Tuesday, March 26, 2013

Teori Motivasi


 Teori Motivasi
Teori-teori motivasi yang akan dikemukakan berikut merupakan hal penting, karena teori motivasi ini dapat memudahkan manajemen perusahaan untuk dapat menggerakkan, mendorong dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada para karyawan.
Teori dua faktor Hezberg, menurut Hezberg dalam Ranupandoyo (2005:97), seorang ahli ilmu kelakuan mengemukakan bahwa kepuasan terdiri atas dua hal, yaitu dinamakan motivasional (intrinsic) dan pemeliharaan/ hygiene (ekstrinsik).
   a. Faktor Motivasional
Faktor motivasional merupakan faktor yang menimbulkan kepuasan pada karyawan. Faktor ini antara lain:
a) pekerjaan kreatif dan menantang.
b) prestasi.
c) penghargaan.
d) tanggung jawab.
e) Kemungkinan Meningkat.
f) kemajuan.
Apabila dikaitkan dengan teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow, faktor motivasional ini terkait dengan kebutuhan pada urutan tingkat atas.
   b. Faktor Pemeliharaan/ Hygiene (ekstrinsik)
Faktor pemeliharaan merupakan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan pada karyawan. Faktor ini antara lain:
a) status hubungan antar pribadi dengan atasan,
b) bawahan dan rekan sejawat,
c) pengawasan dalam administrasi perusahaan,
d) kemampuan kerja,
e) kondisi kerja,
f) pengupahan, kehidupan pribadi.
Untuk memahami dua faktor menurut Hezberg yaitu faktor motivasional dan faktor pemeliharaan yang mana digunakan untuk memotivasi karyawan, berikut ini diuraikan penjelasan masing-masing bagian, faktor-faktor tersebut yaitu :
      Faktor motivasional (intrinsik)
Pekerjaan yang kreatif dan menantang,
Merupakan kebutuhan yang paling atas kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk berkembang tumbuh sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Kebutuhan ini biasanya dicapai dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan dan potensi yang optimal untuk mencapai prestasi karena yang sangat memuaskan.
Prestasi
Kondisi internal yang spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang kesuatu tujuan. Achievement/ prestasi diartikan sebagai kesuksesan setelah didahului oleh suatu usaha. Prestasi merupakan dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit, sebaik dan secepat mungkin
Penghargaan
Pernghargaan merupakan suatu kebutuhan yang berdimensi dua, sebagian dimensi kebutuhan penghargaan ini adalah kebutuhan harga diri, kemampuan harga diri kemampuan seseorang yang berkeja pada orang lain. Dimensi yang lain adalah kebutuhan untuk menerima pengakuan dan penghargaan dari orang-orang yang menjadi temannya.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melakukan tugas serta menggunakan sarana yang telah dipercaya kepada seseorang. Sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa tanggung jawab merupakan kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.  Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa : melakukan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya didasari rasa tanggung jawab atas pekerjaannya yang dilaksanakannya dengan tepat waktu dan sebaik-baiknya.
Kemungkinan Meningkat
Kebutuhan untuk mengembangkan merupakan kebutuhan yang paling tinggi bagi setiap orang. Dengan menggunakan kecakapan, kemampuan dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepeuhnya dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam suatu organisasi kesempatan meningkatkan melalui pendidikan atau pelatihan. Usaha untuk memberikan kesempatan bagi karyawan guna memenuhi kebutuhan.
Kemajuan
Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi kegagalan, kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang. Dikaitkan dengan pemberian motivasi kepada karyawan, salah satu tindakan pemuasan kebutuhan ini adalah pemberitahuan mengenai kemajuan yang dilakukan oleh pimpinan.
   Faktor Pemeliharaan (Ekstrinsik)
a. Status.
Kebutuhan akan status atau kedudukan ini terkait dengan keinginan manusia untuk dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan ingin punya pengakuan serta status, sesama rekan kerja dan masyarakat lingkungan. Dalam sebuah perusahaan, kebutuhan ini tercermin dalam sebuah symbol status, semakin tinggi kekuasaan atau jabatan seseorang dalam sebuah perusahaan semakin tinggi pula akan harga diri.
b. Hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dengan rekan sejawat.
Hubungan internasional merupakan hubungan antar karyawan pada perusahaan atau instansi. Hubungan antar karyawan setingkat atau seprofesi yang baik akan mendukung pekerjaan mereka. Hubungan antara karyawan setinmgkat akan menimbulkan saling kerjasama. Saling membantu, sedangkan hubungan antara atasan dengan karyawan di bawah akan menjadikan komando yang serasi. Artinya karyawan pada bagian bawah tidak hanya diperintah akan tetapi akan merasa senang melakukan semua pekerjaan yang diberikan oleh atasanya. Jadi, dengan hubungan interpersonal yang baik akan menjadikan kerjasama yang serasi, selanjutnya menjadikan pekerjaan menjadi mudah untuk diselesaikan secara optimal sesuai tujuan perusahaan/ organisasi.
c. Pengawasan, kebijakan dalam administrasi perusahaan
Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan motivasi kerja pegawainya semaksimal mungkin, dalam batas kemampuan organisasi tersebut. Dengan adanya motivasi kerja yang maksimal pada pegawai diharapkan akan menghasilkan kerja yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk itu pimpinan perlu mencari upaya yang tepat untuk dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai.
d. Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan.
Menilainya, mengoreksinya bila perlu dengan maksud supaya pekerjaan sesuai dengan semula. Pegawai yang tidak komitmen terhadap tujuan organisasi dan mudah terganggu dalam bekerja membutuhkan pengawasan yang tinggi. Dengan demikian melalui pengawasan secara efektif maka kesalahan-kesahalahan kerja akan dapat ditekan.
