Sunday, March 3, 2013

Kemampuan Apresiasi Cerita Anak

Kemampuan Apresiasi Cerita Anak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan kekayaan”. Menurut Alwi (2001:707) “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan dan kecakapan pada diri individu dari segi intelektual, bahasa, maupun sikap individu tersebut.

“Apresiasi cerita anak adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pelajaran yang berharga sebagai pengalaman kehidupan anak sesuai dengan dunianya untuk mengembangkan fantasinya” (Nurgiyantoro, 2005:219).

Berdasarkan pengertian kemampuan dan apresiasi cerita anak di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan apresiasi cerita anak adalah kesanggupan seseorang dalam menilai, memahami, menikmati, dan menghargai suatu cerita anak.

Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium secara harfiah berarti ‘tengah’ perantara atau pengantar. Dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Gearlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:65) mengatakan, “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media”.

Selanjutnya Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:3) mengatakan, “Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran yang antara lain terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video recorder, film slide, foto, gambar, grafik, TV, dan komputer.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.


Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Arsyad (2007:6) mengemukakan beberapa ciri - ciri media pembelajaran, antara lain :
  1. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
  2. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
  3. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan berbagai jenis media menurut Leshin dan Reigeluth (dalam Arsyad, 2007:36) mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok, yaitu “1) media berbasis manusia (guru, instruksi, tutor, main peran, kegiatan kelompok), 2) media berbasis cetak (buku, penuntun,buku latihan), 3) media berbasis visual (alat bantu kerja, grafik, peta, gambar), 4) media berbasis audio-visual (video, film, TV, tape recorder), 5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer).”

Media Berbasis Manusia
Menurut Arsyad (2007:82) “Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan informasi atau pesan”. Media berbasis manusia meliputi guru, instruktur, main peran, kegiatan kelompok.

Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan adalah untuk mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan bagian kelompok lainnya mungkin menolak dan melawan terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur sebagai manusia dan media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.


Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan pembelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang berstruktur dengan baik, bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan pemecahan masalah yang kreatif. Di samping itu, pelajaran interaktif mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan.


Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai medium suatu materi yang ingin disampaikan di dalam kelas sehingga dapat memperdekat antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Contohnya saat guru bercerita, siswa mendengarkan cerita tersebut. Lewat cerita-cerita yang disampaikan guru, siswa akan mengembangkan imajinasinya dengan meniru tokoh cerita tersebut.

Media Cetakan
Media cetakan menurut Arsyad (2007:37) “meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Di samping buku teks atau buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun. Media cetakan yang umum dikenalkan adalah buku teks atau buku ajar, buku penuntun, jurnal, majalah, lembaran lepas, brosur, newsletter, penuntun instruktur dan buku teks terprogram.”

Dalam buku teks terprogram, informasi disampaikan secara terkendali dalam arti bahwa siswa hanya memiliki akses untuk melihat dan membaca teks yang diinginkan langkah demi langkah. Teks program ini merupakan stimulus yang meminta respon, kemudian siswa diberitahu jawaban yang benar dengan membandingkan jawabannya dengan jawaban yang disiapkan pada halaman buku itu. Dengan tahapan demikian, siswa dapat meneruskan bacaannya apabila ia sudah menguasai informasi yang disajikan, atau siswa akan diminta mengulang membaca informasi yang serupa sebelum Ia disajikan dengan informasi baru.

Kelebihan Media Cetak
Ada beberapa kelebihan media cetakan menurut Arsyad (2007:38) yaitu :
  • Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami.
  • Di samping dapat mengulangi kembali materi dalam media cetakan, siswa akan mengikuti urutan berpikir secara logis.
  • Khusus pada teks terprogram, siswa berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus memberi terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah.

Keterbatasan Media Cetakan
Di samping memiliki kelebihan, media cetakan juga memiliki keterbatasan sebagaimana diungkapkan oleh Arsyad (2007:39) diantaranya:
  • Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna-warni.
  • Media cetak harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan siswa.
  • Media cetakan dapat membawa hasil yang baik jika tujuan pelajaran itu bersifat kognitif, misalnya belajar tentang fakta dan keterampilan jika dirawat dengan baik, media cetakan cepat rusak atau hilang.
Hubungan Media Cetak dengan Kemampuan Apresiasi Cerita Anak 
Media buku merupakan salah satu sarana untuk belajar atau sumber belajar yang berisi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Media buku adalah penyajian materi dalam bentuk tulisan kepada siswa. Media buku dapat menambah minat membaca siswa dalam mengapresiasi cerita anak dan melibatkan siswa secara penuh dalam belajar serta mengembangkan pengetahuan siswa dalam mengapresiasi sastra. Saat siswa menikmati buku cerita anak yang dibaca dapat memotivasi siswa untuk membaca buku - buku sastra yang lain dari pengarang yang berbeda.

Pengembangan membaca dapat dilakukan melalui pemanfaatan cerita anak-anak dengan media membaca dan menulis. Hal ini berasumsi bahwa dengan membaca sastra atau cerita anak dapat mengembangkan kemampuan apresiasi pada siswa.

Dengan kebiasaan membaca buku cerita anak dapat membaca sastra. Minat membaca sastra ini merupakan langkah awal dalam apresiasi sastra, khususnya cerita anak. Kemampuan apresiasi cerita anak yang baik harus dilandasi oleh minat membaca sastra yang benar. Oleh karena itu, minat membaca sastra terlebih dahulu dibina dan dikembangkan dengan baik. Pembinaan dan pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan menyediakan buku karya sastra, baik karya sastra anak-anak remaja dan dewasa di sekolah atau mengikuti pelatihan dalam pengembangan minat membaca sastra melalui tukar-menukar informasi. Dengan membaca buku cerita anak, siswa dituntut mampu menilai tentang tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan stile.

Hubungan Media Berbasis Manusia dengan Kemampuan Cerita Anak
Mendengarkan cerita anak dengan media berbasis manusia adalah salah satu cara untuk menikmati karya sastra. Manusia merupakan sebagai medium sumber suatu cerita yang disampaikan secara lisan. Hal ini dapat membuat siswa lebih aktif, karena dengan mendengarkan suatu cerita melalui guru atau pencerita melibatkan fisik dan mental siswa.

Bukan hanya sekadar mendengarkan isi cerita atau dialog dalam cerita itu tetapi siswa akan berusaha memahami dan mengimajinasikan gambaran dalam cerita itu. Saat itulah siswa mengembangkan imajinasinya. Oleh karena itu, bercerita kepada anak atau siswa adalah hal yang sangat penting dilakukan baik itu guru, pustakawan, maupun orang tua dalam mengembangkan kemampuan apresiasi cerita anak. Dengan kata lain, ketika mendengarkan suatu cerita anak, siswa dituntut mampu menilai tentang tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, moral, dan stile.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com