Tuesday, April 2, 2013

Pengertian Inflasi


 Inflasi

a.  Masalah inflasi dan penyebabnya

Dalam perekonomian seringkali terjadi suatu keadaan sebagai berikut: walaupun seluruh faktor-faktor produksi sudah sepenuhnya digunakan, masih terdapat permintaan ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang masih belum terpenuhi. Dengan perkataan lain, di dalam perekonomian pengeluaran agregat yang terjadi adalah melebihi produksi barang-barang dan jasa-jasa yang mungkin diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Kelebihan permintaan ini akan menimbulkan kenaikan dalam tingkat harga-harga, selanjutnya dinamakan inflasi.  Inflasi yang ditimbulkan oleh kelebihan  dalam permintaan ini dinamakan cost pull inflation. Kenaikan harga barang-barang dan jasa-jasa dapat juga ditimbulkan oleh kenaikan dalam biaya produksi, dan kenaikan harga-harga yang berlaku dinamakan cost push inflation. Kenaikan biaya produksi terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan upah para pekerja. Di samping itu inflasi dapat disebabkan pula oleh kenaikan harga bahan-bahan mentah yang digunakan oleh produsen untuk memproduksi barang jadi.
Masalah tingginya laju kenaikan harga-harga biasanya tidak akan timbul apabila dalam perekonomian masih banyak terdapat faktor produksi yang menganggur. Apabila tingkat pengangguran tinggi, tingkat kestabilan harga-harga akan terjadi karena faktor-faktor produksi yang menganggur itu akan dapat digunakan untuk menambah jumlah produksi barang-barang. Apabila permintaan yang terjadi masih dapat dipenuhi, kelebihan dalam permintaan tidak akan berlaku. Dengan demikian tidak akan terdapat kekurangan dalam penawaran barang-barang yang akan menimbulkan kenaikan harga-harga. Di samping itu adanya pengangguran yang tinggi tersebut akan menimbulkan keengganan kepada persatuan-persatuan pekerja untuk menuntut kenaikan upah. Oleh sebab itu kenaikan harga-harga yang ditimbulkan oleh kanaikan biaya juga tidak akan terjadi.
Apabila permintaaan terus menerus bertambah, perekonomian harus terus menerus meningkatkan kegiatannya untuk memenuhi pertambahan permintaan tersebut. Tingkat kegiatan ekonomi yang terus menerus bertambah tinggi ini akan meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang pada mulanya menganggur. Apabila tingkat kegiatan ekonomi terus meningkat dengan cepat, lama kelamaan hanya sedikit saja faktor-faktor produksi yang masih menganggur, dan pengangguran ini pun tidak tersebar secara merata di berbagai kegiatan ekonomi. Dalam sebagian kegiatan ekonomi sudah tidak terdapat lagi faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menambah produksi. Keadaan ini memungkinkan untuk menaikkan upah para pekerja di kegiatan-kegiatan tersebut, dan selanjutnya kenaikan upah ini akan menaikkan biaya produksi. Apabila kegiatan-kegiatan yang mengalami kenaikan biaya tersebut adalah kegiatan-kegiatan yang penting artinya dalam perekonomian, kenaikan harga-harga produksi barang-barang tersebut akan menimbulkan kenaikan biaya di berbagai kegiatan-kegiatan memproduksi lainnya. Pada tingkat ini perekonomian akan menghadapi masalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh desakan biaya.
Inflasi desakan biaya yang timbul itu akan bertambah buruk lagi keadaannya apabila dalam perekonomian masih terjadi kelebihan permintaan. Kelebihan permintaan itu akhirnya akan menyebabkan semua faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menaikkan tingkat kegiatan ekonomi ke tingkat yang paling maksimal, yaitu pada tingkat di mana tidak terdapat lagi pengangguran tenaga kerja. Sesudah tingkat ini dicapai, kelebihan permintaan yang terjadi tidak akan dapat dipenuhi lagi, dan harga-harga akan mengalami kenaikan yang lebih cepat daripada pada masa sebelumnya.