Bila dalam pekerjaan tadi sedikit sekali kesalahan atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka pegawai dalam organisasi akan termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi. Sebaliknya apabila proses pengawasan kerja tidak diperhatikan juga pegawai akan kehilangan motivasi dan bekerja seenaknya. Dengan begitu maka pencapaian tujuan pekerjaan tidak tercapai dengan efektif dan efisien. Apabila pengawasan dilaksanakan dengan efektif yaitu dengan perhatian terhadap tujuan organisasi pekerjaan dan pegawai, maka motivasi kerja dapat ditingkatkan dengan motivasi kerja yang stabil dan cenderung meningkat, maka produktivitas kerjaan juga dapat ditingkatkan.
e. Kemampuan Kerja
Kemampuan kerja adalah yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaan/ melakukan suatu yang bersifat mental/ fisik. Selanjutnya dari dari definisi tentang kemampuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pegawai berkaitan dengan kesanggupan pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan pekerjaannya yang didukung dengan segenap daya, kecakapan yang dimiliki pegawai baik yang bersifat fisik maupun mental. Tingkat kemampuan pegawai akan ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidikan dan pengalaman yang dimiliki pegawai tersebut. Kemampuan pegawai yang tinggi dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan yang tinggi dan pengalaman keja yang banyak.
f. Kondisi kerja
Kondisi kerja adalah persyaratan, keadaan. Sedangkan kerja diartika sebagai kegiatan melakukan sesuatu atau yang dilakukan, perbutan mencari nafkah; mata pencaharian. Jadi kondisi kerja adalah : persyaratan yang harus dipenuhi dan mempengaruhi manusia dalam melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
g. Pengupahan, kehidupan pribadi.
Menurut teori Hezberg bahwa ada dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang di dalam pekerjaannya. Rangkaian pertama disebut faktor motivator dan rangkaian yang kedua diberi nama faktor hygiene. Pada faktor hygiene adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa tidak puas pada pegawai terdiri dari kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, supervisor, hubungan antara pribadi, kondisi '' kerja dan gaji.
Apabila faktor-faktor hygiene ini diperbaiki maka tidak ada pengaruh terhadap sikap kerja yang positif, tetapi kalau dibiarkan tidak sehat maka pegawai hanya akan merasa kecewa. Faktor hygiene melukiskan hubungan kerja dengan konteks atau lingkungan dimana pegawai melaksanakan pekerjaannya. Seperti disebutkan diatas bahwa salah satu faktor hygiene yaitu kondisi kerja perlu mendapat perhatian dan diperbaiki karena pengaruhnya terhadap motivasi kerja pegawai, Dimana apabila motivasi positif maka berpengaruh pada peningkatan prestasi kerja sebaliknya apabila motivasi kerja negative maka prestasi kerja pegawai pun akan menurun. Dengan berlandaskan teori Herzberg tersebut maka yang perlu mendapat perhatian disini adalah faktor kondisi kerja perusahaan. Kantor merupakan tempat  para pegawai atau karyawan melaksanakan kegiatan yang sangat penting, baik itu yang menyangkut tentang pekerjaan yang berkaitan dengan ketata usahaan dan administrasi ataupun pemasaran. Kantor hendaknya ditata dengan baik sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman, kantor juga hendaknya mempunyai tata warna, dinding dan lantai yang serasi dengan peralatan kantor itu sendiri serta pengaturan pengaturan yang lainnya seperti pengaturan udara, suara dan ruangan kantor. Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perusahaan yang modern.
Dengan memperhatikan kondisi kerja yang baik, maka salah satu faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas pada dapat teratasi. Kondisi kerja yang dapat dirasakan oleh para pegawai biasanya menimpanya langsung, misalnya merasa gerah, bising, sumpek, dan silau. Dalam suatu ruangan yang panas, gerah dan bising serta adanya hubungan yang kurang harmonisantara pegawai dengan pimpinan dimana para pegawai tidak mungkin dapat bekerja dengan baik dan tenang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang mendukung pada terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik dan lancar perlu diperhatikan dan dijaga dengan sebaik-baiknya karena hal ini dapat berkaitan dengan prestasi kerja pegawai dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan berlandaskan teori Herzberg tersebut maka yang perlu mendapat perhatian disini adalah faktor kondisi kerja perusahaan. Kantor merupakan tempat para pegawai atau karyawan melaksanakan kegiatan yang sangat penting, baik itu yang menyangkut tentang pekerjaan yang berkaitan dengan ketata usahaan dan administrasi ataupun pemasaran. Kantor hendaknya ditata dengan baik sehingga dapat menimbulkan suasana nyaman, kantor juga hendaknya mempunyai tata warna, dinding dan lantai yang serasi dengan peralatan kantor itu sendiri serta pengaturan pengaturan yang lainnya seperti pengaturan udara, suara dan ruangan kantor. Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perusahaan yang modern.
Dengan memperhatikan kondisi kerja yang baik, maka salah satu faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas pada dapat teratasi. Kondisi kerja yang dapat dirasakan oleh para pegawai biasanya menimpanya langsung, misalnya merasa gerah, bising, sumpek, dan silau. Dalam suatu ruangan yang panas, gerah dan bising serta adanya hubungan yang kurang harmonisantara pegawai dengan pimpinan dimana para pegawai tidak mungkin dapat bekerja dengan baik dan tenang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang mendukung pada terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik dan lancar perlu diperhatikan dan dijaga dengan sebaik-baiknya karena hal ini dapat berkaitan dengan prestasi kerja pegawai dengan pencapaian tujuan perusahaan. 
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com