Inflasi
a. Masalah
inflasi dan penyebabnya
Dalam perekonomian seringkali terjadi suatu keadaan
sebagai berikut: walaupun seluruh faktor-faktor produksi sudah sepenuhnya
digunakan, masih terdapat permintaan ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang
masih belum terpenuhi. Dengan perkataan lain, di dalam perekonomian pengeluaran
agregat yang terjadi adalah melebihi produksi barang-barang dan jasa-jasa yang
mungkin diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Kelebihan
permintaan ini akan menimbulkan kenaikan dalam tingkat harga-harga, selanjutnya
dinamakan inflasi. Inflasi yang
ditimbulkan oleh kelebihan dalam
permintaan ini dinamakan cost pull
inflation. Kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa dapat juga
ditimbulkan oleh kenaikan dalam biaya produksi, dan kenaikan harga-harga yang
berlaku dinamakan cost push inflation.
Kenaikan biaya produksi terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan upah para
pekerja. Di samping itu inflasi dapat disebabkan pula oleh kenaikan harga
bahan-bahan mentah yang digunakan oleh produsen untuk memproduksi barang jadi.
Masalah tingginya laju kenaikan harga-harga biasanya
tidak akan timbul apabila dalam perekonomian masih banyak terdapat faktor
produksi yang menganggur. Apabila tingkat pengangguran tinggi, tingkat
kestabilan harga-harga akan terjadi karena faktor-faktor produksi yang menganggur
itu akan dapat digunakan untuk menambah jumlah produksi barang-barang. Apabila
permintaan yang terjadi masih dapat dipenuhi, kelebihan dalam permintaan tidak
akan berlaku. Dengan demikian tidak akan terdapat kekurangan dalam penawaran
barang-barang yang akan menimbulkan kenaikan harga-harga. Di samping itu adanya
pengangguran yang tinggi tersebut akan menimbulkan keengganan kepada
persatuan-persatuan pekerja untuk menuntut kenaikan upah. Oleh sebab itu
kenaikan harga-harga yang ditimbulkan oleh kanaikan biaya juga tidak akan
terjadi.
Apabila permintaaan terus menerus bertambah, perekonomian
harus terus menerus meningkatkan kegiatannya untuk memenuhi pertambahan
permintaan tersebut. Tingkat kegiatan ekonomi yang terus menerus bertambah
tinggi ini akan meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang pada
mulanya menganggur. Apabila tingkat kegiatan ekonomi terus meningkat dengan
cepat, lama kelamaan hanya sedikit saja faktor-faktor produksi yang masih
menganggur, dan pengangguran ini pun tidak tersebar secara merata di berbagai
kegiatan ekonomi. Dalam sebagian kegiatan ekonomi sudah tidak terdapat lagi
faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menambah produksi. Keadaan
ini memungkinkan untuk menaikkan upah para pekerja di kegiatan-kegiatan tersebut,
dan selanjutnya kenaikan upah ini akan menaikkan biaya produksi. Apabila
kegiatan-kegiatan yang mengalami kenaikan biaya tersebut adalah
kegiatan-kegiatan yang penting artinya dalam perekonomian, kenaikan harga-harga
produksi barang-barang tersebut akan menimbulkan kenaikan biaya di berbagai
kegiatan-kegiatan memproduksi lainnya. Pada tingkat ini perekonomian akan
menghadapi masalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh desakan biaya.
Inflasi desakan biaya yang timbul itu akan bertambah
buruk lagi keadaannya apabila dalam perekonomian masih terjadi kelebihan
permintaan. Kelebihan permintaan itu akhirnya akan menyebabkan semua
faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menaikkan tingkat kegiatan ekonomi
ke tingkat yang paling maksimal, yaitu pada tingkat di mana tidak terdapat lagi
pengangguran tenaga kerja. Sesudah tingkat ini dicapai, kelebihan permintaan
yang terjadi tidak akan dapat dipenuhi lagi, dan harga-harga akan mengalami
kenaikan yang lebih cepat daripada pada masa sebelumnya.
b. Inflasi merangkak dan inflasi liar
Berdasarkan kepada lajunya, inflasi dapat pula dibedakan
menjadi inflasi merangkak dan inflasi
liar atau hyperinflasi. Yang
dimaksudkan dengan inflasi merangkak adalah proses kenaikan harga-harga yang
relatif lambat jalannya. Tingkat kelajuannya setiap tahun hanya mencapai 5
persen per tahun atau kurang. Sedangkan inflasi
liar adalah proses kenaikatan harga-harga yang sangat cepat sehingga
tingkat harga-harga akan menjadi dua kali lipat atau lebih dalam beberapa tahun
saja. Bahkan di beberapa negara telah pernah berlaku keadaan di mana tingkat
harga-harga telah menjadi dua kali lipat dalam masa beberapa bulan saja. Di
Indonesia misalnya, pada tahun 1965 laju kenaikan harga-harga adalah berlipat-lipat kali dari tingkat harga-harga
sebelumnya.
