A.
Sistem Komputerisasi dalam Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang (Potter & Perry, 1997). Dokumentasi yang baik tidak
hanya mencerminkan kualitas keperawatan tetapi juga membuktikan pertanggunggugatan
setiap anggota tim keperawatan dalam memberikan asuhan.
Penggunaan computer dalam dokumentasi keperawatan
diperkenalkan pada akhir tahun 1960-an
dan awal tahun 1970-an (Turpin, 2005, dalam http://www.sgna.org/Resources/article3.pdf.). Dalam dokumen
keperawatan melalui system computer meliputi system pembayaran, dischare planning, dan access data dari profesi lain seperti
dokter, farmasi, radiologi dan lainnya. Perkembangan teknologi mampu
meningkatkan kualitas pencatatan melalui computer. Penggunaan perangkat lunak
sebagai media dalam melakukan dokumentasi sangat beragam. Pada intinya perangkat
lunak tersebut menyediakan layanan
berkesinambungan informasi dari berbagai profesi kesehatan yang terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Informasi tersebut dapat dibaca oleh
masing-masing profesi sehingga dapat meningkatkan system kolaborasi antar
profesi.
Dokumentasi
keperawatan melalui computer yaitu pencatatan yang dilakukan oleh perawatan
dengan menggunakan perangkat computer. Perangkat tersebut tentunya sudah
disediakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan data
dilakukan setiap saat sehingga perkembangan data pasien dapat terekam secarak
kontinyu dan komprehensif. Alpay & Russell (2002 dalam http://pubmedcentral.nih.gov). Program perangkat lunak memungkinkan perawat
untuk dengan cepat memasukan data pengkajian spesifik dan informasi lainnya
secara otomatis.
B.
Efektifitas Komputerisasi dalam Dokumentasi Keperawatan
Komputerisasi
dalam dokumentasi keperawatan banyak memiliki kelebihan dari pada dengan
menggunakan kertas. Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan computer dapat
meningkatkan reliabilitas dalam menegakan diagnose keperawatan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Delaney, Connie, Herr, Keela, Maas, Meridean, Specht
(2000, dalam http://findarticle.com/p/articles), pada 30 orang perawat di unit pelayanan rehabilitasi, dengan metoda retrospectively
examined clinical records. Ditemukan
bahwa 23 orang yang merumuskan diagnosa keperawatan kerusakan mobilitas fisik.
Diagnosa tersebut dilengkapi dengan data karateristik sebanyak 52% - 100%,
dilengkapi dengan faktor yang berhungan sebanyak 57% - 100%. Hasil ini didukung
oleh penelitian Maria, Ian, Odenbreit & Lavin (2007, dalam http://www.blackswel-synergy.com), pada 12 ruang keperawatan di Rumah Sakit Swiss, dengan metoda pretest-posttest experimental design.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa implementasi dari North of America
Nursing Diagnosis Association (NANDA), Nursing Intervention Classification (NIC)
dan Nursing Outcome Classification (NOC) dalam sistem komputerisasi dapat meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan. Disamping
hal tersebut juga terjadi peningkatan kualitas dokumen keperawatan yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, penentuan kriteria hasil yang tepat dan kritis.
Penerapan sistem komputer dalam
dokumentasi keperawatan di unit gawat darurat juga sangat efektif dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Banet, Jeffe, Williams & Asaro, 2000, dalam http://www.nursinglibrary.org/Portal/CMSLite/getfile.aspx?ContentID=85635.) penelitian pada perawat di ruang gawat darurat
yang difokuskan pada aliran pekerjaan yang tinggi dan mutu dokumentasi
keperawatan. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa
penerapan system computer di ruang gawat darurat dapat meningkatkan kecepatan
perawat dalam melakukan asuhan dan menurunkan kesalahan dalam pendokumentasian.
Jennifer
& Jane (2000, dalam http://www.jonajournale.com)
menganalisis pengalamannya dalam melakukan pendokumentasian dengan sisitem
komputer. Setelah 2 tahun menerapkan system computer dalam melakukan
pednokumentasian keperawatan didabat bahwa terjadi peningkatan peningkatan
efektifitas dan efisiensi dari dokumentasi, proses monitoring asuhan dan
komunikasi dalam melakukan tindakan kolaborasi.
Dari uraian teori tentang dokumentasi keperawatan berbasis
computer dapat dipahami bahwa sangat mendukung bagi peningkatan mutu asuhan
keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan proses logis untuk membantu pasien
dalam meningkatkan status kesehatannya. Dalam melaksanakan asuhan kepreawatan,
tidak hanya dituntut mampu melaksanakan berbagai tindakan keperawatan baik
mandiri maupun kolaborasi. Selain itu dibutuhkan sebuah pencatatan atas
tindakan yang telah dilakukan oleh seorang perawat.
Dokumen keperawatan sangat diperlukan untuk menjalin
komunikasi antar perawat dan profesi lainnya, meningkatkan kontinyuitas asuhan
keperawatan sehingga terjamin mutu asuhan keperawatan yang baik. Selain sebagai
alat komunikasi, dokumentasi juga dapat dijadikan alat perlindungan hukum bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dokumen tersebut dapat dijadikan
bukti di pengadilan bila ada tuntutan dari masyarakat atas tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
Sistem komputerisasi sangat mendukung dan mampu
meningkatkan kualitas catatan keperawatan. Catatan keperawatan yang baik akan
berdampak pada mutu asuhan yang diberikan. Telah dijelaskan pada bagian teori
bahwa sistem komputerisasi dalam dokumentasi keperawatan sangat efektif dan
efisien.
