Tuesday, March 12, 2013

Teori-Teori Motivasi


Motif merupakan pengertian yang mencakup penggerak keinginan, rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan, dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan sesuatu. Motif atau motive (bahasa Inggris) berasal dari kata “motion” yang berarti gerakan atau atau sesuatu yang bergerak yang dihubungkan dengan sesuatu yang dilakukan manusia seperti perbuatan dan perilaku. Dalam Sunaryo (2004), ada beberapa pakar yang mengemukakan defenisi motivasi antara lain :
            Gerungan (1996), motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan melakukan sesuatu. Abu Ahmadi (1999), motif adalah sesuatuyang ada dalam diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu melakukan sesuatu. Sarwono (2000), motif berarti ransangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya sesuatu. Sehingga disimpulkan bahwa, motif adalah sesuatu kekuatan dasar yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat untuk memenuhi kebutuhan agar tercapai keseimbangan.
            Motivasi berasal dari kata “motiv“ yang memiliki makna daya penggerak yang akan menjadi aktif jika disertai dengan kebutuhan yang akan dipenuhi. Menurut Mc.Donald dalam Setiawati dan Dermawan (2008), motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang berupa tindakan dalam pencapaian tujuan.
            Menurut Notoatmodjo (2007), motif atau motivasi berasal dari kata latin “Moreve” berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak dapat dipisahkan dari kata kebutuhan (need atau want) yang merupakan suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon.
            Karena kata motivasi tidak dapat terlepas dari kata kebutuhan, Morgan dalam Setiawati dan Dermawan ( 2008) menggambarkan bahwa manusia melangsungkan kehidupannya didasari atas kebutuhan diantaranya seperti : Kebutuhan untuk melakukan sesuatu untuk suatu aktivitas; Kebutuhan yang bersifat menyenangkan; Kebutuhan untuk mencapai hasil; Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.

2.1.1.      Pendekatan Dalam Mempelajari Motivasi
            Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa ada berbagai pendekatan dalam mempelajari motivasi manusia. Ini karena motivasi bukan sesuatu yang dapat secara langsung kita pelajari, untuk itu para ahli mempelajari motivasi dengan menelaah kebutuhan manusia. Pendekatannya antara lain :
1.      Pendekatan Instink : instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis diturunkan. Instink yang mendasari yaitu instink untuk menyelamatkan diri dan instink untuk hidup.
2.      Pendekatan Pemuasan Kebutuhan (Drive-Reduction) : pendekatan ini menekankan pada apa yang menarik individu untuk berperilaku (Drive-Teory). Manusia terdorong untuk berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan sehingga tercapailah keseimbangan.
3.      Pendekatan Insentif : Insentif merupakan stimulus yang menarik individuuntuk melakukan sesuatu karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka individu akan mendapatkan imbalan yang menyenangkan.
4.      Pendekatan Arousal : pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan dari perilaku ini yaitu untuk memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan.
5.      Pendekatan Kognitif : pendekatan ini menjalaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran, harapan, dan tujuan sesesorang. Fielman (2003), pendekatan ini dibedakan antara lain motif instrinsik (berasal dari dalam diri) dan motif ekstrinsik (barasal dari luar diri).

2.1.2.      Teori-Teori Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2007), teori motivasi antara lain :
1.      Teory McCleland yang dikutip dan diterjemahkan oleh Sahlan Asnawi (2002), bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi yaitu motif primer (motif yang tidak dipelajari), motif ini muncul pada individu secara biologis misalnya makan, minum dan seks. Sedangkan motif skunder timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.
2.      Teory McGregor yang menyimpulkan teori motivasi dalam teori “X dan Y”, yang didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X), dan pandangan baru atau modern (teori Y)
3.      Teory Herzberg dan menurut teori ini ada dua faktor yaitu faktor penyebab kepuasan dan faktor penyebab ketidakpuasan yang mempengaruhi individu dalam tugas atau pekerjaannya.
4.      Teory Maslow mendasarkan pada kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis (kebutuhan materil) dan kebutuhan psikologis (kebutuhan non-materil).
            Ada dua aliran teori motivasi, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari kebutuhan-kebutuhan (Content Theory) yang dirincikan oleh Maslow dalam beberapa tingkatan antara lain kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur dan seks); Kebutuhan akan rasa aman; Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai; Kebutuhan untuk dihargai; Kebutuhan aktualitas diri; Dan ada yang mengkaji dengan mempelajari prosesnya (process theory) berusaha memahami proses berpikir yang ada dan dapat mendorong individu untuk berperilaku tertentu (Notoatmodjo, 2010).
            Suparyanto (2010), teori motivasi terdiri dari :
1.    Teori hedonisme
            Hedone dalam bahasa Yunani berarti kesukaan, kekuatan atau kenikmatan, menurut pandangan hedonisme yang diterapkan dari teori ini yaitu adanya anggapan bahwa orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan (mengandung resiko berat) dan lebih suka melakukan suatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
2.    Teori naluri
            Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu (naluri) pokok yang dalam hal ini disebut juga dorongan naluri mempertahankan diri, dorongan naluri mengembangkan diri, naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis.
3.    Teori reaksi yang dipelajari
            Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
4.    Teori pendorong
            Teori ini merupakan panduan antar “teori naluri” dengan "teori reaksi yang dipelajari", daya dorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.
5.    Teori kebutuhan
            Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya adalah kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seseorang ingin memotivasi orang lain, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com