Tuesday, March 12, 2013

Penyebab Autisme

Autisme -  Kata autisme berasal dari kata “Auto” yang berarti sendiri. Kata ini tepat ditujukan kepada penderita autisme sebab gejala yang mereka alami seperti seorang yang hidup sendiri. Mereka seperti hidup di Dunianya sendiri dan terlepas dari kontak sosial di sekitarnya. Autisme merupakan gangguan tumbuh kembang anak, adanya kelainan syaraf-syaraf tertentu mengakibatkan fungsi otak tidak bekerja secara normal sehingga mempengaruhi tumbuh kembang, kemampuan komunikasi, dan kemampuan interaksi sosialnya (Sunu, 2012).

Autisme berasal dari kata “autos = sendiri” dan “isme = aliran”. Sehingga istilah autisme diartikan sebagai suatu paham yang hanya tertarik pada Dunianya sendiri. Autistik adalah gangguan yang kompleks berkaitan dengan komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi (Rachmawati, 2012).

1. Penyebab Autisme
Autis diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor psikologis (media elektronik, sekolah yang lebih awal dan respon anak terhadap stressor dari keluarga dan lingkungan), faktor biologis (virus rubella, toxo, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, perdarahan, keracunan makanan pada masa kehamilan, nutrisi yang buruk, genetik dan gangguan syaraf), faktor kimia (zat polutif) dan faktor fisika (radiasi pada janin) yang menghambat pertumbuhan sel otak sehingga fungsi otak terganggu terutama tentang pemahaman, komunikasi, interaksi sosial, penginderaan kontak mata, kesulitan dalam bahasa, dan pengulangan tingkah laku (Rachmawati, 2012)

Penyebab autis yang terjadi saat kehamilan antara lain seperti kelainan anatomi otak, polutan logam berat (Pb, Hg, Cd, Al), infeksi (toxoplasma, rubella, candida), zat aditif (pengawet, pewarna, MSG), hiperemisis (muntah-muntah berat), perdarahan berat, dan alergi berat (Sunu,2012).

2 Gejala Anak Autisme
Menurut Sunu (2012), gejala anak autis terlihat dari adanya penyimpangan dan ciri-ciri tumbuh kembang anak secara normal. Selain itu, anak juga menunjukkan gejala perilaku-perilaku yang khas dalam kesehariannya seperti : kurang termotivasi dan sering terlihat withdrawl (menarik diri) dari lingkungan sosial sibuk dengan Dunianya sendiri, selektif terhadap stimulus dari lingkungan sekitar sehingga seringkali kesulitan menangkap informasi secara maksimal, motivasi untuk stimulus diri tinggi sibuk dengan menghabiskan waktu dengan cara mengibas-ngibaskan tangan, flapping atau menggerak-gerakkan jari-jarinya dan memandanginya sendiri, merespon imbalan secara langsung. Gejala ini terjadi sejak anak berusia 18-24 bulan.

Gejala anak autis sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun, antara lain seperti tidak adanya kontak mata, tidak ada respon terhadap lingkungan. Menurut Purwati dan beberapa pakar dalam Racmawati (2012), mengatakan gejala pada anak autis adalah gangguan interaksi sosial, adanya hambatan bahasa tubuh dan isyarat,kegiatan dan minat yang aneh, gangguan prilaku, intelektual, serta gangguan fisik. Jika anak autis sudah berusia 3 tahun perkembangan anak akan mengalami kemunduran bahkan sampai terhenti seperti tidak dapat mengenali orang tuanya dan mengenali namanya.

3. Kriteria Autisme
Menurut Rachmawati (2012), WHO merumuskan kriteria anak autis dan telah dipahami di seluruh Dunia yaitu dikenal dengan ICD 10 (Internasional Classification Diease) 1993 dan DSM IV (Diagnosa Statistical Manual) 1994 yang dibuat oleh Group Psikiatri Amerika Serikat. Dan isi dari kedua rumusan kriteria tersebut sebenarnya sama. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

Berdasarkan DSM IV, harus ada sedikitnya 6 gejala dari gejala (1, 2, dan 3) dengan minimal 2 dari gejala (1), dan minimal 1 dari masing-masing gejala (2 dan 3).
  1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik antara lain : Tak mampu menjalin interaksi sosial yang memadai (kontak mata, ekspresi muka dan gerak gerik yang kurang terarah); Tak bisa bermain dengan teman sebaya; Tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain (empati); Kurangnya hubungan emosional dan sosial yang timbal balik.
  2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti : Perkembangan bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara); Bila bisa bicara, bicaranya bukan digunakan untuk komunikasi; Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang; Cara bermain kurang variatif, kurang imjinatif dan kurang bisa meniru.
  3. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan dengan gejala : Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang khas dan berlebihan; Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tak ada gunanya; Ada gerakan-gerakan yang aneh, khas dan diulang-ulang; Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda tertentu.
Perkembangan Anak Autisme 
Menurut Rachmawati (2012), Pada usia bayi memang sulit untuk mendiagnosa apakah bayi menderita autis atau tidak, tetapi penting untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini agar penanganan dapat segera dilakukan sehingga lebih cepat memberikan hasil yang lebih baik. Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak dan menurut usia : 
  1. Usia 0-6 Bulan : Bayi jarang menangis; Terlalu sensitif atau cepat terusik; Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama saat dimandikan; Tidak ditemukan senyum sosial usia > 10 minggu; Tidak ada kontak mata usia > 3 bulan; Perkembangan motorik kasar/halus sering tampak normal 
  2. Usia 6-12 Bulan : Jarang menangis; Terlalu sensitif; Gerakan tangan dan kaki berlebihan; Sulit digendong; Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan; Tidak ditemukan senyum sosial; tidak ada kontak mata; Perkembangan motori kasar/halus tampak normal 
  3. Usia 12-24 Bulan : Kaku bila digendong; Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da); Tidak mengeluarkan kata; Tidak tertarik pada boneka; Memperhatikan tangannya sendiri; Terdapat keterlambatan perkembangan motorik kasar/halus; Mungkin tidak mau menerima makanan cair 
  4. Usia 2-3 tahun : Tidak tertarik bersosialisasi dengan anak yang lain; Melihat orang sebagai benda; Kontak mata terbatas; Tertarik pada benda tertentu; kaku bila digendong 
  5. Usia 4-5 Tahun : Mengeluarkan suara yang aneh; Marah bila rutinitasnya berubah; Menyakiti diri sendiri; Pemarah (tempramen) atau agresif.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com