Beberapa ahli ekonomi yang terkemuka berpandangan bahwa inflasi merangkak
diperlukan dalam perekonomian karena inflasi dapat menggairahkan perkembangan perekonomian. Golongan ahli ekonomi ini
berpendapat bahwa harga barang-barang lebih mudah mengalami kenaikan daripada
tingkat upah. Keadaan seperti ini menyebabkan di dalam masa inflasi merangkak
keuntungan para pengusaha menjadi bertambah besar karena penghasilannya
bertambah lebih cepat dari kenaikan biaya produksi. Oleh karenanya para
pengusaha akan terdorong untuk mempertinggi kegiatan mereka dan melakukan lebih
banyak penanaman modal. Langkah para pengusaha ini akan mengurangi pengangguran
dan mempercepat lajunya pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya ahli-ahli ekonomi
berkeyakinan bahwa penggunaan tenaga penuh hanya akan dapat dicapai apabila
masyarakat bersedia menghadapi masalah kenaikan harga-harga.
Untuk menjamin agar inflasi menimbulkan akibat yang
maksimal kepada usaha untuk mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi dan
memepercepat lajunya pertumbuhan ekonomi, haruslah diusahakan agar inflasi
merangkak yang berlaku tidak bertambah kecepatannya. Haruslah dijaga agar
inflasi yang perlahan itu pada akhirnya tidak berubah menjadi inflasi yang
liar. Segolongan ahli ekonomi kurang dapat menyetujui pandangan yang menyokong
penggunaan inflasi merangkak untuk mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tantangan ini disebabkan karena mereka
berkeyakinan bahwa apabila tidak dikendalikan dengan baik inflasi merangkak
pada akhirnya akan berubah bentuk menjadi inflasi liar. Di dalam inflasi
seperti itu para pengusaha tidak terdorong lagi untuk berusaha dalam kegiatan
ang produktip karena kegiatan itu tidak memberikan keuntungan yang memuaskan.
Yang akan berkembang adalah kegiatan yang bersifat spekulasi, yaitu menimbun
barang-barang yang diangap akan mengalami kenaikan yang cepat pada masa yang
akan datang, dan membeli harta-harta tetap
seperti rumah, tanah, dan bangunan-bangunan untuk kantor dan
perdagangan.
Inflasi liar biasanya berlaku dalam perekonomian yang
sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Peristiwa
seperti itu menyebabkan Pemerintah harus melakukan pertambahan yang besar
sekali dalam anggaran belanjanya, dan kenaikan perbelanjaan ini menyebabkan
pertambahan yang sangat besar ke atas permintaan agregat. Sektor perusahaan
biasanya tidak mempunyai kesanggupan untuk memenuhi pertambahan permintaan yang
sangat besar dan secara tiba-tiba tersebut. Maka biasanya tambahan pengeluaran
Pemerintah yang terlalu besar akan menimbulkan kenaikan harga-harga yang sangat
cepat. Pemerintah tidak akan berdiam diri di dalam menghadapi masalah kenaikan
harga-harga yang sangat cepat ini. Pemerintah akan selalu berusaha agar kenaikan pengeluarannya yang besar tersebut tidak
akan menimbulkan inflasi yang sangat buruk. Oleh karena mengurangi pengeluaran
tidak dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inflasi yang terlalu cepat,
Pemerintah mengatasi masalah itu dengan mengendalikan harga-harga dan membatasi
jumlah barang-barang yang dapat dibeli seseorang atau suatu peruasahaan.
Langkah seperti ini dapat mengurangi kecepatan kenaikan harga-harga. Inflasi
yang dikendalikan secara demikian dinamakan inflasi ditekan. Apabila kondisi seperti yang baru dijelaskan tidak dilakukan, kenaikan
harga-harga yang berlaku dinamakan inflasi terbuka.
c. Beberapa akibat buruk yang ditimbulkan oleh inflasi
Dalam penjelasan sebelumnya telah dinyatakan bahwa
inflasi yang buruk tidak akan mendorong para pengusaha untuk melakukan kegiatan
yang bersifat produktif. Dengan sendirinya hal ini akan mengurangi investasi di
sektor itu. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan berkembang adalah
kegiatan-kegiatan yang bersifat spekulatif. Perubahan corak kegiatan ekonomi
seperti ini akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi, menambah pengangguran dan
memeperlambat lajunya pembangunan ekonomi.
Di samping akibat buruk ini, inflasi dapat pula
menimbulkan beberapa akibat buruk lainnya. Yang pertama, inflasi akan
menurunkan pendapatan riil dari orang-orang yang berpendapatan tetap. Yaitu
daya beli pendapatan mereka makin lama makin bertambah rendah. Di masa inflasi
penyesuaian-penyesuaian akan selalu dilakukan ke atas pendapatan dari para
penerima pendapatan tetap, tetapi penyesuaian itu biasanya dilakukan beberapa
lama setelah kenaikan harga-harga berlaku. Maka sebelum penyesuaian itu
dilakukan, inflasi akan menurunkan pendapatan riil dari para penerima pendapatan tetap.