b. Inflasi merangkak dan inflasi liar

Berdasarkan kepada lajunya, inflasi dapat pula dibedakan menjadi inflasi merangkak dan inflasi liar atau hyperinflasi. Yang dimaksudkan dengan inflasi merangkak adalah proses kenaikan harga-harga yang relatif lambat jalannya. Tingkat kelajuannya setiap tahun hanya mencapai 5 persen per tahun atau kurang. Sedangkan inflasi liar adalah proses kenaikatan harga-harga yang sangat cepat sehingga tingkat harga-harga akan menjadi dua kali lipat atau lebih dalam beberapa tahun saja. Bahkan di beberapa negara telah pernah berlaku keadaan di mana tingkat harga-harga telah menjadi dua kali lipat dalam masa beberapa bulan saja. Di Indonesia misalnya, pada tahun 1965 laju kenaikan harga-harga adalah  berlipat-lipat kali dari tingkat harga-harga sebelumnya.
Beberapa ahli ekonomi yang terkemuka berpandangan bahwa inflasi merangkak diperlukan dalam perekonomian karena inflasi dapat menggairahkan perkembangan perekonomian. Golongan ahli ekonomi ini berpendapat bahwa harga barang-barang lebih mudah mengalami kenaikan daripada tingkat upah. Keadaan seperti ini menyebabkan di dalam masa inflasi merangkak keuntungan para pengusaha menjadi bertambah besar karena penghasilannya bertambah lebih cepat dari kenaikan biaya produksi. Oleh karenanya para pengusaha akan terdorong untuk mempertinggi kegiatan mereka dan melakukan lebih banyak penanaman modal. Langkah para pengusaha ini akan mengurangi pengangguran dan mempercepat lajunya pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa penggunaan tenaga penuh hanya akan dapat dicapai apabila masyarakat bersedia menghadapi masalah kenaikan harga-harga.
Untuk menjamin agar inflasi menimbulkan akibat yang maksimal kepada usaha untuk mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi dan memepercepat lajunya pertumbuhan ekonomi, haruslah diusahakan agar inflasi merangkak yang berlaku tidak bertambah kecepatannya. Haruslah dijaga agar inflasi yang perlahan itu pada akhirnya tidak berubah menjadi inflasi yang liar. Segolongan ahli ekonomi kurang dapat menyetujui pandangan yang menyokong penggunaan inflasi merangkak untuk mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tantangan ini disebabkan karena mereka berkeyakinan bahwa apabila tidak dikendalikan dengan baik inflasi merangkak pada akhirnya akan berubah bentuk menjadi inflasi liar. Di dalam inflasi seperti itu para pengusaha tidak terdorong lagi untuk berusaha dalam kegiatan ang produktip karena kegiatan itu tidak memberikan keuntungan yang memuaskan. Yang akan berkembang adalah kegiatan yang bersifat spekulasi, yaitu menimbun barang-barang yang diangap akan mengalami kenaikan yang cepat pada masa yang akan datang, dan membeli harta-harta tetap  seperti rumah, tanah, dan bangunan-bangunan untuk kantor dan perdagangan.
Inflasi liar biasanya berlaku dalam perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Peristiwa seperti itu menyebabkan Pemerintah harus melakukan pertambahan yang besar sekali dalam anggaran belanjanya, dan kenaikan perbelanjaan ini menyebabkan pertambahan yang sangat besar ke atas permintaan agregat. Sektor perusahaan biasanya tidak mempunyai kesanggupan untuk memenuhi pertambahan permintaan yang sangat besar dan secara tiba-tiba tersebut. Maka biasanya tambahan pengeluaran Pemerintah yang terlalu besar akan menimbulkan kenaikan harga-harga yang sangat cepat. Pemerintah tidak akan berdiam diri di dalam menghadapi masalah kenaikan harga-harga yang sangat cepat ini. Pemerintah akan selalu berusaha agar kenaikan pengeluarannya yang besar tersebut tidak akan menimbulkan inflasi yang sangat buruk. Oleh karena mengurangi pengeluaran tidak dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inflasi yang terlalu cepat, Pemerintah mengatasi masalah itu dengan mengendalikan harga-harga dan membatasi jumlah barang-barang yang dapat dibeli seseorang atau suatu peruasahaan. Langkah seperti ini dapat mengurangi kecepatan kenaikan harga-harga. Inflasi yang dikendalikan secara demikian dinamakan inflasi ditekan. Apabila kondisi seperti yang baru dijelaskan tidak dilakukan, kenaikan harga-harga yang berlaku dinamakan inflasi terbuka.