Penulis berpendapat bahwa keterandalan dalam dokumentasi
mencerminkan klualitas asuhan keperawatan. Artinya dengan menggunakan media
elektronik, perawat dengan mudah meng-akses informasi penting tentang klien,
mengambil keputusan atas informasi tersebut dengan cepat sehingga dapat
membantu klien dalam meningkatkan status kesehatannya. Sistem komputerisasi
dapat menjawab respon waktu yang diberikan oleh perawat. Selama ini terkesan
bahwa perawat lambat dalam merespon keluhan klien dan keluarganya. Contoh kecil
yang dapat penulis berikan yaitu pertanyaan singkat dari klien tentang bagaimana
kondisi penyakit saya dan bagaimana program penyembuhannya. Menanggapi
pertanyaan klien di atas tentunya perawat langsung dapat meresponnya dengan
paparan yang benar. Namun sistem pencatatan dengan kertas, perawat tidak dapat
langsung merespon pertanyaan tersebut. Sehingga jawaban perawat menjadi nanti
tanyakan saja kepada dokter atau nanti saya baca dulu status pasiennya.
Tanggapan tersebut akan berbeda bila menggunakan sistem computer. Setiap
perawat akan dengan mudah meng-akses informasi tentang pasiennya dan dapat
menjelaskan kondisi kesehatan dan program terapi yang harus dijalani oleh
pasien tersebut.
Hal yang menjadi
poin terpenting bagi penulis dalam system komputerisasi dokumentasi keperawatan
adalah membiasakan perawat untuk selalu memasukan data terkini pasien setiap
hari. Kontinyuitas pemasukan data menjadi sangat penting dalam memberikan data
atau informasi yang terkini. Analisis data terkini menjadi mudah dan cepat, apa
lagi system computer telah dilengkapi dengan diagnosa keperawatan, NIC dan NOC.
Sistem ini memadukan teknik analisis data dan langsung memberikan alternative
criteria hasil dan tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien
bersangkutan. Permasalahan yang mungkin timbul yaitu berkaitan dengan alat dan
tenaga perawat sendiri. Pada alat, membutuhkan biaya tinggi untuk membangun
jejaring system komputerisasi yang dapat mencakup semua aspek pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Permasalahan
tenaga yaitu kemampuan tenaga keperawatan yang ada. Dibutuhkan
keterampilan khusus untuk memasukan data kedalam aplikasi computer sehingga
dapat menghasilkan kualitas dokumen keperawatan yang baik. Bila data yang
dimasukan salah maka yang keluar hanya keputusan yang salah dan ini akan
mempengaruhi asuhan keperawatan pasien. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan
bagi tenaga perawat sehingga dapat melakukan pemasukan data dengan tepat dan
menganalisis hasil keluaran komputer berkaitan dengan status pasien.
Penulis berpendapat bahwa aplikasi komputerisasi dalam
dokumentasi kerpawatan dapat memunculkan isu baru bagi perawat itu sendiri. Isu
tersebut diantaranya :
1. Sikap
Aplikasi komputerisasi dalam dokumentasi keperawatan
tentunya akan memunculkan berbagai sikap dari perawat sebagai pelaku
dokumentasi. Sikap tersebut akan mewarnai keberhasilan aplikasi tersebut. Sikap
perawat demikian mungkin muncul akibat perubahan yang memerlukan perhatian dan keterampilan
khusus untuk mengoperasikan komputer.
2. Tekanan
waktu
Tekanan waktu disini dimaksudkan bahwa perawat akan
mengalami tekanan waktu selama bekerja di ruangan. Tekanan tersebut muncul
sebagai efek dari sikap perawat yang negatif dari aplikasi komputerisasi
tersebut. Ada beberapa perawat yang merasa hal tersebut sungguh berat dan
merasa tertekan menghadapi pekerjaan dokumentasi keperawatan.
3. Kepercayaan
diri
Perasaan percaya diri perawat akan meningkat saat perawat
tersebut berhasil melakukan aplikasi komputerisasi dalam dokumentasi
keperawatan. Perawat akan merasa memiliki kemampuan lebih dari yang lain,
karena penguasaan teknologi dikaitkan dengan tingginya kemampuan sumber daya
manusia.
4. Pelatihan
Perubahan dalam dokumentasi ke sistem komputerisasi
memelukan keterampilan khusus sehingga diperlukan sebuah pelatihan untuk dapat
mengoperasikannya. Sikap negatif, tekanan waktu dan kurang percaya diri akan
dapat dikurangi dengan melakukan pelatihan secara berkala dan berkesinambungan
tentang informasi teknologi. Pelatihan ini tentunya harus dibentuk menjadi
pelatihan orang dewasa sehingga tidak memunculkan masalah baru bagi perawat.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan masukkan saran, komentar saudara, dengan ikhlas saya akan meresponnya.