, S.aureus, Streptococcus anhaemolitycus.
4.      Faktor alergi: Susu sapi, makanan tertentu.
5.      Faktor psikologis :  Rasa takut dan cemas, walaupun faktor ini jarang  menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. ( 3 )

Patogenesis dan patofisiologi
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare bisa di sebabkan Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang  tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu  misal oleh toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul akibat peningkatan isi rongga usus. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare . ( 6 )
Patofisiologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi oleh dua hal pokok, yaitu  konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk. Peristaltik saluran cerna yang teratur akan mengakibatkan proses cerna secara enzimatik berjalan baik. Sedangkan peningkatan motilitas berakibat terganggunya proses cerna secara enzimatik, yang akan mempengaruhi pola defekasi.

Manifestasi klinis
Mula – mula bayi  menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul gejala diare. Tinja cair mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau hijauan tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitar akan lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com