Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 gr atau 200 ml / 24 jam. Defenisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.
Klasifikasi
Beberapa klasifikasi diare
antara lain :
klasifikasi diare berdasarkan pada ada atau
tidak infeksi menjadi 2 golongan yaitu :
a
Diare
infeksi spesifik : tifus abdominalis dan paratifus, disentri basil (shigella), enterokolitis
stafilokok.
b
Diare
non spesifik : diare
dietetik
Klasifikasi diare berdasarkan
organ yang terkena infeksi yaitu : diare infeksi enteral atau diare karena
infeksi usus dan diare paranteral atau diare karena infeksi diluar usus. Dan
Ellis dan Mitchell ( 1973 ) membagi diare pada bayi dan anak secara luas
berdasarkan lamanya diare atas :
a
Diare
akut atau diare karena infeksi usus yang sifatnya mendadak, diare karena
infeksi usus dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang bayi umumnya
disebut : gastroentritis infantil
b
Diare
kronik umumnya bersifat menahun, diantara diare akut dan kronik disebut diare
sub akut
Etiologi
1. Faktor
infeksi
a. Infeksi enteral
§ Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Yersinia, Campylobacter,
Aeromonas.
§ Infeksi virus: Entero virus (Coxsackie, Poliomyelitis, virus ECHO),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
§
Infeksi parasit: Protozoa (Entamoeba histolitica, Trichomonas hominis, Giardia lamblia), cacing (Ascaris,
Trichiuris, Oxyuris,Strongyloides),
§
Infeksi jamur ( Candida albicans)
b. Infeksi
parenteral: Otitis media akut(OMA), Pneumonia, Traveler’s diarrhea: E.coli, Giardia lamblia, Shingella, Entamoeba
histolytica.
2.
Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi/maldigesti karbohidrat: monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa),
disakarida (sakarosa, laktosa), lemak: rantai panjang trigliserida protein:
asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsoption, protein intolerance, cows
milk, vitamin & mineral.
3. Faktor
makanan : makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung
bakteri/toksin; Clostridium ferpringens,
B.cereus, S.aureus, Streptococcus anhaemolitycus.
4.
Faktor
alergi: Susu sapi, makanan tertentu.
5. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas, walaupun faktor ini
jarang menimbulkan diare terutama pada
anak yang lebih besar. ( 3 )
Patogenesis
dan patofisiologi
Patogenesis
Mekanisme
dasar yang menyebabkan timbulnya diare bisa di sebabkan Gangguan osmotik akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.Gangguan
sekresi akibat rangsangan tertentu misal
oleh toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul akibat peningkatan
isi rongga usus. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare,
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare . ( 6 )
Patofisiologi
Proses
terjadinya diare dipengaruhi oleh dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya
terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai
gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga
mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk. Peristaltik saluran cerna yang
teratur akan mengakibatkan proses cerna secara enzimatik berjalan baik.
Sedangkan peningkatan motilitas berakibat terganggunya proses cerna secara
enzimatik, yang akan mempengaruhi pola defekasi.
Manifestasi klinis
Mula – mula bayi menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul gejala diare.
Tinja cair mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja makin lama berubah
menjadi kehijau hijauan tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitar akan
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah
diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat
gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan
banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan
turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.