Tidak semua golongan masyarakat dalam perekonomian adalah
penerima-penerima pendapatan tetap. Segolongan penduduk menerima pendapatan
yang berubah-ubah, dan dapat dengan mudah menaikkan pendapatannya pada masa
inflasi. Golongan penduduk ini antara lain adalah pemilik-pemilik perusahaan
(perusahaan-perusahaan besar dan perusahaan-perusahaan perseorangan), pekerja-pekerja
harian, petani-petani, dan para pedagang. Di dalam masa inflasi pendapatan
mereka akan turut mengalami kenaikan, dan kenaikan pendapatan itu
berkecenderungan akan selalu menyesuaikan dengan kenaikan harga-harga. Adanya
kenaikan pendapatan mereka adalah lebih tinggi dari tingkat inflasi. Maka pada
masa inflasi pendapatan riil mereka tidak akan berkurang, dan bahkan akan
bertambah tinggi. Ini berarti inflasi akan merubah corak pembahagian pendapatan
dalam masyarakat. Penerima pendapatan tetap akan menerima bahagian yang mereka
peroleh sebelumnya. Sebaliknya, bahagian yang lebih besar dari pendapatan
nasional akan diterima oleh para penerima pendapatan yang berubah-ubah.
Di masa inflasi, di samping oleh faktor yang baru
diterangkan ini, distribusi pendapatan/kekayaan yang terjadi akan bertambah
buruk keadaannya karena kenaikan nilai harta-harta dari golongan masyarakat
yang berpendapatan tinggi. Golongan masyarakat ini memiliki sebagian besar
daripada harta-benda tetap dalam perekonomian tersebut, seperti tanah, rumah,
bangunan-bangunan kantor dan pertokoan dan bangunan-bangunan lainnya. Inflasi
akan menaikkan nilai berbagai jenis harta-harta tetap tersebut. Maka nilai uang
kekayaan mereka menjadi bertambah tinggi. Sedangkan golongan masyarakat yang berpendapatan
rendah tidak mempunyai kekayaan semacam di atas. Maka nilai kekayaan mereka
tidak mengalami perubahan yang berarti.
Nilai riil kekayaan yang berupa uang akan turun di masa
inflasi. Oleh karenanya golongan masyarakat yang menabung uang mereka di bank
atau meminjamkan kepada orang lain akan mengalami kerugian. Tabungan masyarakat
pada badan-badan keuangan akan berkurang nilai riilnya. Apabila tingkat inflasi
adalah lebih rendah daripada tingkat bunga, bunga yang diterima masih dapat
menutupi penurunan dalam nilai riil tabungan. Walaupun demikian para penabung
akan tetap mengalami kerugian karena nilai riil tabungan ditambah bunga yang
diterima adalah lebih rendah daripada di dalam keadaan harga-harga yang stabil.
Apabila tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat bunga, para penabung akan
sangat dirugikan oleh inflasi. Nilai riil tabungan mereka ditambah dengan
bunganya adalah lebih rendah daripada nilai tabungan itu pada masa sebelum
inflasi. Nasib yang sama seperti yang dialami oleh para penabung akan dialamo
oleh golongan-golongan masyarakat yang meminjamkan uang mereka. Di masa inflasi
salah satu golongan masyarakat yang beruntung adalah orang-orang yang meminjam
uang, karena pada waktu mereka mengembalikan uang yang mereka pinjam, nilai
riil dari pinjaman mereka telah menjadi bertambah rendah.
Kenaikan harga-harga menimbulkan akibat yang buruk pula
ke atas perdagangan luar negeri dari negara yang mengalami inflasi. Kenaikan
harga-harga menyebabkan barang-barang yang diproduksikan di negara itu tidak
dapat bersaing dengan barang-barang yang sama di pasaran luar negeri. Oleh
karenanya ekspor negara itu akan turun dan tidak berkembang. Sebaliknya
kenaikan harga-harga dalam negeri menyebabkan barang-barang dari negara-negara
lain menjadi relatif lebih murah, dan ini akan mempercepat pertambahan impor.
Maka selanjutnya inflasi akan menyebabkan impor menjadi lebih besar daripada
ekspor. Apabila cadangan devisa negara itu cukup besar, kelebihan impor ini
dapat dibayar dari cadangan itu. Tetapi apabila cadangan itu tidak cukup besar,
pemerintah akan berusaha untuk mengurangi impor dengan menaikkan pajak impor
dan membatasi jumlah barang-barang yang diimpor. Tindakan ini akan menimbulkan
kenaikan harga-harga lebihlanjut.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.