Pengertian Semangat Kerja
Gambaran tentang
pengertian semangat kerja, pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari
pada moral kerja yang tinggi. Moral kerja yang tinggi merupakan semangat dan
kegairahan kerja. Semangat kerja menggambarkan suatu perasaan dan menunjukkan
iklim serta suasana pekerjaan. Begitu juga halnya dengan seorang pegawai
semangat kerja dari seorang pegawai sangat diperlukan dalam melaksanakn
tugasnya, karena baik tidaknya pekerjaan pegawai dipengaruhi oleh semangat dan
kegairahannya dalam bekerja. Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan pengertian
semangat kerja menurut beberapa ahli.
Menurut Burhanuddin
(1994:271) semangat kerja atau ”morale” adalah "Kepuasan secara
keseluruhan yang diperoleh seseorang dari pekerjaanya, kelompok kerja, pimpinan
organisasi dan lingkungannya”. Hal senada juga disampaikan oleh Nitisimito,
semangat kerja adalah "Melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga
dengan demikian pekerjaan akan diharapkan lebih cepat dan lebih baik”.
Sedangkan kegairahan adalah "Kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan
yang dilakukan”. Ini berarti bahwa dengan meningkatnya semangat dan kegairahan
kerja, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, absensi akan dapat diperkecil,
kemungkinan kepindahanpun kecil terjadi. Semua ini juga mengandung arti bahwa
cepat dan baiknya pekerjaan ditentukan oleh semangat kerja yang tinggi.
Menurut Manullang (2005:183), ada 2 cara untuk
mendefenisikan semangat kerja. sebagai berikut:
1.
Semangat
Kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan yang jelas dan
tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan individu.
2.
Semangat
Kerja adalah pemilikan atau kebersamaan, Semangat kerja merujuk kepada adanya
kebersamaan. Hal ini merupakan rasa pemahaman dengan perhatian terhadap unsur-unsur
dari pekerjaan seseorang, kondisi kerja, rekan kerja, penyelia, pimpinan, dan
perusahaan.
Unsur
penting dari semangat kerja adalah adanya keinginan untuk mencapai tujuan dari
sebuah kelompok tertentu. Sebuah contoh yang tepat dari semangat kerja adalah
adanya kepahlawanan dalam perang, ketika seseorang menyerahkan nyawanya, maka
tubuhnya dapat mempunyai sebuah kesempatan atau dapat mencapai sebuah tujuan.
Pengertian-pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa semangat kerja
merupakan gambaran sikap pribadi individu maupun kelompok terhadap pekerjaan
yang dilakukan dalam meraih tujuan. Karena sikap merupakan kesediaan untuk
bertindak yang berarti masih berbentuk kesiapan atau kecenderungan dan tidak
terlihat oleh orang lain, maka semangat kerja lebih bersifat individual.
Semangat kerja merupakan sikap perseorangan atau sikap kelompok
orang-orang terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Hal ini jelas bahwa
setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya memerlukan semangat kerja yang
tinggi dalam suasana batin yang menyenangkan, bagi terciptanya usaha untuk
berpartisipasi dalam segala kegiatan.
Indikator Semangat Kerja
Semangat kerja membutuhkan
perhatian yang teratur, diagnosis dan pengobatan yang layak seperti halnya
dengan kesehatan. Semangat kerja agak sukar diukur karena sifatnya abstrak.
Semangat kerja merupakan gabungan dari kondisi fisik, sikap, perasaan, dan
sentimen karyawan. Untuk mengetahui adanya semangat kerja yang rendah dalam
perusahaan dapat dilihat dari beberapa indikasi. Dengan demikian, perusahaan
dapat mengetahui faktor penyebabnya dan berusaha untuk mengambil suatu tindakan
yang lebih dini. Menurut Nitisemito (1996), indikasi yang menunjukkan
kecenderungan umum rendahnya semangat kerja adalah rendahnya produktivitas,
tingkat absensi yang tinggi, labour turnover yang tinggi, tingkat
kerusakan yang tinggi, kegelisahan di mana-mana, tuntutan yang sering kali
terjadi, dan pemogokan. Berdasarkan indikasi yang menunjukkan kecenderungan
rendahnya semangat kerja, maka karakteristik
semangat kerja karyawan dapat diketahui dari tiga indikator, yaitu
budaya organisasi, kompensasi dan motivasi.
Dalam budaya
organisasi, akan cermin tentang pola kerja yang terbentuk karena adanya
kebiasaan di organisasi. Kebiasaan itu dapat berupa disiplin, saling kerjasama
secara tim dan lain sebagaimana. Selanjutnya adalah kompensasi adalah upaya
perusahaan dalam meningkatkan semangat kerja karyawan dalam memaksimalkan
tujuan perusahaan. Kompensasi dapat berubah bonus dan gaji yang memadai dimana
kebutuhan sehari-hari karyawan dapat tercukupi. Sedangkan motivasi ini adalah
penghargaan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawan yang memiliki semangat
kerja yang tinggi dan mampu untuk mencapai target tujuan perusahaan secara
maksimal.
