Tuesday, April 2, 2013

Pengertian Masalah Pengangguran

a.  Pengangguran            

Masalah pengangguran dapat menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensinya yang maksimal, adalah masalah pokok makroekonomi yang paling utama. Ahli ekonomi Keynes terdorong untuk mengembangkan teorinya mengenai masalah penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian, dan teori ini akhirnya menjadi landasan dari analisa makroekonomi, karena menyadari bahwa masalah pengangguran adalah masalah yang sering dihadapi oleh perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar.  Menurut Keynes masalah pengangguran selalu terjadi dalam perekonomian karena permintaan efektif yang terjadi dalam masyarakat (pengeluaran agregat) adalah lebih rendah dari kemampuan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian untuk memperoduksikan barang-barang dan jasa-jasa.
Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu perlulah terlebih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja yang ada dalam perekonomian. Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Sebagian daripada penduduk tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja karena mereka masih terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk dapat bekerja dengan efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk ke dalam angkatan kerja.
Di banyak negara penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15-59 tahun dan di beberapa negara  meliputi penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur di atas dapat dipandang sebagai tenaga kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mencoba untuk mencari pekerjaan maka, walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan umur di atas, mereka tidak termasuk dalam golongan angkatan kerja. Golongan masyarakat seperti itu antara lain adalah pelajar sekolah menengah dan sekolah-sekolah lain sebelum tingkat universitas, mahasiswa dan ibu rumah tangga.
Dengan demikian, jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja pada suatu waktu tertentu adalah banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam lingkungan umur di atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Perbandingan di antara jumlah angkatan kerja yang menganggur dan angkatan kerja keseluruhannya dinamakan tingkat pengangguran.


Walaupun keadaan di mana tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai adalah lebih rendah dari tingkat kegiatan ekonomi yang paling tinggi yang mungkin dicapai adalah masalah yang paling sering dihadapi oleh setiap perekonomian, bukanlah berarti bahwa keadaan itu adalah keadaan yang akan tetap terjadi dalam perekonomian. Ada kalanya kegiatan ekonomi mencapai tingkat yang sangat tinggi sekali sehingga tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian dapat digunakan seluruhnya. Apabila keadaan seperti itu tercapai maka dikatakanlah bahwa perekonomian telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Di dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh pendapat nasional tidak dapat ditambah lagi, walaupun masih terdapat pengangguran dalam faktor-faktor produksi lainnya. Penggunaan sepenuhnya tenaga kerja tidak selalu akan bersamaan dengan penggunaan sepenuhnya barang-barang modal. Pada umumnya pada tingkat penggunaan tenaga penuh masih akan terdapat barang-barang modal yang masih menganggur. Akan tetapi barang-barang modal yang menganggur ini tidak akan dapat digunakan untuk menaikkan tingkat produksi karena tidak terdapat tenaga kerja yang akan menggunakan barang-barang modal yang menganggur tersebut. Maka pada tingkat penggunaan tenaga penuh tingkat kegiatan ekonomi dan besarnya pendapatan nasional mencapai tingkat yang maksimal. Perekonomian itu sudah tidak mempunyai kesanggupan lagi untuk menambah produksi barang-barang dan jasa-jasa.