 c. Beberapa akibat buruk yang ditimbulkan oleh inflasi

Dalam penjelasan sebelumnya telah dinyatakan bahwa inflasi yang buruk tidak akan mendorong para pengusaha untuk melakukan kegiatan yang bersifat produktif. Dengan sendirinya hal ini akan mengurangi investasi di sektor itu. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan berkembang adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat spekulatif. Perubahan corak kegiatan ekonomi seperti ini akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi, menambah pengangguran dan memeperlambat lajunya pembangunan ekonomi.
Di samping akibat buruk ini, inflasi dapat pula menimbulkan beberapa akibat buruk lainnya. Yang pertama, inflasi akan menurunkan pendapatan riil dari orang-orang yang berpendapatan tetap. Yaitu daya beli pendapatan mereka makin lama makin bertambah rendah. Di masa inflasi penyesuaian-penyesuaian akan selalu dilakukan ke atas pendapatan dari para penerima pendapatan tetap, tetapi penyesuaian itu biasanya dilakukan beberapa lama setelah kenaikan harga-harga berlaku. Maka sebelum penyesuaian itu dilakukan, inflasi akan menurunkan pendapatan riil dari para penerima pendapatan tetap.
Tidak semua golongan masyarakat dalam perekonomian adalah penerima-penerima pendapatan tetap. Segolongan penduduk menerima pendapatan yang berubah-ubah, dan dapat dengan mudah menaikkan pendapatannya pada masa inflasi. Golongan penduduk ini antara lain adalah pemilik-pemilik perusahaan (perusahaan-perusahaan besar dan perusahaan-perusahaan perseorangan), pekerja-pekerja harian, petani-petani, dan para pedagang. Di dalam masa inflasi pendapatan mereka akan turut mengalami kenaikan, dan kenaikan pendapatan itu berkecenderungan akan selalu menyesuaikan dengan kenaikan harga-harga. Adanya kenaikan pendapatan mereka adalah lebih tinggi dari tingkat inflasi. Maka pada masa inflasi pendapatan riil mereka tidak akan berkurang, dan bahkan akan bertambah tinggi. Ini berarti inflasi akan merubah corak pembahagian pendapatan dalam masyarakat. Penerima pendapatan tetap akan menerima bahagian yang mereka peroleh sebelumnya. Sebaliknya, bahagian yang lebih besar dari pendapatan nasional akan diterima oleh para penerima pendapatan yang berubah-ubah.
Di masa inflasi, di samping oleh faktor yang baru diterangkan ini, distribusi pendapatan/kekayaan yang terjadi akan bertambah buruk keadaannya karena kenaikan nilai harta-harta dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Golongan masyarakat ini memiliki sebagian besar daripada harta-benda tetap dalam perekonomian tersebut, seperti tanah, rumah, bangunan-bangunan kantor dan pertokoan dan bangunan-bangunan lainnya. Inflasi akan menaikkan nilai berbagai jenis harta-harta tetap tersebut. Maka nilai uang kekayaan mereka menjadi bertambah tinggi. Sedangkan golongan masyarakat yang berpendapatan rendah tidak mempunyai kekayaan semacam di atas. Maka nilai kekayaan mereka tidak mengalami perubahan yang berarti.
Nilai riil kekayaan yang berupa uang akan turun di masa inflasi. Oleh karenanya golongan masyarakat yang menabung uang mereka di bank atau meminjamkan kepada orang lain akan mengalami kerugian. Tabungan masyarakat pada badan-badan keuangan akan berkurang nilai riilnya. Apabila tingkat inflasi adalah lebih rendah daripada tingkat bunga, bunga yang diterima masih dapat menutupi penurunan dalam nilai riil tabungan. Walaupun demikian para penabung akan tetap mengalami kerugian karena nilai riil tabungan ditambah bunga yang diterima adalah lebih rendah daripada di dalam keadaan harga-harga yang stabil. Apabila tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat bunga, para penabung akan sangat dirugikan oleh inflasi. Nilai riil tabungan mereka ditambah dengan bunganya adalah lebih rendah daripada nilai tabungan itu pada masa sebelum inflasi. Nasib yang sama seperti yang dialami oleh para penabung akan dialamo oleh golongan-golongan masyarakat yang meminjamkan uang mereka. Di masa inflasi salah satu golongan masyarakat yang beruntung adalah orang-orang yang meminjam uang, karena pada waktu mereka mengembalikan uang yang mereka pinjam, nilai riil dari pinjaman mereka telah menjadi bertambah rendah.
Kenaikan harga-harga menimbulkan akibat yang buruk pula ke atas perdagangan luar negeri dari negara yang mengalami inflasi. Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang yang diproduksikan di negara itu tidak dapat bersaing dengan barang-barang yang sama di pasaran luar negeri. Oleh karenanya ekspor negara itu akan turun dan tidak berkembang. Sebaliknya kenaikan harga-harga dalam negeri menyebabkan barang-barang dari negara-negara lain menjadi relatif lebih murah, dan ini akan mempercepat pertambahan impor. Maka selanjutnya inflasi akan menyebabkan impor menjadi lebih besar daripada ekspor. Apabila cadangan devisa negara itu cukup besar, kelebihan impor ini dapat dibayar dari cadangan itu. Tetapi apabila cadangan itu tidak cukup besar, pemerintah akan berusaha untuk mengurangi impor dengan menaikkan pajak impor dan membatasi jumlah barang-barang yang diimpor. Tindakan ini akan menimbulkan kenaikan harga-harga lebihlanjut. 
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com