Setiap perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dengan berbagai cara, hal
ini erat kaitannya dengan anggapan bahwa semangat kerja yang tinggi akan
memberikan peranan pada produktivitas yang tinggi pula, karena itu maka
selayaknya perusahaan berusaha selalu meningkatkan semangat kerja.
Semangat merupakan
individu atau golongan dalam menjalankan kegiatannya dengan melakukan pekerjaan
lebih giat sehingga diharapkan dapat dilaksanakan lebih cepat dan lebih baik. Karena semangat
kerja karyawan tidak pernah diyakini tetap, karena bisa mengalami pasang surut.
Oleh karena itu, tidak mungkin mengharapkan semangat kerja dan perilaku
karyawan akan tetap prima.
Penting juga disadari
bahwa semangat kerja karyawan senantiasa berubah – ubah, ini bisa terjadi
karena karyawan merasa terpuaskan atau sebaliknya, ini tergantung pada
perusahaan bersangkutan.
Semangat kerja juga merupakan cermin dari kondisi
karyawan dan lingkungan kerjanya, jika semangat kerja meningkat maka perusahaan
akan memperoleh keuntungan seperti rendahnya tingkat absensi, kecilnya lobour turn over, pekerjaan lebih cepat
diselesaikan dan sebagainya, sehingga diharapkan semangat kerja dapat meningkat
dan kemajuan perusahaan dapat dicapai dengan apa yang diinginkan oleh
perusahaan.
Menurut Dressler, (2001:167) semangat
kerja dapat diukur melalui presensi pegawai di tempat kerja, tanggungjawabnya
terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan atau teman
sejawat dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja. Untuk memahami
unsur-unsur semangat kerja berikut diuraikan penjelasan masing-masing unsur
sebagai berikut :
1.
Presensi,
merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan kewajibannya. Pada
umumnya instansi / lembaga selalu mengharapkan pegawainya untuk datang dan
pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak tertunda. Ketidakhadiran seorang
pegawai akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja, sehingga instansi/ lembaga
tidak bisa mancapai tujuan secara optimal.
Presensi atau kehadiran karyawan dapat
diukur melalui :
a.
Kehadiran pegawai di tempat
kerja
b.
Ketepatan pegawai datang/pulang
kerja
c.
Kehadiran pegawai apabila
mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau acara dalam instansi
2.
Disiplin Kerja, merupakan
ketaatan seseorang terhadap suatu peraturan yang berlaku dalam organisasi yang
menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaram dan
keinsafan, bukan karena adanya paksaan.
Tingkat kedisiplinan kerja pegawai dapat diukur melalui :
a.
Kepatuhan pegawai terhadap
peraturan dan tata tertib di instansi.
b. Kepatuhan pegawai terhadap intruksi yang
datang dari atasan.
c. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
d. Memakai pakaian seragam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e.
Menggunakan dan memelihara
peralatan
3.
Kerjasama,
Kerjasama merupakan tindakan konkret seseorang dengan orang lain. Kerjasama
juga diartikan sebagai suatu sikap dari individu maupun kelompok terhadap
kesukarelaannya untuk bekerja sama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara
menyeluruh. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada
orang-orang yang terlibat di dalamnya. Untuk itu penting adanya kerjasama yang
baik diantara semua pihak dalam organisasi, baik dengan atasan, teman sejawat,
maupun bawahan.
Untuk mengukur tingkat kerjasama digunakan
kriteria sebagai berikut:
a. Kesadaran pegawai untuk bekerjasama dengan
atasan, teman sejawat, maupun bawahannya.
b. Adanya kemauan untuk membantu teman yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima
kritik serta saran dari orang lain.
d. Bagaimana tindakan seseorang apabila
mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya.
4.
Tanggungjawab
Tanggung jawab merupakan keharusan pada seseorang yang melaksanakan
kegiatan selayaknya apa yang telah diwajibkan kepadanya. Tanggung jawab juga
merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah
diwajibkan kepadanya, dan jika terjadi kesalahan yang disebabkan karena kelalaiannya,
maka seseorang dapat dituntut atau dipersoalkan.
Tingkat tanggung jawab seseorang dapat melalui:
a.
Dapat dituntut atau
dipersoalkan. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan dalam
bekerja.
b. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat
dan benar.
c. Melaksanakan tugas atau perintah yang
diberikan dengan sebaikbaiknya.
d. Mempunyai kesadaran bahwa pekerjaan yang
diberikan bukan hanya untuk kepentingan instansi, tetapi juga untuk kepentingan
dirinya sendiri.
5.
Produktivitas Kerja
Produktivitas adalah rasio antara produksi yang dapat dihasilkan
dengan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan untuk keperluan produk itu.
Produktivitas juga diartikan sebagai efisiensi modal dan waktu yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat produktivitas kerja pegawai dapat diukur melalui :
a.
Ketetapatan penggunaan waktu
b.
Out put/ hasil yang dicapai
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.