b.  Bentuk-bentuk pengangguran

Perekonomian selalu dipandang sebagai pencapaian tingkat penggunaan tenaga penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di dalam praktek yang dimaksudkan dengan tingkat penggunaan tenaga penuh mengandung arti yang sedikit berbeda. Di dalam menentukan apakah perkonomian telah mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh atau belum, yang menjadi ukuran bukanlah penggunaan tenaga kerja sebesar 100 persen, tetapi penggunaan tenaga kerja yang sedikit lebih rendah daripada itu. Di kebanyakan negara tingkat penggunaan tenaga penuh sudah dianggap tercapai apabila tingkat pengangguran sudah sangat rendah. Misalnya di Amerika Serikat tingkat penggunaan tenaga penuh sudah dianggap tercapai apabila tingkat pengangguran tidak melebihi 4 %. Berarti tingkat pengangguran tenaga penuh sudah dianggap tercapai apabila 96 % daripada angkatan kerja mempunyai pekerjaan.
Tingkat penggunaan tenaga penuh sudah dianggap tercapai dalam keadaan yang baru dinyatakan ini karena orang telah menyadari bahwa adalah tidak mungkin bagi suatu perekonomian untuk mencapai keadaan di mana seluruh angkatan kerja dalam perekonomian itu dalam keadaan bekerja. Pengangguran sebesar 2% atau 3 % dipandang sebagai keadaan yang tidak dapat dielakkan oleh setiap perekonomian. Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah dalam keadaan menganggur atas kemauan sendiri. Mereka berhenti dari tempat pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan yang lain. Maksud dari tenaga kerja tersebut meninggalkan pekerjaan mereka yang lama adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan memperoleh jaminan sosial atau fasilitas lainnya yang lebih baik. Pengangguran yang ditimbulkan dari keinginan untuk memperoleh kerja yang lebih baik ini dinamakan pengangguran friksionel atau pengangguran normal.
Di dalam perekonomian mungkin terjadi kedaan di mana satu pihak terdapat kekurangan tenaga kerja dalam kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu, tetapi di lain pihak terdapat tenaga kerja yang menganggur dan mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Keadaan seperti itu terjadi karena ketrampilan tenaga kerja yang diperlukan oleh pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan ketrampilan tenaga kerja yang masih menganggur. Biasanya yang masih menganggur adalah tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan, kemahiran, pengalaman dan kesanggupan yang cukup tinggi. Maka kemampuan mereka untuk memperoleh pekerjaan lebih terbatas. Tenaga kerja ini mungkin terdiri dari tenaga kerja yang baru saja meninggalkan sekolah dan memasuki angkatan kerja. Tetapi sering sekali pula penganggur ini terdiri dari tenaga-tenaga kerja yang diberhentikan dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang mengalami kemunduran sebagai akibat dari permintaan yang semakin menurun terhadap barang-barang yang diproduksikan oleh mereka. Kemajuan teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain, perubahan dalam cita rasa masyarakat dan masuknya pesaing baru yang lebih efisien di pasar adalah beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kemunduran dalam sesuatu kegiatan ekonomi. Apabila hal ini terjadi terpaksalah para pekerjanya diberhentikan. Pengangguran yang demikian dinamakan pengangguran struktural.
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin atau bahan-bahan kimia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh berlakunya penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin-mesin yang lebih modern dinamakan pengangguran teknologi.
Pengangguran friksional dan pengangguran struktural dipandang oleh ahli-ahli ekonomi sebagai pengangguran yang tidak dapat dielakkan. Apabila dalam perkonomian pengangguran yang terjadi adalah terdiri daripada kedua-dua jenis pengangguran ini, maka perekonomian itu dipandang sebagai telah mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh. Pengangguran seperti itu hanyalah meliputi di sekitar 2% atau 3 % dari seluruh jumlah tenaga kerja. Sering sekali tingkat pengangguran adalah lebih tinggi daripada itu, dan pengangguran tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan permintaan agregat.
Masalah pengangguran yang sangat buruk dapat bermula dari berlakunya pertambahan yang terus menerus dalam stok barang para produsen. Keadaan ini berarti bahwa tingkat produksi para produsen adalah melebihi tingkat pengeluaran masyarakat atau keinginan masyarakat untuk berbelanja ke atas barang-barang yang diproduksikan para penguasaha. Supaya tetap memperoleh untung para produsen akan mengurangi tingkat produksi mereka danb sebagian tenaga kerja yang digunakan mereka akan diberhentikan. Pengurangan penggunaan tenaga kerja bukanlah karena kekurangan keahlian, kesanggupan dan pengalaman tenaga-tenaga kerja tersebut. Sebabnya yang utama adalah karena keadaan perekonomian secara keseluruhan tidak memungkinkan berbagai kegiatan ekonomi mempertahankan tingkat kegiatan mereka seperti pada masa sebelumnya. Pengangguran yang ditimbulkan oleh keadaan yang baru dijelaskan ini dinamakan pengangguran siklikal.
Jenis-jenis pengangguran yang baru dijelaskan di atas adalah pengangguran mutlak. Yaitu penganggur-penganggur tersebut tidak melakukan sesuatu kerja untuk mencari nafkah apa pun pada waktu mereka tergolong sebagai penganggur atau dalam keadaan menganggur. Bahwa penganggur-penganggur itu dalam keadaan menganggur dapat terlihat dengan jelas. Pengangguran seperti itu dinamakan pengangguran terbuka. Dengan demikian pengangguran friksional, pengangguran struktural. Dan pengangguran siklikal dapatlah digolongkan sebagai pengangguran terbuka.
Di dalam suatu perekonomian dapat berlaku keadaan di mana segolongan pekerja melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapatan, tetapi pekerjaan-pekerjaan itu pada kondisi :
  • tidak akan menambah tingkat produksi yang akan dicapai,
  • dilakukan di dalam masa yang singkat sehingga jam kerja mereka adalah jauh lebih sedikit daripada jam kerja yang semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu (seminggu, sebulan dan setahun).
Apabila corak pekerjaan yang dilakukan oleh segolongan tenaga kerja dalam perekonomian itu mempunyai salah satu sifat di atas, maka mereka boleh dipandang juga sebagai penganggur. Pengangguran seperti itu banyak terdapat di negara-negara berkembang yang kegiatan ekonominya tertumpu di sektor pertanian.
Apabila dalam sesuatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan, sehingga berada dalam suatu keadaan di mana walaupun sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain tetapi produksi dalam kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku suatu jenis pengangguran yang dinamakan pengangguran tersembunyi atau pengangguran tak kentara. Jumlah penduduk yang sudah terlalu besar dan diikuti pula oleh perkembangan penduduk yang sangat cepat di beberapa negara-negara berkembang menyebabkan rasio perbandingan tanah-tenaga kerja di negara-negara itu sangat kecil sekali. Kesulitan untuk mencari kerja di sektor lain menyebabkan tenaga kerja yang bertambah dari tahun ke tahun tetap tinggal di sektor pertanian yang sudah sangat padat penduduknya. Tenaga kerja yang bertambah tersebut tidak dapat menimbulkan pertambahan yang berarti kepada tingkat produksi di sektor pertanian. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja yang berda di sektor pertanian adalah tidak produktif, dan dapat dipindahkan ke sektor lain tanpa mengurangi produksi di sektor pertanian.
Bentuk pengangguran lain yang sering sekali terjadi di sektor pertanian di negara-negara berkembang adalah pengangguran musiman. Yang dimaksudkan dengan pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu di dalam suatu tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa bertanam berikutnya, dan waktu sesudah menanam bibit dan masa memetik hasilnya adalah masa-masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Di dalam waktu tersebut banyak di antara para petani yang tidak melakukan pekerjaan sama sekali, berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu dinamakan pengangguran musiman.


Tekanan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang telah menimbulkan percepatan pengaliran penduduk dari desa-desa ke kota-kota. Penduduk yang berhijrah ini belum tentu akan memperoleh pekerjaan di kota. Ada di antaranya yang sepenuhnya menganggur dan ada pula yang memperoleh pekerjaan dan bekerja secara penuh. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, akan tetapi jam kerjanya setiap hari/minggu adalah jauh lebih rendah daripada jumlah jam kerja yang dilakukan seseorang dalam masa tersebut (8 jam sehari atau 40 jam seminggu). Tenaga kerja yang bekerja dalam jumlah jam kerja yang terbatas itu tidak dapat dianggap sebagai sepenuhnya bekerja. Tetapi mereka juga bukanlah penganggur. Mereka adalah dalam keadaan bekerja dengan jumlah jam lebih terbatas. Pengangguran tenaga kerja yang bersifat demikian dinamakan setengah menganggur.


C.  Akibat buruk yang ditimbulkan oleh pengangguran

Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk menghindari atau mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya. Usaha seperti itu harus dilakukan karena masalah itu menimbulkan beberapa akibat buruk kepada masyarakat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan nasional yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat adalah lebih rendah daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Makin tinggi pengangguran, makin besar perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional sebenarnya dengan tingkat pendapatan
nasional petensiel, dan dengan demikian makin besar pula perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat dan tingkat kemakmuran yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk dari pengangguran yang baru dijelaskan ini dinamakan sebagai biaya ekonomi dari pengangguran.
Di samping menimbulkan biaya yang bersifat ekonomi, pengangguran menimbulkan pula beberapa biaya sosial, yaitu pengangguran menimbulkan beberapa keburukan sosial. Kepada seseorang, pengangguran dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri dab perselisihan dalam keluarga. Juga para penganggur akan kehilangan kemahiran apabila menganggur terlalu lama, dan ini akan lebih menyulitkan lagi kepada mereka untuk memperoleh pekerjaan. Bagi masyarakat secara keseluruhan pengangguran dapat menimbulkan masalah kriminil, mengurangi tingkat kesehatan masyarakat (karena tidak ada uang untuk membeli makanan yang cukup), dan dapat menimbulkan kekacauan sosial dan politik  seperti demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
Share :

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.

 
SEO Stats powered by MyPagerank.Net
My Ping in TotalPing.com